Filistia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 37:
Filistia juga termasuk Jaffa (sekarang Tel Aviv) tetapi jatuh ke tangan [[Kerajaan Israel (kerajaan bersatu)|Bani Israil]] pada masa [[Raja Salomo]]. Namun, raja Filistin dari Ashkelon menaklukkan Jaffa lagi sekitar tahun 730 SM. Setelah kampanye ketiga [[Sanherib]] di Syam, [[bangsa Asyur]] memindahkan Jaffa ke [[negara kota]] [[Sidon]] di [[Bangsa Fenisia|Fenisia]], dan Filistia tidak pernah mendapatkannya kembali.<ref name="auto"/>
 
Lima Penguasa Filistin digambarkan dalam [[Alkitab Ibrani]] sebagai pemimpin yang terus-menerus bertempur dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa [[Bani Israil|Israil]], Kanaan dan Mesir, yang secara bertahap mengadopsi kebudayaan Kanaan.<ref>Library, National Public. "Philistia | National Public Library - eBooks | Read eBooks online". nationalpubliclibrary.info. Retrieved 2016-11-01.</ref>
 
Filistia diduduki oleh [[Tiglat-Pileser III]] dari [[Kerajaan Asyur Baru]] pada abad ke-8 SM. Sepanjang abad ini, sering kali atas hasutan negara tetangga Mesir, Filistia berkali-kali memberontak melawan Asyur, tetapi selalu kalah dan dipaksa membayar upeti. Gat menghilang dari sejarah setelah [[Sargon II]] mencatat penaklukannya pada tahun 711 SM, yang mungkin menunjukkan bahwa ia menghancurkan kota tersebut, tidak hanya menundukkannya. Menariknya, istilah "Filistia" tidak digunakan dalam catatan Asyur yang menceritakan kampanye mereka, hanya nama kota masing-masing, yang menunjukkan bahwa pada tahap ini orang Filistin telah terpecah belah dan menjadi negara-negara kota yang independen. Sanherib lebih lanjut melaporkan bahwa ia telah menjarah (dan mungkin membakar) sebuah "kota kerajaan di negeri Filistia yang telah direbut (dan) dibentengi oleh [[Hizkia]]".<ref>{{cite web |url=http://oracc.museum.upenn.edu/riao/qpn-x-ethnic#Q004071.8 |title=Sennacherib 1015; line 11 |publisher=ORACC}}</ref> Teks tersebut juga menyebutkan bahwa Ashkelon dijarah karena penolakannya untuk mengakui kekuasaan Asyur. Terlepas dari permusuhan orang-orang Filistin, Sanherib mencatat bahwa ia membagi tanah yang telah direbutnya dari Yehuda di antara raja-raja Ashdod, Gaza, dan Ekron, bahkan sampai membebaskan Padi, raja Ekron, dari tawanan Yehuda dan mengembalikannya ke takhta.