Baju kurung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syalom1204 (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Pakaian adat Minangkabau menggunakan HotCat |
Menambahkan gambar |
||
Baris 1:
[[Berkas:Pakaian sehari- hari wanita melayu duduk 3.jpg|jmpl|Baju kurung Melayu]]
'''Baju kurung''' ([[Jawi]]: '''باجو كوروڠ''') adalah salah satu pakaian adat [[Suku Melayu|masyarakat Melayu]] di[[Indonesia]], [[Malaysia]],Baju kurung sering diasosiasi dengan kaum [[perempuan]]. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang [[lengan]], [[Abdomen|perut]], dan [[dada]]. Pada saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan pangkal paha, tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut. Baju kurung tidak dipasangi [[kancing]], melainkan hampir serupa dengan ''t-shirt'', meski begitu tetapi baju kurung ada juga yang memiliki kancing yang jumlahnya sekitar 3 baris. Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya di[[renda]]. Beberapa bagiannya sering dihiasi [[Bordir|sulaman]] berwarna keemasan.
Baris 8 ⟶ 7:
== Sejarah Perkembangan ==
[[Berkas:Baju Basiba.jpg|jmpl|Baju basiba salah satu jenis baju kurung yang banyak dipakai oleh perempuan di Minangkabau.|al=|250x250px]]Catatan dari [[Tiongkok]] di mengabarkan bahwa masyarakat Melayu baik perempuan maupun lelaki pada abad ke-13 hanya mengenakan penutup tubuh bagian bawah. Dalam perkembangannya, perempuan Melayu memakai sarung dengan model "berkemban" yakni melilitkan sarung di sekeliling dada. Celana juga mulai dipakai, dengan model "Gunting Aceh" yaitu celana yang panjangnya hanya sedikit di bawah lutut. Baju kurung sendiri merupan pakaian adat dari suku Melayu yang dijumpai pada beberapa negara seperti Indoesia, Malaysia, Brunei Darusalam, hingga Thailand bagian selatan.<ref>{{Cite web|last=Sumitro|first=Fria|title=Mengenal Baju Adat Kesultanan Deli, Busana Jokowi di Upacara Harlah Pancasila|url=https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6750556/mengenal-baju-adat-kesultanan-deli-busana-jokowi-di-upacara-harlah-pancasila|website=detiksumut|language=id-ID|access-date=2023-11-11}}</ref>
Namun kemudian perdagangan membawa pengaruh budaya asing terutama di [[Melaka]] yang merupakan pelabuhan terkenal dan persinggahan para pedagang dari seluruh dunia. Barang-barang dari Tiongkok, India, dan [[Timur Tengah]] berdatangan. Selain perniagaan, hal ini juga memaparkan masyarakat Melayu kepada cara berpakaian orang-orang asing tersebut. Orang Melayu juga mengadopsi [[Islam]] sebagai agama mereka, dan ini memengaruhi cara berpakaian karena di dalam agama baru ini terdapat kewajiban untuk menutup aurat baik bagi perempuan maupun laki-laki. Puncaknya adalah pada tahun 1400an, di mana pakaian Melayu digambarkan dengan jelas dalam karya kesusasteraan [[Sejarah Melayu]] (''Malay Annals''). Menurut Sejarah Melayu, [[Mansur Syah dari Malaka|Sultan Mansur Shah]], penguasa keenam [[Kesultanan Melaka|Malaka]], pernah melarang wanita Melayu memakai sarung atau kain kemban dari bagian bawah dada karena tidak mencerminkan identitas seorang wanita Muslim saat itu. Di sinilah kita dapat melihat kemunculan baju kurung, di mana sudah mulai lazim bagi orang Melayu untuk memakai semacam tunik untuk menutupi tubuh mereka.
|