Kota Pekanbaru: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 50:
Pekanbaru terletak di tepian [[Sungai Siak]] dan pada awalnya merupakan sebuah kota kecil yang memiliki [[Pekan (pasar)|''pekan'' (pasar)]] yang bernama Payung Sekaki atau Senapelan. Pada abad ke-18, wilayah yang kini menjadi Pekanbaru berada pada lingkar pengaruh [[Kesultanan Siak]], dan [[Alamuddin dari Siak|Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah]] (Marhum Pekan) secara luas dianggap sebagai pendiri kota Pekanbaru modern; hari jadi kota ini ditetapkan pada tanggal 23 Juni 1784. Pekanbaru menjadi sebuah "kota kecil" pada tahun 1948 dan [[kotapraja]] pada tahun 1956, sebelum ditetapkan menjadi ibu kota provinsi [[Riau]] sebagai pengganti dari [[Tanjung Pinang]] pada tahun 1959.
 
Perekonomian Pekanbaru didukung oleh perdagangan dan pertambangan minyak bumi. Kota ini memiliki sebuah [[bandar udara internasional]], terminal bus antar kota dan antar provinsi, serta dua pelabuhan. Populasi Pekanbaru bersifat kosmopolitan, dipengaruhi oleh letak strategisnya di tengah-tengah Lintas Timur [[Jalan Raya Lintas Sumatra]]. Beberapa etnis yang memiliki populasi signifikan di kota ini antara lain adalah suku [[Orang Minangkabau|MinangkabauMelayu]], [[Orang OcuMinangkabau|Minangkabau]], [[MelayuOrang Ocu]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Orang Batak|Batak]], dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]].<ref>Zaenuddin, Dundin, (2005), ''Modal sosial dalam pengembangan budaya sipil komunitas etnik: studi kasus di [[Kota Manado]], [[Sulawesi Utara]] & [[Pekanbaru]], [[Riau]]'', Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ISBN 979-3673-69-9.</ref>
 
== Sejarah ==