Wangsa Sailendra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Prasasti Sojomerto tidak menyebut Sailendra, melainkan Selendra; dan ia tidak berasal dari abad ke-7 sehingga tidak dapat dijadikan acuan pendahulu Sailendra. Penjelasan perbedaan Selendra dan Sailendra sudah dibahas di bawah.
Paragraf ini tidak ensiklopedis, malah membuat pertanyaan sendiri. Kata-katanya seperti menyalin langsung dari sumber, meski tidak dirujuk dari mana
Baris 44:
 
Karena teori Poerbatjaraka berdasarkan Carita Parahiyangan, maka keluarga Śailendra diduga berasal dari pulau Jawa yang berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Tokoh Sanna dan Sanjaya berkaitan erat dengan sejarah [[Kerajaan Sunda]] dan [[Kerajaan Galuh]]. Mereka pada awalnya beragama Siwa seperti kebanyakan keluarga kerajaan permulaan di pulau Jawa seperti [[Tarumanagara]] dan Kalingga. Penggunaan bahasa [[Bahasa Melayu Kuno]] pada prasasti Sojomerto di Jawa Tengah serta penggunaan gelaran ''Dapunta'' menunjukkan bahwa keluarga Sailendra telah dipengaruhi bahasa, budaya, dan sistem politik Sriwijaya, hal ini menimbulkan dugaan bahwa mereka adalah ''vasal'' atau Perdikan anggota kedatuan Sriwijaya. Hal ini seiring dengan kabar penaklukan Bhumi Jawa oleh Sriwijaya sebagaimana disebutkan dalam [[Prasasti Kota Kapur]].
Berita yang berasal dari masa [[Dinasti Tang]] memberitakan tentang Kerajaan Kalingga yang disebut ''She-po'' (Jawa). Pada tahun 674 Masehi rakyat kerajaan itu menobatkan seorang wanita sebagai ratu, yaitu ''Hsi-ma'' (Ratu Sima). Ratu ini memerintah dengan baik. Mungkinkah ratu ini merupakan pewaris takhta dari Dapunta Selendra? Apabila ya, maka diperoleh urutan raja-raja yang memerintah di Mdaŋ, yaitu Dapunta Selendra (?–674 Masehi), Ratu Sima (674–703 Masehi), Mandimiñak (703–710 Masehi), R. Sanna (710-717 Masehi), R. Sañjaya (717–746 Masehi), dan Rakai Paņamkaran (746–784 Masehi), dan seterusnya.
 
== Era Kerajaan Medang ==
[[Berkas:Kalasan Temple.jpg|jmpl|150px|[[Candi Kalasan]] sebagai tempat pemujaan [[Tara (Bodhisattva)|Dewi Tara]].]]
Baris 57 ⟶ 54:
Pada masa pemerintahan raja [[Indra (raja Mataram)|Indra]] (782-812), puteranya, [[Samaratungga]], dinikahkan dengan [[Dewi Tara]], puteri [[Dharmasetu]], Maharaja Sriwijaya. Prasasti yang ditemukan tidak jauh dari [[Candi Kalasan]] memberikan penjelasan bahwa candi tersebut dibangun untuk menghormati Tara sebagai [[Bodhisattva]] wanita. Pada tahun 790, Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (Kamboja Selatan), kemudian sempat berkuasa di sana selama beberapa tahun.
 
[[Candi Borobudur]] selesai dibangun pada masa pemerintahan raja Samaratungga (812-833812–833). Borobudur merupakan monumen Buddha terbesar di dunia, dan kini menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia. Dari hasil pernikahannya dengan Dewi Tara, Samaratungga memiliki putri bernama [[Pramodhawardhani]] dan putra bernama [[Balaputradewa]]. Balaputra kemudian memerintah di Sriwijaya, maka selain pernah berkuasa di Medang, wangsa Sailendra juga berkuasa di Sriwijaya.
 
== Runtuhnya Wangsa Sailendra ==