Ekspedisi Nimrod: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual
Tag: gambar rusak
Baris 59:
 
Perintang (kemudian hari dikenal dengan sebutan [[Paparan Es Ross]]) terlihat pada tanggal 23 Januari, tetapi teluknya sudah lenyap; tepian Perintang sudah sudah banyak berubah sejak pertama kali didatangi, dan bagian yang mencakup selat sudah runtuh sehingga muncul sebuah teluk yang cukup besar, yang dinamakan [[Teluk Paus]] oleh Shackleton, tatkala melihat sekawanan besar paus yang sedang berenang di perairan teluk itu.{{sfn|Riffenburgh|pp=151–153}} Shackleton tidak mau ambil risiko melewatkan musim dingin di permukaan Perintang yang sewaktu-waktu bisa saja [[es longsor|longsor]] ke laut. Oleh karena itu ia memutuskan untuk putar haluan menuju Tanah Raja Edward VII. Sesudah berulang kali mencoba mendekati pantai Tanah Raja Edward VII, di tengah ancaman terperangkapnya kapal oleh bongkah-bongkah es yang bergerak cepat, ''Nimrod'' terpaksa urung membuang sauh. Satu-satunya pilihan Shackleton ketika itu, selain membatalkan tujuan-tujuan ekspedisi, adalah melanggar janjinya kepada Scott. Pada tanggal 25 Januari, ia memerintahkan jurumudi untuk putar haluan menuju Teluk McMurdo.{{sfn|Riffenburgh|pp=151–153}}
 
=== Tanjung Royds ===
==== Menetapkan pangkalan ====
[[File:CapeRoyds1908.jpg|thumb|Di dalam pondok Tanjung Royds Hut, musim dingin tahun 1908. Tampak di foto adalah Shackleton (kiri, belakang), Armytage (berdiri, belakang), Adams (mengisap pipa cangklong), Wild (sedang menangani eretan) dan Joyce (ujung kanan, depan). Selembar poster iklan [[korset]] wanita tergantung di tembok.]]
 
Begitu tiba di Selat McMurdo pada tanggal 29 Januari 1908, pergerakan ''Nimrod'' ke selatan menuju pangkalan ''Discovery'' di [[Hut Point]] terkendala oleh membekunya air di permukaan laut. Shackleton memutuskan untuk menunggu dengan harapan es akan pecah dalam dalam satu dua hari ke depan. Selama pelayaran ditunda, mualim dua Aeneas Mackintosh mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada mata kanannya. Sesudah dioperasi secara darurat oleh Marshall dan Mackay, ia terpaksa harus meninggalkan rombongan dan pulang ke Selandia Baru bersama ''Nimrod''. Sesudah merasa cukup sehat, ia kembali bersama ''Nimrod'' pada musim berikutnya.{{sfn|Shackleton|pp=52–53}}
 
Pada tanggal 3 Februari, Shackleton memutuskan untuk mendirikan markas di tempat pendaratan terdekat yang bisa dicapai, yaitu [[Cape Royds]], ketimbang membuang-buang waktu menunggu es beringsut. Kapal akhirnya membuang sauh di perairan Cape Royds malam itu juga, dan dipilihlah tempat yang cocok untuk mendirikan pondok siap-rakit. Tempat itu dipisahkan dari Hut Point oleh laut sejauh {{convert|20|nmi|km mi|}}, tanpa jalur darat ke selatan. Shackleton yakin bahwa rombongannya "beruntung mendapatkan perteduhan musim dingin yang sedekat ini dengan titik anjak kita ke selatan."{{sfn|Shackleton|pp=52–56}}
 
Hari-hari selanjutnya dimanfaatkan untuk memunggah persediaan dan peralatan. Kegiatan tidak dapat berjalan lancar lantaran buruknya cuara dan tindakan berhati-hati Nakhoda England, yang berulang kali menjauhkan kapal ke tengah perairan teluk sampai kondisi es di medan pendaratan ia anggap cukup aman.{{sfn|Riffenburgh|pp=161–167}} Keadaan yang sama berulang selama empat belas hari selanjutnya, sampai-sampai menimbulkan perselisihan yang tajam di antara Shackleton dan sang nakhoda. Shackleton sampai-sampai meminta England untuk mengundurkan diri dengan alasan sakit, tetapi ditolak England. Menurut uraian Riffenburgh, kegiatan pemunggahan itu "susahnya setengah mati"{{sfn|Riffenburgh|pp=161–167}} tetapi akhirnya tuntas pada tanggal 22 Februari. ''Nimrod'' akhirnya berlayar ke utara. Tanpa sepengetahuan England, masinis kapal Harry Dunlop membawa sepucu surat dari Shackleton yang dialamatkan kepada agen ekspedisi di Selandia Baru, berisi permohonan penggantian nakhoda untuk pelayaran pulang tahun depan. Hal ini sudah menjadi rahasia umum di antara anggota rombongan di darat. Marshall mencatat di dalam buku hariannya bahwa ia "gembira tidak lagi melihat [England] ... semua itu cuma bikin malu nama negara saja!"{{sfn|Riffenburgh|pp=170–171}}
 
== Baca juga ==