Ekspedisi Nimrod: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 64:
Begitu tiba di Selat McMurdo pada tanggal 29 Januari 1908, pergerakan ''Nimrod'' ke selatan menuju pangkalan ''Discovery'' di [[Hut Point]] terkendala oleh membekunya air di permukaan laut. Shackleton memutuskan untuk menunggu dengan harapan es akan pecah dalam dalam satu dua hari ke depan. Selama pelayaran ditunda, mualim dua Aeneas Mackintosh mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada mata kanannya. Sesudah dioperasi secara darurat oleh Marshall dan Mackay, ia terpaksa harus meninggalkan rombongan dan pulang ke Selandia Baru bersama ''Nimrod''. Sesudah merasa cukup sehat, ia kembali bersama ''Nimrod'' pada musim berikutnya.{{sfn|Shackleton|pp=52–53}}
Pada tanggal 3 Februari, Shackleton memutuskan untuk mendirikan markas di tempat pendaratan terdekat yang bisa dicapai, yaitu [[
Hari-hari selanjutnya dimanfaatkan untuk memunggah persediaan dan peralatan. Pekerjaan tersendat-sendat lantaran buruknya cuara dan tindakan berhati-hati Nakhoda England, yang berulang kali menjauhkan kapal ke tengah perairan teluk sampai kondisi es di medan pendaratan ia anggap cukup aman.{{sfn|Riffenburgh|pp=161–167}} Keadaan yang sama berulang selama empat belas hari, sampai-sampai timbul perselisihan tajam di antara Shackleton dan England. Shackleton bahkan sempat meminta England untuk mengundurkan diri dengan alasan sakit, tetapi ditolak si nakhoda. Menurut uraian Riffenburgh, kegiatan pemunggahan itu "susahnya setengah mati"{{sfn|Riffenburgh|pp=161–167}} tetapi tuntas juga pada tanggal 22 Februari. ''Nimrod'' akhirnya berlayar ke utara, dan tanpa sepengetahuan England, masinis kapal, Harry Dunlop, membawa serta sepucuk surat dari Shackleton yang ditujukan kepada agen ekspedisi di Selandia Baru, berisi permohonan penggantian nakhoda untuk pelayaran pulang tahun depan. Hal ini sudah menjadi rahasia umum di antara sesama anggota rombongan di darat. Marshall mencatat di dalam buku hariannya bahwa ia "gembira tidak usah lagi melihat batang hidungnya [England] ... itu semua cuma bikin malu nama negara saja!"{{sfn|Riffenburgh|pp=170–171}}
|