Prasasti Paradah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 2:
| name = Prasasti Paradah
| image = [[File:Prasasti Paradah Siman.jpg|300px]]
| image_caption = ''Prasasti
| material = Batu Andesit
| size =
Baris 13:
}}
'''Prasasti
Kondisi prasasti cukup baik dan terawat karena aksaranya masih terlihat jelas. Isinya menyebutkan tahun pembuatan, yaitu 865 [[Saka]] atau 943 [[Masehi]]. Oleh '''Sri Maharaja Rakai Hino Dyah Sindok Sri Isanawikrama Dharmottungadewawijaya''' atau [[Mpu Sindok]] raja [[kerajaan Medang]] ''Periode Jawa Timur'' sekitar tahun 929–947 masa pemerintahan Mpu Sindok masih terpaut jauh dari masa [[kerajaan Kadiri]], sehingga prasasti Paradah tercatat sebagai prasasti sejarah masa pra-Kadiri. Meskipun demikian, nama Kadiri telah lebih dahulu dikenal dalam prasasti Harinjing pada tahun 726 Saka atau 804 yang berasal dari masa pemerintahan '''[[Dyah Tulodhong|Maharaja Rakai Layang Dyah Tulodhong]]''' raja Medang ''periode Jawa Tengah'', pada prasasti Paraḍaḥ (943 M) terdapat kalimat:
{{cquote|"...kita prasiddha maŋrakṣa kaḍatwan rahyaŋta i mḍaŋ i bhūmi matarām i watugaluh..."}}
Terjemahan inskripsi: (wahai sekalian] engkau (yang mulia), yang melindungi kedaton leluhurmu di Medang, di bumi Mataram yang terletak di Watugaluh...") (Brandes, 1913: 100).
Frasa ini mengungkapkan nama kerajaan. Ini menunjukkan bahwa nama '''Mdang''' sudah digunakan pada periode Jawa Tengah sebelumnya. Ungkapan '''mḍaŋ i bhūmi mātaram''' berarti '''Medang di tanah Mataram''', yang berarti Medang adalah nama [[kedatuan]] dengan pusatnya di tanah [[Mataram]]. Makna kita prasiddha di sini [[plural]], sehingga rahyaŋta boleh jadi merujuk kepada para leluhur yang meninggal di Mataram.<ref>https://damarinfo.com/jejak-mbedander-di-era-kerajaan-mataram-kuno/</ref>
Di dalam prasasti Paradah disebutkan tentang anugerah status sima di Desa Paradah, wilayah atau Watak Paradah. Nama ''Paradah'' ini masih terabadikan sebagai salah satu nama Dusun di Desa Siman yang bernama Dusun Bogorpradah. Isi prasasti adalah perintah agar tanah sawah yang terletak di sebelah utara sungai di Desa Paradah dijadikan [[sima]] atas bangunan suci untuk Hyang Dharmmakamulan. Hyang Dharmmakamulan sendiri bisa diartikan sebagai leluhur yang telah mangkat.
|