Ki Ageng Sela: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual
 
Baris 19:
}}
 
'''Ki Ageng Sela''' atau '''Kiyai Ngabdurahman''' adalah tokoh spiritual dari [[Selo, Tawangharjo, Grobogan|Sela]] yang hidup di masa [[Kerajaan Demak|Kesultanan Demak]]. Ia dikenal dengan kesaktiannya sebagai tokoh yang mampu menaklukkan petir.
 
== Awal kehidupan ==
Ki Ageng Sela memiliki nama kecil Bagus Songgom, keturunan [[Ki Getas Pandawa]]. Ia hidup di masa KerajaanKesultanan Demak. Tepatnya pada masa kekuasaan Sultan Trenggana, awal abad ke-16. Dia lahir sekitar akhir abad-15 atau awal abad ke-16.
 
Ki Ageng Sela pernah ditolak menjadi anggota prajurit tamtama KerajaanKesultanan Demak. Karena dalam ujian mengalahkan banteng, dia memalingkan kepalanya, ketika akibat pukulannya, darah yang menyembur dari kepala banteng, mengenai matanya. Karena memalingkan kepalanya itu, dia dipandang tidak tahan melihat darah, dan karena itu tidak memenuhi syarat. Penolakan itu membuat Ki Ageng Sela kecewa. Bila cita-cita ini tidak dapat tercapai olehnya sendiri, maka dia mengharapkan keturunannya nanti menjadi seorang pemimpin yang pemberani.
 
Ki Ageng Sela bertempat tinggal di sebuah desa di sebelah timur Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Ia hidup berprofesi sebagai petani yang gemar memperdalam ilmu agama dan tumbuh sebagai seorang yang religius. Di kemudian hari ia benar-benar menjadi orang yang berpengaruh. Desa tempatnya tinggal bernama desa Sela. Nama Sela berkaitan dengan keberadaan bukit/gunung berapi, dan merupakan sumber banyak garam dan api abadi yang terdapat dari wilayah Grobogan. Di desa tersebut juga Ki Ageng Sela meninggal dan dimakamkan.