Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
Baris 46:
}}
 
'''Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat''' (atau biasa disingkat '''[[TNI Angkatan Darat]]''' atau '''[[TNI-AD]]''') adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari [[Tentara Nasional Indonesia]] ([[TNI]]) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di darat.<ref>{{Cite web|title=Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019–Paralegal.id|url=https://paralegal.id/peraturan/peraturan-presiden-nomor-66-tahun-2019/|website=paralegal.id|language=id-ID|access-date=2022-09-20}}</ref>
 
[[TNI Angkatan Darat]] dibentuk pada tanggal [[15 Desember]] [[1945]] berdasarkan [[Hari Juang Kartika]]
 
Kekuatan [[TNI-AD]] saat ini terdiri dari 3 komando utama (kotama) pembinaan yaitu [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat]] ([[Kostrad]]), [[Komando Pasukan Khusus]] ([[Kopassus]]), dan [[Komando Daerah Militer]] ([[Kodam]]).
 
Selain komando utama operasi, [[TNI-AD]] juga memiliki komando pendidikan yang mendidik para perwira dan calon [[perwira]] di [[Akademi Militer]] ([[Akmil]]), [[Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat]] ([[Secapaad]]), [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat]] ([[Seskoad]]), dan komando utama pengembangan dan doktrin yaitu [[Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat]] ([[Kodiklatad]]).
 
== Sejarah ==
Cikal bakal lahirnya [[TNI]] pada awal kemerdekaan [[Indonesia]] dimulai dari penggabungan kekuatan bersenjata yang berasal dari para tokoh pejuang bersenjata, baik dari hasil didikan [[Kekaisaran Jepang]] ([[Pembela Tanah Air|PETA]]), [[Belanda]] ([[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]]), maupun mereka yang berasal dari laskar rakyat. Hasil penggabungan ini menghasilkan sebuah lembaga yang bernama [[Badan Keamanan Rakyat]] ([[BKR]]), yang kemudian berturut-turut berganti nama menjadi [[Tentara Keamanan Rakyat]] ([[TKR]]), [[Tentara Keselamatan Rakyat]] (juga TKR), [[Tentara Republik Indonesia]] ([[TRI]]) dan [[Tentara Nasional Indonesia]] ([[TNI]]).
 
Pada masa [[Orde Baru]], [[Tentara Nasional Indonesia]] ([TNI]]) digabung dengan [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]] ([[Polri]]). Penggabungan ini membentuk sebuah badan dengan nama [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] ([[ABRI]]). Berdasarkan [[s:Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/MPR/2000|Ketetapan MPR No. VI/MPR/2000]] kembali menggunakan nama [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI[[TN]]I) setelah pemisahan peran antara [[TNI]] dan [[Polri]].
 
Sejak kelahirannya, [[TNI]] menghadapi berbagai tugas dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan [[Pancasila]] dan [[UUD]] Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
=== Mempertahankan [[kemerdekaan]] ===
Segera setelah [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945]] Bangsa Indonesia menghadapi Sekutu/Belanda yang berusaha menjajah kembali bangsa [[Indonesia]]. Kedatangan kembali Sekutu/Belanda mendapat perlawanan kekuatan TNI bersama rakyat. Perlawanan tersebut menimbulkan pertempuran yang terjadi di mana-mana, seperti di [[Semarang]] (1945), [[Palagan Ambarawa|Ambarawa]] (1945), [[Peristiwa 10 November|Surabaya]] (1945), [[Bandung Lautan Api|Bandung]] (1946), [[Pertempuran Medan Area|Medan]] (1947), [[Pertempuran Palembang|Palembang]] (1947), [[Puputan Margarana|Margarana]] (1946), [[Pertempuran Manado|Manado]] (1946), [[Sanga-Sanga]] (1947), [[Agresi Militer Belanda I]] (1947), [[Agresi Militer Belanda II]] (1948), dan [[Serangan Umum 1 Maret 1949]].