Syafaat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Skolarda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
== Pengertian ==
'''Syafaat''' (bahasa Arab: شفاعة) adalah usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu bahaya bagi orang lain. Syafaat disebutkan pertama kali dalam [[Al-Qur'an]] pada surat [[Surah Al-Baqarah|Al Baqarah]] ayat 48. Dalam ayat tersebut terdapat perintah [[Allah]] kepada [[Bani Israil]] untuk ber[[Takwa|taqwa]] dengan alasan di [[akhirat]] nanti tidak akan ada syafaat (pertolongan) dari siapapun kecuali amal manusia masing-masing. Syafaat hakikatnya adalah [[doa]], atau memerantarai orang lain untuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan. Atau dengan kata lain syafaat adalah memintakan kepada [[Allah]] di akhirat untuk kepentingan orang lain. Dengan demikian meminta syafaat berarti meminta doa, sehingga permasalahan syafaat ialah sama dengan doa.
 
{{main|Perantaraan}}
Syafaat ada bermacam macam, diantaranya ada yang khusus dilakukan oleh [[Nabi Muhammad|Nabi Muhammad ﷺ]], yaitu syafaat bagi manusia ketika di padang [[Mahsyar]] dengan memohon kepada [[Allah]] agar segera memberikan keputusan [[hukum]] bagi mereka, syafaat bagi calon penduduk [[surga]] untuk bisa masuk surga, syafaat bagi pamannya yaitu [[Abu Thalib]] untuk mendapat keringanan [[Azab|adzab]].
 
'''Syafaat''' ({{lang-ar|شفاعة}}) dalam [[Islam]] adalah usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu bahaya bagi orang lain yang berdosa.
Ada pula syafaat yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ maupun para pemberi syafaat lainnya, yaitu: Syafaat bagi penduduk [[surga]] untuk mendapatkan tingkatan surga yang lebih tinggi dari sebelumnya, syafaat bagi mereka yang seimbang antara amal salehnya dengan amal buruknya untuk masuk surga, syafaat bagi mereka yang amal buruknya lebih berat dibanding amal salehnya untuk masuk surga, syafaat bagi pelaku [[dosa]] besar yang telah masuk [[neraka]] untuk berpindah ke surga, syafaat untuk masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab
 
Kata tersebut berasal dari kata ''syaf‘'' ({{lang|ar|شَّفْعُ}}) yang bermakna "genap". Maksudnya, orang yang memberi syafaat melengkapi apa saja yang telah dicapai oleh orang lain.<ref name="Tabataba'i">{{cite book|last1=Tabataba'i|first1=Muhammad Husayn|date=1983|title=al-Mīzãn; An Exegesis of the Qur'ãn|location=Beirut|publisher=World Organization for Islamic Services|pages=264–293|translator=Sayid Saeed Akhtar Rizvi|author-link=Muhammad Husayn Tabataba'i}}</ref> Oleh karena itu, syafaat adalah bentuk doa kepada Allah yang dilakukan oleh orang yang dekat dengan-Nya atas nama umat beriman yang mencari pembebasan dari azab.<ref name="Dakake">{{cite book|last1=Dakake|first1=Maria Massi|title=The Charismatic Community Shi˜ite Identity in Early Islam|location=Albany|publisher=State University of New York Press|editor=Seyyed Hossein Nasr|pages=132–137, 172–173}}</ref><ref name="Qazvini">{{cite web|last1=Al-Qazwini|first1=Sayyid Moustafa|date=9 January 2013|title=Inquiries About Shi'a Islam|url=http://www.al-islam.org/inquiries-about-shia-islam-sayyid-moustafa-al-qazwini/introduction|website=Islam.org|publisher=The Islamic Educational Center of Orange County}}</ref>
Dalam keyakinan [[Suni|Sunni]], tersebut suatu kisah di akhirat nanti umat [[manusia]] akan meminta syafaat kepada para nabi. Akan tetapi dari [[Nabi Adam]] sampai [[Isa]] tidak ada yang bersedia memberikan syafaat. Para nabi tersebut merekomendasikan kepada umat manusia untuk meminta syafaat kepada [[Nabi Muhammad]], sebab hanya dia yang diberi izin untuk memberikan syafaat. Maka kita sebagai umat [[Islam]] diwajibkan untuk meminta syafaat kepadanya. Orang-orang yang akan mendapatkan syafaat adalah orang-orang [[tauhid]]. Ketika [[Rasulullah]] ditanya, siapakah yang akan mendapatkan syafaatmu? Dia menjawab, "yang akan mendapatkan syafaat ku adalah orang yang mengucapkan "''[[Syahadat|La Ilaha Illalah]]''". Syafaat tidak hanya di akhirat saja, akan tetapi juga di dunia sebab pertolongan tidak hanya di [[akhirat]].
 
Terdapat pertentangan mengenai siapa yang boleh menjadi perantara dengan Tuhan serta memberi syafaat. Ada yang berpendapat bahwa para pendukung [[Wahhabisme]] mengingkari syafaat Muhammad,<ref name="Qazvini" /> sementara pihak yang lain bersikeras bahwa mereka hanya menentang permohonan syafaat dari “orang yang telah meninggal dan sejenisnya”.<ref>{{cite web|title=Do Wahhabis deny Shafa'ah (intercession)|url=https://alsalafiyyah.github.io/wahhabism/do-wahhabis-deny-intercession/|website=Salafiyya|access-date=28 April 2022}}</ref> Masalah lainnya adalah apakah menjadikan seorang wali sebagai perantara kepada Allah "dengan permintaan tertentu" adalah [[halal]] (diperbolehkan) atau "perbuatan mengada-adakan perkara baru ([[Bid'ah|bidʻah]])".<ref name="Heck-2012">{{cite journal|last1=Heck|first1=Paul L.|date=2012|title=An Early Response to Wahhabism from Morocco: The Politics of Intercession|journal=Studia Islamica|volume=107|issue=2|pages=235–254|doi=10.1163/19585705-12341247|doi-access=free}}</ref>Persoalan lainnya adalah apakah permohonan doa syafaat berisiko membuat orang semakin berani melakukan dosa, hal ini harus dianggap sebagai secercah harapan yang membawa orang-orang berdosa kembali ke jalan yang benar setelah mereka berbuat salah terhadap diri mereka sendiri.<ref name="Sobhani">{{cite book|last1=Sobhani|first1=Ayatollah Ja'far|date=2001-09-27|title=doctrines of shii islam; A Compendium of Imami Beliefs and Practices|location=London|publisher=I.B.Tauris Publishers|isbn=978-1-86064-780-2|editor=Reza Shah-Kazemi|pages=132–137|translator=Reza Shah-Kazemi}}</ref>
== Hukum Meminta Syafaat ==
 
Kata syafaat pada Hari Pembalasan muncul 29 kali pada Al-Qur'an, tetapi tak ada satu pun yang secara spesifik menyebutkan Muhammad atau "nabi" sebagai pemberi syafaat. Meskipun demikian, kepercayaan terhadap syafaat Muhammad adalah ajaran yang ada dalam Sunni dan Syiah serta didukung oleh hadis. Syiah juga memperluas gagasan syafaat dengan memasukkan [[Dua Belas Imam]] dan “sahabat dekat Tuhan” lainnya (Awliya)
Setelah kita memahami hakikat syafaat, hendaknya kita meminta syafaat hanya kepada [[Allah]]. Dalam kepercayaan agama Islam, syafaat hanya diberikan oleh Allah. Barangsiapa yang meminta syafaat kepada selain Allah, pada hakekatnya dia telah berdoa kepada selain [[Allah]]. Ini merupakan salah satu bentuk [[syirik]], meskipun dia meminta kepada Nabi shalallhu ‘alaihi wa sallam. Semisal, Â salah ketika orang yang meminta syafaat mengatakan Â: “Wahai Nabi, berilah aku syafaat”, atau “Wahai Nabi, syafaatilah aku”.
 
None of the 29 mentions of ''Shafa'ah'' on the Day of Judgement in the Quran specifically include Muhammad or "the office of prophethood". Nonetheless belief in the intercession of [[Muhammad]] is a doctrine of both Sunnis and Shiites supported by hadith. Shia also extend the idea of mediation to include [[The Twelve Imams]] and other "[[Awliya|intimate friends of God]]" (Awliya).<ref name="Dakake" /><ref name="Sobhani" />
Syafaat hanya milik [[Allah]] dan [[Nabi]] tidak bisa memberikan syafaat tanpa [[ridho]] dan izin dari-Nya. Sehingga, tidak boleh meminta syafaat kepada makhluk, termasuk kepada [[Nabi]] sekalipun. Mengapa? Karena meminta syafaat adalah termasuk [[doa]] permintaan. Seseorang yang meminta syafaat kepada selain [[Allah]] berarti dia telah berdoa kepada selain [[Allah]]. Doa adalah ibadah yang harus ditujukan kepada [[Allah]] dan tidak boleh ditujukan kepada selain-Nya. Barang siapa yang beribadah kepada selain [[Allah]] dia telah melakukan [[syirik]] besar. Demikian pula bagi orang yang meminta syafaat kepada selain Allah.
 
Popular belief among Muslims is that "all but the most sinful" Muslims will be saved by Muḥammad's intercession and God's mercy at "the final time".<ref name="JISYYHIU1981:81">[[Syafa'at#JISYYHIU1981|Smith & Haddad, ''Islamic Understanding'', 1981]]: p.81</ref>
 
== Lihat pula ==
 
* [[Tawasul]]
 
== Catatan kaki ==
{{Notelist|2}}
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
 
* {{cite book|last1=Smith|first1=Jane I.|last2=Haddad|first2=Yvonne Y.|date=1981|url=https://vdoc.pub/download/the-islamic-understanding-of-death-and-resurrection-1fa354cla15g|title=The Islamic Understanding of Death and Resurrection''|location=Albany, N Y|publisher=SUNY Press|ref=JISYYHIU1981}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Hukum Islam]]