Paus Fransiskus: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 536:
Paus Fransiskus sering dituduh oleh kaum konservatif memiliki "titik lemah" bagi gerakan populis sayap kiri.<ref>Mahoney, Daniel (6 February 2020). "Pope Francis, Wayward Shepherd". National Review. Retrieved 8 February 2020.</ref> Setelah kunjungan Fransiskus ke Kuba pada tahun 2015, sejarawan Katolik Yale Carlos Eire mengatakan bahwa Paus Fransiskus memiliki "pilihan preferensial untuk para penindas" di Kuba.<ref>Eire, Carlos (24 September 2015). "When Francis Came to Cuba | Carlos Eire". First Things. Retrieved 8 February 2020.</ref> Namun demikian, Paus Fransiskus tetap memusuhi populisme sayap kanan.<ref>De Souza, Raymond (28 November 2019). "Why did Evo Morales find such favour at the Vatican?". Catholic Herald. Retrieved 8 February 2020.</ref>
 
Paus Fransiskus mendukung perjanjian Vatikan-Tiongkok, yang dimaksudkan untuk menormalkan situasi umat Katolik Tiongkok,<ref>"China Is Already Breaking Its Vatican Deal". Foreign Policy. 17 September 2020.</ref> yang dikritik oleh Kardinal [[Joseph Zen]] sebagai langkah menuju "pemusnahan" [[Gereja Katolik di Tiongkok]].<ref>"cardinal-zen-the-vatican-is-badly-mishandling-china-situation". cruxnow.com. 26 October 2018. Retrieved 8 February 2020.</ref><ref>Sainsbury, Michael (9 December 2019). "Cardinal Zen targets Vatican silence on China, Hong Kong – La Croix International". La Croix. Retrieved 8 February 2020.</ref> Menteri Luar Negeri A.S. [[Mike Pompeo]] berkata bahwa bekerja sama dengan [[Partai Komunis Tiongkok]] membahayakan otoritas moral Paus.<ref>"Pompeo Calls On Pope Francis to Defend Religious Freedom in China". The Wall Street Journal. 30 September 2020.</ref> Pada September 2020, Pompeo mendesak Paus Fransiskus untuk menentang [[Hak asasi manusia di Tiongkok|pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok]].<ref>"Rebuffed by Vatican, Pompeo Assails China and Aligns With Pope's Critics". The New York Times. 30 September 2020. Archived from the original on 30 September 2020.</ref> Pada bulan November, FrancisPaus Fransiskus menyebut minoritas Uyghur China di antara daftar orang-orang yang teraniaya di dunia. Dia menulis: "Saya sering memikirkan orang-orang yang teraniaya: [[Rohingya]] [Muslim di Myanmar], [[Uighur]] yang malang, [[Yazidi]]—apa yang [[ISIS]] lakukan terhadap mereka benar-benar kejam—atau orang Kristen di [[Mesir]] dan [[Pakistan]] yang terbunuh oleh bom yang meledak saat mereka berdoa di gereja." [[Zhao Lijian]], juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, mengatakan pernyataan Paus Fransiskus "tidak memiliki dasar faktual sama sekali".<ref>"China dismisses Pope Francis's comments about persecution of Uighurs". The Guardian. 25 November 2020.</ref>
 
[[File:Donald Trump Pope Francis Melania Trump in 2017.jpg|left|thumb|Paus Fransiskus bersama Presiden AS [[Donald Trump]] dan Ibu Negara [[Melania Trump|Melania]] pada tahun 2017]]