Sunario Sastrowardoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Swarabakti (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 54:
 
=== Riwayat Pendidikan ===
'''Pada tahun [[1908]], Sunario masuk ke ''Frobelschool''''' (sekolah taman kanak-kanak) '''di [[Madiun]]'''. Di [[sekolah]] tersebut, ia diajar oleh guru-guru wanita yang bernama ''Mejuffrouw'' Acherbeek dan ''Mejuffrouw'' Tien.
 
'''Setelah ia lulus dari ''Frobelschool'', ia masuk ke ''Europeesche Lagere School'' ([[ELS]]), yang merupakan [[Sekolah Dasar]] di [[Madiun]] tahun [[1909]] - [[1916]],''' Sunario tinggal di rumah kakeknya yang merupakan pensiunan Mantri Kadaster yang bernama Sastrosentono. Sunario termasuk murid yang cerdas dan tidak pernah tinggal kelas yang membuat orang tuanya bangga.
 
'''Setelah menyelesaikan pendidikan di ELS, Sunario melanjutkan sekolahnya ke [[MULO]], yang merupakan singkatan dari ''Meer Uitgebreid Lager Onderwijs'' (sejenis dengan [[Sekolah Menengah Pertama]]) di [[Madiun]]'''. Ia bersekolah disini hanya 1 tahun, '''dan pada tahun [[1917]] ia pindah ke ''Rechtschool'' (setingkat dengan SMK/Sekolah Menengah Kejuruan Hukum) di [[Batavia]].''' Di Batavia, ia tinggal di rumah pamannya, yang bernama Kusman dan Kunto. Di ''Rechschool'', ia belajar hukum dan belajar [[bahasa Prancis]]. '''Sewaktu ia bersekolah disitu, ia menjadi anggota [[Jong Java]].'''<ref>M.D., Sagiman. [[1993]]. ''90 Tahun Prof. Mr. Sunario, Manusia Langka Indonesia''. Jakarta: PT Rosda Jayaputra Jakarta.</ref>
 
Setelah ia menyelesaikan pendidikannya di ''Rechtschool'', ia melanjutkan pelajarannya ke [[Belanda]]. Ia berangkat ke Belanda dengan biaya sendiri dengan menaiki kapal sampai ke [[Genoa]], lalu meneruskan perjalanan dengan kereta api ke [[Brussel]], [[Belgia]] dan menginap disana semalam. Setelah itu, ia pergi ke [[Den Haag]] dan mengganti kereta api menuju [[Leiden]]. Di Leiden, ia diterima di [[Universitas Leiden]] dan mengikuti kuliah doktoral, sehingga pada tahun [[1925]] ia meraih gelar ''Mr.'' atau ''Meester in de Rechten'' yang artinya ahli dalam ilmu hukum. Ia menerima ijazah pada tanggal [[15 Desember]] dan ditandatangani oleh Prof. C. van Vollenhoven dan Prof. N.Y. Krom. Selama di [[Belanda]], ia menjadi anggota [[Perhimpunan Indonesia]].