Maluku: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan VisualEditor |
k Mengembalikan suntingan oleh Angel Keleyan (bicara) ke revisi terakhir oleh RaFaDa20631 Tag: Pengembalian |
||
Baris 111:
[[Berkas:Defeat of the Portuguese at Amboina.jpg|kiri|jmpl|Belanda dan Hitu menaklukkan Portugis di Ambon pada 1605.]]
Belanda pertama kali menginjakaan kakinya di Maluku pada 1599 di bawah pimpinan [[Wybrand van Warwijck]] dengan mengunjungi Ambon dan Banda.{{Sfn|Brown|2004|p=179}}{{Sfn|Widjojo|2009|p=16}} Kedatangan Belanda disusul [[Kerajaan Inggris|Inggris]] yang datang di bawah pimpinan [[James Lancaster]] pada 1601.{{Efn|[[Kerajaan Inggris|Inggris]] telah datang sebelumnya ke Maluku. Inggris menjadi bangsa Eropa ketiga yang menginjakkan kakinya di Maluku, yakni pada 1579 di bawah pimpinan [[Francis Drake]]. Pada kala itu, Inggris mengunjungi Banda dan [[Pulau Buru|Buru]].{{sfn|1=Drake|2=Fletcher|3=1854|p=177}}}} Mereka membangun loji di Banda.{{Sfn|Widjojo|2009|p=11}} Setahun setelahnya, [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) dibentuk.{{Efn|Dalam peranan selanjutnya, VOC akan bertindak seperti negara. VOC diizinkan mendirikan benteng, mengangkat gubernur, memiliki tentara, dan membuat perjanjian dengan penguasa asing di Asia atas nama [[Republik Belanda]].{{sfn|1=Widjojo|2=2009|p=14}} VOC memiliki semacam kedaulatannya sendiri. Dengannya, VOC dapat mengadministrasi wilayah taklukannya sesuka hatinya.{{sfn|1=Widjojo|2=2009|p=19}}}}{{Sfn|Widjojo|2009|p=13}} Persaingan Inggris-Belanda pun terjadi pasca Inggris yang kini datang sebagai [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Perusahaan Hindia Timur Inggris]] tiba kembali di Maluku pada 1604.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=|pp=54–55}} Namun, setahun setelahnya, Portugis menyerah tanpa perlawanan kepada Belanda di Ambon pada 1605 dan segera meninggalkan Maluku.{{Sfn|Widjojo|2009|p=11, 19}} Sejak itu, Ambon menjadi pusat VOC di Nusantara sebelum pindah ke [[Batavia]] pada 1619.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=54, 58}} VOC sempat mengizinkan Inggris mendirikan kantor dagang di Ambon pada 1920 karena urusan diplomatik, meski Inggris harus meninggalkan Maluku pada 1623 setelah [[Pembantaian Amboyna]] terjadi.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=56}} Monopoli VOC menimbulkan perlawanan dari penghasil setempat dalam bentuk penyelundupan. Hal inilah yang menyebabkan [[Penaklukan Kepulauan Banda oleh Belanda|Pembantaian Banda oleh VOC]] pada 1621 dan kekerasan VOC terhadap Ambon-[[Kepulauan Lease|Lease]] yang berakhir menjadi [[Perang Ambon]] pada 1624–1658 di mana banyak rakyat Maluku dijadikan budak.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=57}}{{Sfn|Widjojo|2009|p=1, 20}}
VOC yang menerapkan kebijakan [[Pelayaran Hongi|pelayaran hongi]] dan [[ekstirpasi]] membatasi penanaman cengkih hanya di Ambon-Lease setelah [[Perang Huamual]] antara Huamual dan VOC-Ternate berakhir pada 1658.{{Sfn|Widjojo|2009|p=|pp=20–21}} VOC benar-benar menjadi kekuatan terdepan Eropa di Maluku setelah Spanyol diusir dari [[Kota Tidore Kepulauan|Tidore]] dengan bantuan VOC pada 1663.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
Sebagai jajahan VOC, Kepulauan Maluku terbagi menjadi tiga kegubernuran: [[Kegubernuran Ambon|Ambon]], [[Kegubernuran Kepulauan Banda|Kepulauan Banda]], dan [[Kegubernuran Ternate|Ternate]].{{Sfn|Widjojo|2009|p=1}}
==== Masa penjajahan britania raya ====
|