Ali Sastroamidjojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pitchrigi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 75:
 
Seusai [[Perang Dunia II]], Ali meneruskan aktivitasnya di lapangan politik dan pemerintahan, antara lain menjadi Menteri Pengajaran dalam [[Kabinet Amir Sjarifuddin I]] (Juli 1947) dan [[Kabinet Hatta]] (Januari 1948). Ia kemudian menjabat sebagai wakil ketua delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan [[Belanda]] (Februari 1948) dan menjadi anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan [[Konferensi Meja Bundar]]. Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, ia diangkat menjadi [[Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat|Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko]] (1950–1955). Selain itu, ia juga diangkat menjadi Ketua Umum [[Konferensi Asia Afrika]] di [[Kota Bandung]] pada 1955, wakil tetap Indonesia di [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB) (1957–1960), dan menjadi Ketua Umum PNI (1960–1966)
 
Ali Sastroamidjoyo memimpin sebagai perdana menteri dalam [[kabinet Ali Sastroamidjojo I]] dan [[kabinet Ali Sastroamidjojo II]] dalam periode yang berbeda, yaitu sejak 31 Juli 1953 hingga 24 Juli 1955 untuk kabinet pertama, dan untuk kabinet Ali Sastroamidjoyo ke-2 dari 24 Maret 1954 sampai dengan 14 Maret 1957. Beberapa program kerja yang terkenal dalam kedua kabinet ini adalah memberikan hak otonomi untuk daerah, normalisasi [[Hubungan Belanda dengan Indonesia|hubungan Indonesia dengan Belanda]], mengupayakan pembebasan [[Papua (wilayah Indonesia)|Irian Barat]], dan membatalkan hasil [[Konferensi Meja Bundar]].<ref>{{Cite web|last=Wenny|first=Raras|title=Sejarah Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dan 2|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/09/15/sejarah-kabinet-ali-sastroamidjojo-1-dan-2|website=www.goodnewsfromindonesia.id|language=id-ID|access-date=2023-11-21}}</ref>
 
== Wafat ==