Majalengka, Majalengka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Tata bahasa dan beberapa informasi tambahan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
3mdedede (bicara | kontrib)
k Legenda Masyarakat: menghapus kata menjadi kalimat efektif
Baris 38:
 
== Legenda Masyarakat ==
Masyarakat Kabupaten Majalengka ternyata memiliki banyak mitos sebagai upaya memperkaya khasanah kebudayaan suatu masyarakat dan tingkat perkembangan pola pemikiran atau mentalitas masyarakat pada suatu periode. Mitos-mitos itu antara lain terkait pada asal-usul nama tempat atau daerah, benda dan budaya. Mitos yang menceritakan tentang asal usul nama Majalengka. Cerita asal-usul nama Majalengka berkaitan dengan Wawacan Sejarah Karatuan Sindangkasih antara lain menceriterakan bahwa pada akhir abad ke-15 daerah Sindangkasih diperintah oleh seorang ratu yang bernama Nyi Rambutkasih.
 
Dalam penelitiannya Nina Lubis (2012) menceritakan berdasarkan cerita rakyat menerangkan bahwa Sang Ratu Rambut Kasih merupakan keturunan Prabu Siliwangi sehingga masih bersaudara dengan Nyi Rarasantang, Prabu Kiansantang, dan Prabu Walangsungsang. Dari keempat orang itu hanya Nyi Rambutkasih yang masih memegang teguh agama Hindu, sedangkan ketiga saudaranya itu telah memeluk agama Islam.<ref>{{Cite web|url=http://id.rodovid.org/wk/Orang:906704|title=2. Nyi Putri Buniwangi/ Nyi Rambut Kasih b. 1552? - Rodovid ID|website=id.rodovid.org|language=id|access-date=2018-03-19}}</ref>
Baris 44:
Lebih jauh dikatakan Nina Lubis bahwa kekuasaan Nyi Rambutkasih di Sindangkasih bermula dari keinginannya untuk menemui saudaranya yang bernama Raden Munding Sariageng yang pada waktu berkuasa di Talaga. Akan tetapi, sesampainya di perbatasan Majalengka dan Talaga, Nyi Rambutkasih mengurungkan keinginannya itu karena mendengar daerah Talaga telah diislamkan. Sang Ratu kemudian memutuskan untuk menetap di Sindangkasih dengan wilayah kekuasaanya meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakan Jawa, Munjul, dan Cijati.
 
Nyi Rambutkasih berhasil membawa Kerajaan Sindangkasih menjadi kerajaan yang makmur karena rakyat hidup aman dan sentosa. Kehidupan ekonominya berasal dari pertanian dan sebagian wilayahnya ditumbuhi oleh pohon maja yang berkhasiat untuk mengobati penyakit demam. Selain itu, Kerajaan Sindangkasih pun telah berhasil membuat pakaian untuk kebutuhan sehari-harinya karena di kerajaan ini dikembangkan pohon kapas. Demikian juga dengan keperluan gula, sudah bisa dipenuhi sendiri karena Nyi Rambutkasih berhasil mengmbangkan pohon aren.<ref>{{Cite web|url=https://www.sindangkasihnews.com/menguak-misteri-petilasan-nyi-rambut-kasih/|title=Menguak Misteri Patilasan Nyi Rambut Kasih {{!}} SindangKasih News|website=www.sindangkasihnews.com|language=id-ID|access-date=2018-03-19|archive-date=2018-03-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20180320105408/https://www.sindangkasihnews.com/menguak-misteri-petilasan-nyi-rambut-kasih/|dead-url=yes}}</ref>
 
Namun demikian, eksistensi Kerajaan Sindangkasih tidak berlangsung lama karena ketidakmampuan Nyi Rambutkasih membendung pengaruh Islam. Atas perintah Sunan Gunung Jati, Pangeran Muhammad beserta istrinya yang bernama Nyi Siti Armilah berangkat ke Kerajaan Sindangkasih. Mereka berdua diberi tugas untuk mencari pohon maja karena pada waktu itu banyak penduduk Cirebon yang sakit demam. Selain itu, kedua utusan Sunan Gunung Jati tersebut diperintahkan juga untuk mengislamkan Kerajaan Sindangkasih. Tujuan pertama dari kedua utusan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena pohon maja yang banyak tumbuh di Kerajaan Sindangkasih telah “disembunyikan” oleh Nyi Rambutkasih.<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/1033199/29/nyai-rambut-kasih-ratu-majalengka-nan-sakti-dan-cantik-1439564268|title=Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka nan Sakti dan Cantik|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2018-03-19}}</ref>