Perang Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 50:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Luitenant-generaal J.B. van Heutsz met zijn staf tijdens de aanval op Bateë-iliëk TMnr 10018875.jpg|jmpl|kiri|[[Van Heutsz]] sedang memperhatikan pasukannya dalam penyerangan ke Batee Iliek.]]
 
Akibat dari Perjanjian Siak 1858, [[IsmailAdam dari Siak|Sultan IsmailM ADAM SYAWAL DEFATRA ABSEN 17 XII MIPA 3]] menyerahkan wilayah [[Deli]], [[Kabupaten Langkat|Langkat]], [[Kabupaten Asahan|Asahan]] dan [[Serdang]] kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak [[Sultan Iskandar Muda]], berada di bawah kekuasaan Aceh. Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah [[perjanjian London tahun 1824]]. Isi perjanjian London adalah Belanda dan [[Britania Raya]] membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis lintang [[Singapura]]. Keduanya mengakui kedaulatan Aceh. Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya, sehingga kapal-kapal Belanda yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan oleh pasukan Aceh. Perbuatan Aceh ini didukung Britania.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=drAuk8TSVkgC&pg=PA26&lpg=PA26&dq=Perjanjian+Siak+1858&source=bl&ots=3arbFpu1mi&sig=ACfU3U326Aq7BDGXf-dlEwn7xbSTYVeXIg&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiX4K2A_ojqAhWIA3IKHSyXDm8Q6AEwEXoECAwQAQ#v=onepage&q=Perjanjian%20Siak%201858&f=false|title=Asal mula konflik Aceh: dari perebutan pantai Timur Sumatra hingga akhir kerajaan Aceh abad ke-19|last=Reid|first=Anthony|date=2005|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-461-534-8|language=id}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.merdeka.com/pendidikan/sejarah-perebutan-beberapa-daerah-kesultanan-aceh-oleh-belanda.html|title=Sejarah perebutan beberapa daerah Kesultanan Aceh oleh Belanda|website=merdeka.com|language=en|access-date=2020-06-17}}</ref>
 
Dengan dibukanya [[Terusan Suez]] oleh [[Ferdinand de Lesseps]] menyebabkan perairan Aceh menjadi sangat penting untuk lalu lintas perdagangan. Ditandatanganinya [[Perjanjian London (1871)|Perjanjian London 1871]] antara Inggris dan Belanda, yang isinya, [[Britania]] memberikan keleluasaan kepada Belanda untuk mengambil tindakan di Aceh. Belanda harus menjaga keamanan lalulintas di [[Selat Malaka]]. Belanda mengizinkan Britania bebas berdagang di Siak dan menyerahkan daerahnya di Guyana Barat kepada [[Britania]].