Letusan Krakatau 1883: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 21:
 
== Fase awal ==
Sebelum letusan 1883, aktivitas seismik di sekitar Krakatau sangat tinggi, menyebabkan sejumlah [[gempa bumi]] yang dirasakan hingga ke [[Australia]]. Pada 20 Mei 1883, pelepasan uap mulai terjadi secara teratur di [[Perboewatan]],. pulau paling utara di Kepulauan Krakatau. Pelepasan [[abu vulkanik]] mencapai ketinggian hingga 6&nbsp;km dan suara letusan terdengar hingga ke Batavia (sekarang [[Jakarta]]), yang berjarak 160&nbsp;km dari Krakatau. Aktivitas vulkanik menurun pada akhir Mei, dan tidak ada aktivitas lebih lanjut yang tercatat hingga beberapa minggu ke depan.<ref>{{Cite web|date=2022-02-02|title=Sejarah Letusan Gunung Krakatau hingga Kemunculan Anak Krakatau - Nasional Katadata.co.id|url=https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/61fa24adeb94e/sejarah-letusan-gunung-krakatau-hingga-kemunculan-anak-krakatau|website=katadata.co.id|language=id|access-date=2022-05-16}}</ref>
 
Letusan kembali terjadi pada 16 Juni, yang menimbulkan letusan keras dan menutupi pulau dengan awan hitam tebal selama lima hari. Pada 24 Juni, angin timur yang bertiup membersihkan awan tersebut, dan dua gulungan kabut asap terlihat membubung dari Krakatau. Letusan ini diyakini telah menyebabkan munculnya dua ventilasi baru yang terbentuk di antara Perboewatan dan Danan. Aktivitas gunung juga menyebabkan air pasang di sekitarnya menjadi sangat tinggi, dan kapal-kapal di pelabuhan harus ditambatkan dengan rantai agar tidak terseret laut. Guncangan gempa mulai terasa di [[Anyer]], [[Jawa Barat]], dan kapal-kapal Belanda melaporkan mengenai adanya [[batu apung]] besar yang mengambang di [[Samudra Hindia]] di sebelah barat.{{citation needed|date = August 2013}}