Letusan Krakatau 1883: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 41:
== Dampak ==
===Kerusakan===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groot brok koraal uit zee dat bij Anjer op land is geworpen na de uitbarsting van de Krakatau in 1883. TMnr 60005541.jpg|jmplthumb|250px|Gundukan batu karang (c. 1885) dihempaskan ke pantai Jawa setelah letusan Krakatau.]]
 
Pada tengah hari tanggal 27 Agustus 1883, hujan abu panas turun di Ketimbang (sekarang Desa [[Banding, Rajabasa, Lampung Selatan]]). Kurang lebih 1.000 orang tewas akibat hujan abu ini.<ref name="winchester">{{Cite book|last=Winchester|first=Simon|authorlink=Simon Winchester|title=[[Krakatoa: The Day the World Exploded, August 27, 1883]]|publisher=Penguin/Viking|year=2003|isbn=0-670-91430-4}}</ref> Kombinasi [[aliran piroklastik]], abu vulkanik, dan tsunami juga berdampak besar terhadap wilayah di sekitar Krakatau. Tak satupun yang selamat dari total 3.000 orang penduduk pulau [[Sebesi]], yang jaraknya sekitar 13&nbsp;km (8,1 mil) dari Krakatau. Aliran piroklastik menewaskan kurang lebih 1.000 orang di Ketimbang dan di pesisir Sumatra yang berjarak 40&nbsp;km (25 mil) di sebelah utara Krakatau. Jumlah korban jiwa yang dicatat oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] adalah 36.417<ref>Verbeek, R.D.M. 1885. ''Krakatau.'' Batavia : Imprimerie de L'etat</ref> (dengan rincian : 165 kampung hancur total, 132 kampung hancur sebagian),<ref>{{Cite journal|last=Gustaman|first=Budi|date=2019-08-30|title=Binatang-Binatang di Sekitar Letusan Krakatau 1883|url=http://jurnal.masyarakatsejarawan.or.id/index.php/js/article/view/227|journal=Jurnal Sejarah|language=id|volume=2|issue=2|pages=1–13|doi=10.26639/js.v2i2.227|issn=2581-2394|access-date=2020-01-20|archive-date=2020-02-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20200215115248/http://jurnal.masyarakatsejarawan.or.id/index.php/js/article/view/227|dead-url=yes}}</ref> namun beberapa sumber menyatakan bahwa jumlah korban jiwa melebihi 120.000.
Baris 49:
Pada tahun setelah letusan, rata-rata musim panas di belahan bumi utara [[Musim dingin vulkanik|suhu turun]] sebesar {{convert|0.4|C-change|F-change|sigfig=2|abbr=on}}.<ref name="Explosive">{{Cite journal|last=Bradley|first=Raymond S.|date=June 1988|title=The explosive volcanic eruption signal in northern hemisphere continental temperature records|url=http://www.geo.umass.edu/faculty/bradley/bradley1988.pdf|journal=Climatic Change|volume=12|issue=3|pages=221–243|bibcode=1988ClCh...12..221B|doi=10.1007/bf00139431|s2cid=153757349|issn=0165-0009|via=Springer}}</ref> Rekor curah hujan yang melanda [[California Selatan]] selama [[tahun air]] dari Juli 1883 hingga Juni 1884 – [[Los Angeles]] menerima {{convert|38.18|in|mm|order=flip|sigfig=3 }} dan [[San Diego]] {{convert|25.97|in|mm|order=flip|sigfig=3}}<ref>{{Cite web|url=http://www.haldermanhome.com/weather/LARAIN.pdf|title=Los Angeles and San Diego rainfall}}</ref> – telah dikaitkan dengan letusan Krakatau.<ref>Kuhn, Gerald G. and Shepard, Francis Parker; ''Sea Cliffs, Beaches, and Coastal Valleys of San Diego County: Some Amazing Histories and Some Horrifying Implications''; p. 32. {{ISBN|9780520051188}}</ref> Tidak ada [[El Niño]] selama periode itu seperti biasa ketika hujan lebat terjadi di California Selatan,<ref>{{Cite journal|last1=Kane|first1=R.P.|last2=Kane|date=1 August 1997|title=Relationship of El Niño–Southern Oscillation and Pacific Sea Surface Temperature with Rainfall in Various Regions of the Globe|journal=Monthly Weather Review|volume=125|issue=8|pages=1792–1800|doi=10.1175/1520-0493(1997)125<1792:roenos>2.0.co;2|bibcode=1997MWRv..125.1792K|doi-access=free}}</ref> tetapi banyak ilmuwan meragukan bahwa ada hubungan sebab akibat.<ref>{{Cite journal|last1=Mass|first1=Clifford F.|last2=Portman|first2=David A.|last3=Mass|first3=Clifford F.|last4=Portman|first4=David A.|date=1 June 1989|title=Major Volcanic Eruptions and Climate: A Critical Evaluation|url=https://atmos.washington.edu/~dennis/Mass_Portman_89.pdf|journal=Journal of Climate|volume=2|issue=6|pages=566–593|bibcode=1989JCli....2..566M|doi=10.1175/1520-0442(1989)002<0566:mveaca>2.0.co;2|jstor=26194042|doi-access=free}}</ref>{{Failed verification|date=February 2020}}
 
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Brokstukken van grote stoomkranen in Merak na de uitbarsting van de Krakatau in 1883. TMnr 60005540.jpg|thumb|250px|[[Pelabuhan Merak|Merak, Banten]] setelah tsunami]]
Letusan itu menyuntikkan sejumlah besar gas [[sulfur dioksida]] (SO<sub>2</sub>) yang luar biasa besar ke dalam [[stratosfer]], yang kemudian diangkut oleh angin tingkat tinggi ke seluruh planet ini. Hal ini menyebabkan peningkatan global dalam konsentrasi [[asam sulfat]] (H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>) di [[awan cirrus]] tingkat tinggi. Peningkatan yang dihasilkan dalam [[Cloud albedo|cloud reflectivity]] (atau [[albedo]]) memantulkan lebih banyak cahaya yang masuk dari matahari dari biasanya, dan mendinginkan seluruh planet sampai belerang jatuh ke tanah bagian dari [[hujan asam]].<ref>{{Cite web|url=https://volcanoes.usgs.gov/vhp/gas.html|title=USGS: Volcano Hazards Program|website=volcanoes.usgs.gov}}</ref>