Bias antarkelompok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat artikel kelas awal
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
Teori bias antarkelompok berkembang sebagai hasil dari penelitian dan observasi di dalam bidang psikologi sosial. Dalam teori realistic conflict yang dikembangkan oleh Muzafer Sherif pada 1966 menyatakan bahwa persaingan nyata atau persepsi tentang sumber daya yang terbatas dapat menyebabkan konflik antarkelompok. Persaingan ini dapat mengarah pada stereotip negatif, prejudice, dan diskriminasi.<ref>{{Cite web|title=Realistic Conflict Theory AO1 AO2 AO3|url=https://www.psychologywizard.net/realistic-conflict-theory-ao1-ao2-ao3.html|website=PSYCHOLOGY WIZARD|language=en|access-date=2023-12-01}}</ref>
 
Sementara itu, berdasarkan teori identitas sosial yang dikembangkan oleh Henri Tajfel dan Turner pada 2004 menjelaskan bahwa individu mendefinisikan diri mereka dalam hal identitas kelompok, dan hal ini dapat menyebabkan peningkatan kesadaran terhadap perbedaan antara kelompok yang kemudian dapat memunculkan bias antarkelompok.<ref>{{Cite journal|last=Maryam|first=Umu|date=2020|title=Pembentukan Identitas Sosial Anak-anak Berdarah Campuran Kulit Putih dan Aborigin Serta Pengaruhnya Terhadap Konflik Antar Kelompok Dalam Film Rabbit-Proof Fence|url=https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20161007-RB09U281p-Pembentukan%20Identitas.pdf|journal=Universitas Indonesia Library}}</ref> Kedua teori menjelaskan bagaimana dan mengapa bias antarkelompok muncul.
 
Identitas sosial memberikan pemahaman mengenai bagaimana individu membentuk konsep diri mereka dalam relasi dengan kelompok, sementara teori realistic conflict menyoroti peran persaingan nyata atau persepsi persaingan dalam menciptakan dan memperkuat konflik antarkelompok. Kedua teori menjelaskan bagaimana dan mengapa bias antarkelompok muncul di dalam interaksi sosial.
 
= Referensi =