Kepulauan Spratly: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k pembersihan kosmetika dasar |
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
Baris 16:
[[File:Bajos_de_Paragua,_detail_in_Carta_Hydrographica_y_Chorographica_de_las_Yslas_Filipinas.jpg|thumb|Spratly diberi label sebagai "''Los Bajos de Paragua''" di lepas pantai Palawan (''Paragua'') pada [[Peta Velarde|peta Murillo Velarde]] tahun 1734. Beberapa beting di Spratly kemudian dianggap sebagai bagian dari Palawan dalam kasus arbitrase ''[[Filipina v. Tiongkok]]''.]]
Catatan menunjukkan pulau-pulau itu dihuni pada berbagai waktu dalam sejarah oleh para nelayan Tiongkok dan Vietnam. Pada tahun 1888 Perusahaan [[Kalimantan Tengah]] diberikan sewa untuk bekerja guano 'di pulau Sprattly dan pulau karang Amboyna'<ref>{{Cite web |url=https://discovery.nationalarchives.gov.uk/details/r/C3652759 |title=FO 881/5741 |access-date=20 February 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200220012213/https://discovery.nationalarchives.gov.uk/details/r/C3652759 |archive-date=20 February 2020 |url-status=live }}</ref> Selama [[Perang Dunia II|Perang Dunia Kedua]], pasukan dari [[Indochina Prancis|Indocina Perancis]] dan [[Jepang]] menduduki kepulauan ini.<ref>{{cite web|title=Timeline|url=http://www.spratlys.org/history/spratly-islands-history-timeline.htm|work=History of the Spratlys|publisher=www.spratlys.org|access-date=21 March 2014|url-status=dead|archive-url=https://archive.today/20140321055855/http://www.spratlys.org/history/spratly-islands-history-timeline.htm|archive-date=21 March 2014|df=dmy-all}}</ref><ref>{{cite book|last=Chemillier-Gendreau|first=Monique|title=Sovereignty Over the Paracel and Spratly Islands|year=2000|publisher=Kluwer Law International|isbn=978-9041113818}}</ref><ref>{{cite book|title=China Sea pilot|volume=1|edition=8th|year=2010|publisher=UKHO – United Kingdom Hydrographic Office|location=Taunton|url=https://www.ukho.gov.uk/PRODUCTSANDSERVICES/PAPERPUBLICATIONS/Pages/NauticalPubs.aspx|access-date=21 March 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20140321094148/https://www.ukho.gov.uk/PRODUCTSANDSERVICES/PAPERPUBLICATIONS/Pages/NauticalPubs.aspx|archive-date=21 March 2014|url-status=live}}</ref> Namun, tidak ada catatan pemukiman besar di pulau-pulau itu sampai tahun 1956, ketika petualang Filipina Tomás Cloma, Sr., memutuskan untuk "mengklaim" sebagian pulau Spratly menjadi miliknya dan menamakannya "[[Wilayah Bebas Freedomland]]".<ref>{{cite news|title=China and Philippines: The reasons why a battle for Zhongye (Pag-asa) Island seems unavoidable|url=http://chinadailymail.com/2014/01/13/the-reasons-why-a-battle-for-zhongye-pag-asa-island-seems-unavoidable/|access-date=21 March 2014|newspaper=China Daily Mail|date=13 January 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20140302121950/http://chinadailymail.com/2014/01/13/the-reasons-why-a-battle-for-zhongye-pag-asa-island-seems-unavoidable/|archive-date=2 March 2014|url-status=live}}</ref>
Bukti keberadaan manusia di wilayah tersebut sudah ada sejak hampir 50.000 tahun yang lalu di [[Gua Tabon]] di Palawan. Oleh karena itu, sulit untuk mengatakan kapan manusia pertama kali datang ke kepulauan ini. Dalam masa sejarah, beberapa kelompok mungkin telah melewati atau menduduki pulau-pulau tersebut. Antara 600 SM sampai 3 SM ada migrasi timur ke barat oleh anggota budaya pelaut [[Kebudayaan Sa Huynh|Sa Huynh]]. Mereka mungkin melewati Kepulauan Spratly dalam perjalanan mereka ke Vietnam. Para migran ini adalah nenek moyang orang-orang [[Suku Cham|Cham]], orang-orang berbahasa [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]] yang mendirikan [[Kerajaan Champa|kerajaan Champa Lama]] yang memerintah wilayah yang selama berabad-abad dikenal sebagai Laut Champa.<ref>{{Citation
Baris 124:
* {{cite web|url=http://www.businessmirror.com.ph/index.php/en/news/world/18640-malaysia-splits-with-asean-on-china-sea-threat|title=Malaysia splits with ASEAN on China Sea threat|work=Bloomberg|publisher=Business Mirror|date=29 August 2013|access-date=14 May 2014|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517153540/http://www.businessmirror.com.ph/index.php/en/news/world/18640-malaysia-splits-with-asean-on-china-sea-threat|archive-date=17 May 2014|df=dmy-all}}</ref> Namun Malaysia tetap berusaha menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara yang terlibat dalam sengketa ini.<ref>{{cite news|url=http://www.philstar.com/headlines/2014/06/25/1338864/why-malaysia-unlike-philippines-keeps-quiet-sea-row|title=Why Malaysia, unlike Philippines, keeps quiet on sea row|author=Camille Diola|newspaper=[[The Philippine Star]]|date=25 June 2014|access-date=25 June 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20140627165932/http://www.philstar.com/headlines/2014/06/25/1338864/why-malaysia-unlike-philippines-keeps-quiet-sea-row|archive-date=27 June 2014|url-status=live}}</ref> Tetapi sejak Tiongkok mulai melanggar batas wilayah perairannya,<ref>{{cite news|url=http://www.theborneopost.com/2015/09/27/presence-of-china-coast-guard-ship-at-luconia-shoals-spooks-local-fishermen/|title=Presence of China Coast Guard ship at Luconia Shoals spooks local fishermen|newspaper=[[The Borneo Post]]|date=27 September 2015|access-date=28 September 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20150929005731/http://www.theborneopost.com/2015/09/27/presence-of-china-coast-guard-ship-at-luconia-shoals-spooks-local-fishermen/|archive-date=29 September 2015|url-status=live}}</ref> Malaysia menjadi aktif dalam mengutuk Tiongkok.<ref>{{cite web|url=http://www.therakyatpost.com/news/2015/08/15/malaysia-lodges-diplomatic-protest-against-intrusion-at-beting-patinggi-ali/|title=Malaysia lodges diplomatic protest against intrusion at Beting Patinggi Ali|work=[[Bernama]]|publisher=The Rakyat Post|date=15 August 2015|access-date=16 August 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20150929024442/http://www.therakyatpost.com/news/2015/08/15/malaysia-lodges-diplomatic-protest-against-intrusion-at-beting-patinggi-ali/|archive-date=29 September 2015|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/malaysia-slams-china-s/2200744.html|title=Malaysia slams China's 'provocation' in South China Sea|author1=Ben Blanchard|author2=Richard Pullin|agency=Reuters|publisher=[[Channel News Asia]]|date=18 October 2015|access-date=20 October 2015|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20151019120244/http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/malaysia-slams-china-s/2200744.html|archive-date=19 October 2015|df=dmy-all}}</ref>
Editorial situs berita Taiwan ''Want China Times'' menuduh Amerika berada di balik ledakan Mei 2014 di Laut Tiongkok Selatan, mengatakan bahwa Vietnam menabrak kapal Tiongkok pada 2 Mei di atas platform pengeboran anjungan minyak dan Filipina menahan 11 nelayan Tiongkok terjadi karena kunjungan Obama ke wilayah tersebut dan bahwa mereka dihasut oleh Amerika "di belakang layar". ''Want China Times'' mengklaim Amerika memerintahkan Vietnam pada 7 Mei untuk mengeluh tentang platform pengeboran, dan mencatat bahwa latihan militer gabungan sedang terjadi saat ini antara Filipina dan Amerika, dan juga mencatat bahwa [[Koran|surat kabar]] Amerika, ''[[The New York Times|New York Times]]'', mendukung Vietnam.<ref>[http://www.wantchinatimes.com/news-subclass-cnt.aspx?cid=1701&MainCatID=17&id=20140513000104 Editorial] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140517152216/http://www.wantchinatimes.com/news-subclass-cnt.aspx?cid=1701&MainCatID=17&id=20140513000104 |date=17 May 2014 }}, 13 May 2014, ''Want China Times''</ref>
Dalam serangkaian berita pada 16 April 2015, terungkap, melalui foto-foto yang diambil oleh Airbus, bahwa Tiongkok telah membangun landasan terbang di Karang Fiery Cross, salah satu pulau selatan. Landasan pacu sepanjang 10.000 kaki (3.048 m) mencakup sebagian besar pulau, dan dipandang sebagai kemungkinan ancaman strategis bagi negara-negara lain yang mengklaim pulau-pulau tersebut, seperti Vietnam dan Filipina.
|