Bahasa Sunda Ciamis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 65:
 
=== Gambaran umum ===
{{Lihat pula|Kabupaten Ciamis}}
[[Berkas:Prawiraatmaja (1979), cover book.jpg|jmpl|ka|Sampul buku ''Geografi Dialek Bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis''|213x213px180px]]
Secara geografis, [[Kabupaten Ciamis]] (juga mencakup [[Kota Banjar]] & [[Kabupaten Pangandaran]]) dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten yang memiliki ciri pemakaian bahasa yang berbeda-beda. [[Kabupaten Tasikmalaya]] di sebelah barat dianggap sebagai peralihan [[Bahasa Sunda Priangan|bahasa Sunda dialek Parahyangan]]. [[Kabupaten Majalengka]] dan [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]] di sebelah utara dianggap sebagai daerah dialek bahasa Sunda yang berbeda dengan bahasa Sunda dialek Priangan ([[bahasa Sunda Majalengka]] dan [[bahasa Sunda Kuningan]]). Area di sebelah timur yang merupakan provinsi lain adalah daerah penuturan bahasa lain yang bukan bahasa Sunda. Kondisi geografis yang seperti inilah yang memunculkan dugaan adanya pengaruh terhadap pemakaian bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis.{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=18}} Kondisi kependudukan yang ada di Kabupaten Ciamis juga menunjukkan kompleksitas yang tinggi, sehingga dengan kenyataan tersebut menegaskan kembali adanya kemungkinan persinggungan dua buah bahasa atau lebih, yang lebih lanjut melahirkan keadaan yang dipandang dari sisi sosiokultural dan lingual juga menjadi semakin kompleks.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=153|Zein|2021}}
 
Baris 74 ⟶ 75:
=== Sisi historis ===
{{Lihat pula|Sejarah bahasa Sunda|Bahasa Sunda Kuno}}
[[Berkas:Kawali 1 Gigir.jpg|jmpl|ka|Prasasti Kawali I dengan bagian-bagiannya.]]
 
Berdasarkan kesejarahannya, kemunculan bahasa Sunda—terutama dalam ragam tulis—di Kabupaten Ciamis dimulai dengan adanya beberapa buah [[prasasti]] yang menggunakan [[bahasa Sunda Kuno]] dan [[aksara Sunda Kuno]],{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=102|2017}}{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=104|2017}} beberapa di antaranya adalah sekumpulan [[Prasasti Astana Gede|Prasasti Kawali]] yang berjumlah sebanyak enam buah prasasti dan diperkirakan berasal dari [[Abad ke-11 hingga 20|abad ke-14]]—karena meskipun tidak tertulis angka tahun pembuatan secara spesifik, tetapi dapat tersirat melalui nama raja yang sedang memerintah pada waktu itu yaitu [[Niskala Wastu Kancana|Prabu Raja Wastu (Niskala Wastu Kancana)]]{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=108|2017}}—yang kini area disimpannya prasasti tersebut berada di situs Astana Gede, [[Kawali, Kawali, Ciamis|Desa Kawali]], [[Kawali, Ciamis|Kecamatan Kawali]].{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=107-111|2017}} Prasasti ini ditulis di atas batu alam dengan berbagai posisi dan menggunakan varian aksara Sunda Kuno yang khusus ditemukan di daerah Kawali tersebut. Adapun bila ditilik secara keseluruhan, prasasti-prasasti di Kabupaten Ciamis sendiri berasal dari abad ke-12 sampai abad ke-16, tetapi beberapa di antaranya tidak menggunakan bahasa Sunda.{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=106-107|2017}}{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=113|2017}}