Umar bin Khattab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 56:
 
=== Masuk Islam dan melayani Muhammad ===
Umar masuk Islam pada tahun 616, satu tahun setelah Migrasi ke [[Abyssinia]]. Kisah ini diceritakan dalam Sirah karya [[Ibnu Ishaq]]. Dalam perjalanannya untuk membunuh Muhammad, Umar bertemu dengan sahabatnya Nu'aim bin Abdullah yang diam-diam telah masuk Islam tetapi tidak memberi tahu Umar. Ketika Umar memberitahunya bahwa dia telah bersiap untuk membunuh Muhammad, Nu'aim berkata, “Demi"Demi Tuhan, kamu telah menipu dirimu sendiri, wahai Umar! Apakah menurut Anda Banu Abdu Manaf akan membiarkan Anda berlarian hidup-hidup setelah Anda membunuh putra mereka, Muhammad? Mengapa Anda tidak kembali ke rumah Anda sendiri dan setidaknya meluruskannya?".<ref>{{cite web|url=https://www.al-islam.org/restatement-history-islam-and-muslims-sayyid-ali-ashgar-razwy/umars-conversion-islam|title=Umar's Conversion to Islam|website=Al-Islam.org|date=10 November 2013|access-date=4 August 2016}}</ref>
 
Nu'aim menyuruhnya untuk menanyakan tentang rumahnya sendiri didan manamengabarkan bahwa saudara perempuannya, [[Fatimah binti Khattab|Fatimah]] dan suaminya telah masuk Islam. Setibanya di rumahnya, Umar mendapati adik dan iparnya, [[Sa'id bin Zaid]] (sepupu Umar) sedang membaca ayat-ayat [[alAl-Qur'an]] dari [[surah Ta Ha]], diajari oleh seorang sahabat Muhammad, [[Khabbab bin al-Arat]]. Ketika Umar sampai di depan pintu, Khabbab segera bersembunyi.<ref>as-Suyuti, ''The History of Khalifahs Who Took The Right Way'' (London, 1995), pp. 107–108.</ref> Umar mulai bertengkar dengan saudara iparnya, Sa'id. Ketika saudara perempuannyaFatimah datang untuk menyelamatkan suaminya, dia juga mulai bertengkar dengannya. Namun tetap saja mereka terusia mengatakan "Anda boleh membunuh kami tetapi kami tidak akan meninggalkan Islam". Mendengar kata-kata ini, Umar marah dan menampar adiknya begitu keras sehingga diaia jatuh ke tanah dengandan darah keluar dari mulutnya. Ketika dia melihat apadarah yangkeluar dia lakukandari padamulut saudara perempuannya, dia terdiam karena rasa bersalah dan memintasecara halus membujuk saudara perempuannya untukagar memberinyamemberikannya apa yang diabaru saja mereka baca. Saudarinya menjawab negatif dan berkata, "Kamu najis, dan tidak ada orang najis yang dapat menyentuh Kitab Suci." DiaUmar bersikeras, tetapi saudara perempuannya tidak bersedia mengizinkannya menyentuh halaman kecuali dia membasuh tubuhnya. Umar akhirnya menyerah. Ia membasuh tubuhnya dan kemudian mulai membaca ayat-ayat yang berbunyi:
{{Kutipan|اِنَّنِيْٓ ''Sesungguhnyaاَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ<br>Sungguh, AkulahAku ini Allah:, tidak ada Tuhantuhan selain Aku;, maka sembahlah Aku (hanya), dan dirikanlahlaksanakanlah shalat yang teratursalat untuk mengingat-Ku'' (Quran Aku.|author={{Qref|20:|14).|b=yl}}}}
Umar Diakemudian menangis dan menyatakan, "Sesungguhnya ini adalah firman Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Mendengar ini, Khabbab keluar dari dalam dan berkata: "Wahai Umar! Kabar gembira untukmu. Kemarin Nabi [Muhammad] berdoa kepada Allah, 'Ya Allah!, kuatkanlah Islam dengan Umar atau Abu Jahl, siapapun di antara mereka yang Engkau sukai.' Sepertinya doanya telah terkabul untuk kebaikanmu."<ref>{{cite book|last=Al Mubarakpury|first=Safi ur Rahman|title=Ar-Raheeq Al-Makhtum (The Sealed Nectar)|year=2002|publisher=Darussalam|isbn=9960-899-55-1|pages=130–131|url=https://books.google.com/books?id=r_80rJHIaOMC&pg=PA130}}</ref>
 
Umar kemudian pergi ke Muhammad dengan pedang yang sama yang dia maksudkan untuk membunuhnya dan menerima Islam di hadapannya dan teman-temannya. Umar berusia 39 tahun ketika dia menerima Islam.<ref name="Tahthib 2002 page 170">Tartib wa Tahthib Kitab [[Al-Bidayah wan Nihayah|al-Bidayah wan-Nihayah]] by [[Ibnu Katsir]], published by Dar al-Wathan publications, Riyadh Kingdom of Saudi Arabia, 1422 [[Hijriyah|Anno hegiræ]] (2002), compiled by Muhammad ibn Shamil as-Sulami, p. 170, {{ISBN|978-9960-28-117-9}}</ref>
 
Menurut satu catatan, setelah masuk Islam Umar secara terbuka berdoamelakukan [[salat]] di depan [[Ka'bah]] sebagai pemimpintetua Quraisy. Sementara itu, tetua Quraisy lainnya seperti [[Abu Jahal]] dan [[Abu Sufyan bin Harb|Abu Sufyan]], dilaporkan menyaksikan hal tersebut dengan marah.{{sfnp|Armstrong|p=35}} Hal ini semakin membantu umat Islam untuk mendapatkan kepercayaan dalam mempraktikkan ajaran Islam secara terbuka. Pada tahap ini Umar bahkan menantang siapa saja yang berani melarang umat Islam melaksanakan [[salat]], meskipun tidak ada yang berani mengganggu Umar ketika ia sedang shalatsalat terang-terangan.{{sfnp|Armstrong|p=35}}
 
Pertobatan Umar ke Islam memberikan kekuatan kepada umat Islam dan iman Islam di Makkah. Setelah peristiwa inilah umat Islam melakukan sholat secara terbuka di Masjid al-Haram[[Masjidilharam]] untuk pertama kalinya. [[Abdullah bin Mas'ud]] berkata,{{sfn|Aadil|2015|page=30}}
{{Kutipan|Masuk Islamnya Umar adalah kemenangan kita, hijrahnya ke Madinah adalah kesuksesan kita, dan pemerintahannya berkah dari Allah. Kami tidak salat di Masjid al-Haram sampai Umar masuk Islam. Ketika dia masuk Islam, kaum Quraisy terpaksa membiarkan kami shalat di Masjid.{{sfn|Aadil|2015|page=30}}}}
 
==== Hijrah ke Madinah ====