Kepulauan Riau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zoresirinhongen (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Herryz (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Zoresirinhongen (bicara) ke revisi terakhir oleh Herryz
Tag: Pengembalian
Baris 74:
}}
 
'''Kepulauan Riau''' (disingkat '''Kepri''') adalah sebuah wilayah [[provinsi]] yang terletak di [[Indonesia]]. Provinsi ini ber[[Provinsi]]ibu tersebutkota beribuprovinsi|ibu kota]] di [[Kota Tanjungpinang]]. Provinsi Kepulauan Riauini berbatasan langsung dengan [[Vietnam]], [[Kamboja]], dan [[Laut Tiongkok Selatan]] di sebelah utara [[Laut Natuna Utara]]; [[Provinsi Kalimantan Barat]] dan [[Sarawak]] ([[Malaysia]]) di sebelah timur; [[Provinsi Kepulauan Bangka Belitung]] dan [[Jambi|Provinsi Jambi]] di selatan; [[negara]] [[Singapura]], tiga negara bagian [[Malaysia Barat]] ([[Terengganu]], [[Pahang (negara bagian)|Pahang]], dan [[Johor]]) dan [[Provinsi Riau]] di sebelah barat. Provinsi ini termasuk provinsi berbentuk kepulauan di Indonesia. Pada Tahun [[2020]], penduduk Kepulauan Riau berjumlah 2.064.564 jiwa, dengan kepadatan 252 jiwa/km<sup>2</sup>, dan 58% penduduknya berada di [[Kota Batam]].<ref name="KEPRI">{{cite web|url=https://kepri.bps.go.id/publication/2021/02/26/d47a0dd4be14c20f6b2c5f66/provinsi-kepulauan-riau-dalam-angka-2021.html|title=Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2021|website=www.kepri.bps.go.id|publisher=BPS Kepulauan Riau|accessdate=11 April 2021|pages=7, 89|format=pdf|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411105229/https://kepri.bps.go.id/publication/2021/02/26/d47a0dd4be14c20f6b2c5f66/provinsi-kepulauan-riau-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref> Dan pada pertengahan tahun [[2023]], penduduk Kepulauan Riau sebanyak 2.150.329 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=15 Oktober 2023|format=visual}}</ref>
 
Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten, dan 2 kota, 52 kecamatan serta 299 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar, dan kecil yang 30% belum bernama, dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 8.201,72&nbsp;km², sekitar 96% merupakan lautan, dan hanya sekitar 4% daratan.<ref>{{Cite news|first=Pemprov|date=Kepri|title=Tentang Kepri|url=https://kepriprov.go.id/laman/tentang-kepri|work=Pemprov Kepri|access-date=2022-06-28|archive-date=2022-06-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220629093409/https://kepriprov.go.id/laman/tentang-kepri|dead-url=no}}</ref>
 
== Nama ==
Ada tiga kemungkinan asal kata ''riau'' yang menjadi nama provinsi ini. Pertama, dari [[bahasa Portugis|kata Portugis]], ''[https://en.wiktionary.org/wiki/rio rio]'' berarti [[sungai]].<ref>[[Suwardi MS]] (1991). [https://web.archive.org/web/20180221035440/http://www.worldcat.org/title/budaya-melayu-dalam-perjalanannya-menuju-masa-depan/oclc/29530430 ''Budaya Melayu dalam perjalanannya menuju masa depan'']. [[Pekanbaru]]: Yayasan Penerbit MSI-Riau.</ref><ref name="Kondisisosbud-setneg">[https://web.archive.org/web/20180304175653/http://indonesia.go.id/in/provinsi-riau/sosial-budaya/6022-kondisi-sosial-budaya-riau "Kondisi Sosial Budaya Provinsi Riau"]. Sekretariat Negara, diakses 17 Oktober 2013.</ref> Pada tahun 1514, terdapat sebuah ekspedisi militer [[Portugal|Portugis]] yang menelusuri [[Sungai Siak]], dengan tujuan mencari lokasi sebuah kerajaan yang diyakini mereka ada pada kawasan tersebut, dan sekaligus mengejar pengikut [[Mahmud Syah dari Malaka|Sultan Mahmud Syah]] yang melarikan diri setelah kejatuhan [[Kesultanan Malaka]].<ref>Schnitger, F. M., Fürer-Haimendorf, C. ., & Tichelman, G. L. (1939). ''[https://web.archive.org/web/20230124082749/https://books.google.co.id/books/about/Forgotten_Kingdoms_in_Sumatra.html?id=dcYUAAAAIAAJ&redir_esc=y&hl=id Forgotten kingdoms in Sumatra]''. Leiden: E. J. Brill.</ref>
 
Versi kedua menyebutkan bahwa ''riau'' berasal dari kata ''riahi'' yang berarti air laut. Kata ini diduga berasal dari tokoh [[Sinbad al-Bahar]] dalam kitab [[Seribu Satu Malam]],<ref name="Kondisisosbud-setneg"/> dan versi ketiga menyebutkan bahwa kata ini berasal dari penuturan masyarakat setempat, diangkat dari kata ''rioh'' atau ''riuh'', yang berarti ramai, hiruk pikuk orang bekerja.<ref name="Pemprov Kepri 2002 y887">{{cite web | title=Tentang Kepri | website=Portal Pemprov Kepri | date=2002-09-24 | url=https://kepriprov.go.id/laman/tentang-kepri | access-date=2023-07-09 | archive-date=2022-06-29 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220629093409/https://kepriprov.go.id/laman/tentang-kepri | dead-url=no }}</ref>
 
Asal usul nama Riau juga menuai polemik di antara [[budayawan]] Riau dan Kepulauan Riau. Kedua kubu ini menilai bahwa nama Riau berasal dari provinsinya masing-masing dengan versi sejarah yang berbeda.
 
== Sejarah ==
Baris 89:
Masa Islam di Kepulauan Riau berkembang dengan berdirinya [[Kesultanan Johor]], '''Sejarah Johor''' dimulai pada masa pemerintahan [[Kesultanan Malaka]]. Sebelumnya daerah Johor Dan Riau merupakan bagian dari [[Kesultanan Malaka]], kemudian [[Malaka]] jatuh akibat penaklukan [[Portugal|Portugis]] pada tahun [[1511]]. Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]],<ref>{{Cite book|last=Ahmad|first=A Samad|date=2018|url=https://www.academia.edu/10233146/Sulalatus_Salatin_A_Samad_Ahmad|title=Pengantar sulalatus salatin|location=Melaka|publisher=Academia.edu|url-status=live|access-date=2022-06-24|archive-date=2022-07-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20220702050517/https://www.academia.edu/10233146/Sulalatus_Salatin_A_Samad_Ahmad|dead-url=no}}</ref> setelah wafatnya Sultan Malaka, [[Sultan Mahmud Syah dari Malaka|Mahmud Syah]] tahun 1528 di [[Kampar]], [[Alauddin Syah dari Johor|Sultan Alauddin Syah]], salah seorang putra raja Malaka, menjadikan Johor sebagai pusat pemerintahannya dan kemudian dikenal sebagai '''Kesultanan Johor'''
 
Sebagai pewaris Malaka, Sultan Johor mewarisi wilayah [[Johor]], [[Pahang]], [[Selangor]], Riau sebagai wilayah kedaulatannya. Pengaruh perjanjian [[London]] tahun 1824 bekas wilayah Kesultanan Johor dibagi dua atas wilayah jajahan Inggris dan Belanda. Bagian Belanda menjadi [[Kesultanan Riau-Lingga|Kesultanan Riau Lingga]] Setelah kemerdekaan [[Indonesia]] dan [[Malaysia]], Johor kemudian menjadi salah satu negara bagian Malaysia pada tahun [[1963]]. Dan Kepulauan Riau menjadi Provinsi Riau digabung dengan Wilayah Bekas [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Kesultanan Siak Sri inderapura]].<ref>{{Cite news|last=Indonesia|first=Tim CNN|date=2021-07-23|title=Sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura dan Peninggalannya|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210716131829-31-668586/sejarah-kerajaan-siak-sri-indrapura-dan-peninggalannya/amp|work=[[CNN Indonesia]]|access-date=2022-06-25|archive-date=2022-09-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220910212950/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210716131829-31-668586/sejarah-kerajaan-siak-sri-indrapura-dan-peninggalannya/amp|dead-url=no}}</ref>
 
=== Masa Kesultanan Riau-Lingga ===
 
[[Kesultanan Lingga|Kesultanan Riau-Lingga]]<ref>{{Cite web|last=Arman|first=Dedi|date=2014-06-08|title=Sejarah Kesultanan Riau-Lingga Kepulauan Riau|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/sejarah-kerajaan-riau-lingga-kepulauan-riau/|website=Kebudayaan.kemendikbud.go.id|access-date=2022-06-25|archive-date=2022-09-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220910212544/http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/sejarah-kerajaan-riau-lingga-kepulauan-riau/|dead-url=no}}</ref> adalah salah satu kerajaan Islam yang didirikan di Pulau Lingga. Kesultanan ini dibentuk pada tahun 1824 dari pecahan wilayah [[Kesultanan Johor]] atas perjanjian yang disetujui oleh [[Britania Raya]] dan [[Hindia Belanda]] atau Dikenal Juga [[Traktat London]], Pendirinya adalah [[Sultan Abdul Rahman Muazzam Sya]]h. Wilayah [[Kesultanan Lingga|Kesultanan Riau-Lingga]] mencakup provinsi Kepulauan Riau. Pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga awalnya berada di Pulau Penyengat [[Kota Tanjungpinang|Tanjung Pinang]], tetapi kemudian dipindahkan ke Pulau Lingga. Kesultanan Riau-Lingga berakhir pada tanggal 3 Februari 1911<ref>{{Cite web|date=2014|title=Sejarah Kerajaan Riau-Lingga Kepulauan Riau|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/sejarah-kerajaan-riau-lingga-kepulauan-riau/|website=Kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=2022-06-24|archive-date=2022-09-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220910212544/http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/sejarah-kerajaan-riau-lingga-kepulauan-riau/|dead-url=no}}</ref> dan menjadi kekuasaan sepenuhnya Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Kesultanan ini berperan dalam pengembangan Bahasa Melayu Riau

sebagai bahasa standar yang kemudian ditetapkan sebagai [[Bahasa Indonesia]].<ref>{{Cite news|title=Menelusuri sejarah Bahasa Indonesia (tulisan II dari II)|url=https://m.antaranews.com/amp/berita/1135419/menelusuri-sejarah-bahasa-indonesia-tulisan-ii-dari-ii|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|last=Panama|first=Nikolas|editor-last=Astro|editor-first=Masuki M.|access-date=2022-06-24|archive-date=2022-09-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220910212747/https://m.antaranews.com/amp/berita/1135419/menelusuri-sejarah-bahasa-indonesia-tulisan-ii-dari-ii|dead-url=no}}</ref>
 
=== Masa Kolonial Hindia Belanda ===
Baris 111 ⟶ 113:
 
=== Sejarah setelah pembentukan provinsi ===
Kepulauan Riau merupakan [[provinsi]] baru hasil pemekaran dari [[provinsi Riau]]. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan provinsi ke-32 di [[Indonesia]] yang mencakup [[Kota [[Tanjungpinang]], [[Kota Batam]], [[Kabupaten Bintan]], [[Kabupaten Karimun]], [[Kabupaten Natuna]], [[Kabupaten Kepulauan Anambas]] dan [[Kabupaten Lingga]].
 
== Batas wilayah ==
Baris 125 ⟶ 127:
 
== Geografi ==
Secara [[geografis]] provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu [[Singapura]], [[Malaysia]], dan [[Vietnam]] yang memiliki luas wilayah 251.810,71&nbsp;km² dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar, dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibu kota provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di [[Tanjungpinang]]. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut, dan udara yang strategis, dan terpadat pada tingkat internasional serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar. Titik tertinggi di Kepulauan Riau adalah [[Gunung Daik]] (1.165 mdpl) yang terdapat di [[pulau Lingga]].
 
=== Sumber daya alam ===
Provinsi Kepulauan RiauKepri memiliki potensi [[sumber daya alam]] mineral, dan energi yang relatif cukup besar, dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti [[minyak bumi]], dan [[gas alam]]., Bahanbahan galian B (vital) seperti [[timah]], [[bauksit]], dan [[pasir besi]]., Bahanmaupun bahan galian golongan C seperti [[granit]], [[pasir]], dan [[kuarsa]].
 
== Pemerintahan ==
Baris 134 ⟶ 136:
{{utama|Daftar gubernur Kepulauan Riau}}
 
[[Gubernur]] bertanggungjawab atas wilayah provinsi Kepulauan Riau. Saat ini, [[gubernur]] atau kepala daerah yang menjabat di provinsi Kepulauan Riau ialah [[Ansar Ahmad (politikus Indonesia)|Ansar Ahmad]], dengan [[wakil gubernur]] [[Marlin Agustina]]. Mereka menang pada [[Pemilihan umum Gubernur Kepulauan Riau 2020]]. [[Ansar Ahmad (politikus Indonesia)|Ansar]] merupakan gubernur Kepulauan Riau ke-5, sejak provinsi ini dibentuk. Ansar dan Marlin dilantik oleh presiden [[Republik Indonesia]], [[Joko Widodo]] di [[Istana Negara]] Jakarta pada 25 Februari 2021, untuk masa jabatan [[2021]]-[[2024]].<ref name="GUBERNUR">{{cite web|url=https://kumparan.com/kepripedia/presiden-lantik-ansar-marlin-sebagai-gubernur-dan-wagub-kepri-periode-2021-2024-1vFBXdPojN5|title=Presiden Lantik Ansar-Marlin Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri Periode 2021-2024|date=25 Februari 2021|website=kumparan.com|access-date=18 Februari 2022|archive-date=2022-02-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20220218083648/https://kumparan.com/kepripedia/presiden-lantik-ansar-marlin-sebagai-gubernur-dan-wagub-kepri-periode-2021-2024-1vFBXdPojN5|dead-url=no}}</ref>
 
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
Baris 176 ⟶ 178:
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
[[Suku bangsa]] asli/lokal yang terdapat di provinsi Kepulauan Riau adalah [[Suku Melayu Riau|Melayu Riau]] dan [[Orang Laut]]. Adapun etnis pendatang lainnya yang dominan yaitu [[Suku Jawa|Jawa]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Toraja|Toraja]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[NTT|suku asal NTT]], [[Suku Banjar|Banjar]], dan suku lainnya, yaitu [[Suku Aceh|Aceh]], [[Arab-Indonesia|Arab]], [[India-Indonesia|India]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Bajau|Bajau]], [[Suku Jambi|Melayu Jambi]], [[Suku Palembang|Melayu Palembang]], [[Suku Melayu Bengkulu|Melayu Bengkulu]], juga suku Melayu lainnya, dan suku lain-lain yang bukan penduduk asli/lokal (setempat) di provinsi Kepulauan Riau melainkan pendatang/perantau dari daerah lain (luar Kepri/luar pulau).<ref name="Sensus 2010">{{citation|last=Badan Pusat Statistik|date=Oktober 2011|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf |archive-date=21 April 2021|format=pdf}}</ref>
 
Dalam [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], keberagaman suku atau etnis berdasarkan hasil data survei, didominasi oleh lima [[suku]] dari 1.672.891 jiwa. Dengan mayoritas penduduk Kepulauan Riau adalah orang [[Suku Melayu|Melayu]], kemudian [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Batak|Batak]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], dan [[Suku Minangkabau|Minang]].<ref name="SUKU">{{Cite web|url=http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010|website=demografi.bps.go.id|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|year=2010|format=PDF|accessdate=20 Oktober 2021|pages=23, 36-41|archive-date=2017-07-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170712140438/http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agama_bahasa_2010.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Baris 260 ⟶ 262:
[[Berkas:Masjid Agung Karimun Malam Hari.jpg|jmpl|250px|Masjid Agung [[Kabupaten Karimun|Karimun]].]]
 
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri per tanggal 30 Juni [[2023]] mencatat bahwa mayoritas penduduk Kepulauan Riau menganut agama [[Islam]]. Adapun persentase [[agama]] penduduk di provinsi Kepulauan Riau menurut [[agama]] yang dianut adalah [[Islam]] sebanyak 78,36%, kemudian [[Kekristenan]] sebanyak 14,55% dengan rincian [[Protestan]] sebanyak 11,98% dan [[Katolik]] sebanyak 2,55%. Penduduk yang menganut agama [[Agama Buddha|Buddha]] sebanyak 6,88%, kemudian sebagian kecil beragama [[Konghucu]] sebanyak 0,15%, [[Hindu]] sebanyak 0,04% dan Kepercayaan 0,02%.<ref name="DUKCAPIL"/>
 
=== Bahasa ===
Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu [[Bahasa Indonesia]] dan ada juga yang menggunakan [[Bahasabahasa Melayu]]. Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya [[Bahasa Indonesia]] berasal dari [[Bahasabahasa Melayu]]. Pada zaman [[Kerajaan Sriwijaya]], Bahasa Melayu sudah menjadi Bahasabahasa Internasionalinternasional [[Lingua franca]] di kepulauan [[Nusantara]], atau sekurang-kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan [[Nusantara]]. Bahasa Melayu, semenjak pusat kerajaan berada di Malaka kemudian pindah ke [[Johor]], akhirnya pindah ke Riau mendapat predikat pula sesuai dengan nama pusat kerajaan Melayu itu. Karena itu Bahasabahasa Melayu zaman Melaka terkenal dengan [[Melayu Melaka|Bahasa Melayu Melaka]], Bahasabahasa Melayu zaman Johor terkenal dengan [[Melayu Johor|Bahasa Melayu Johor]], dan Bahasabahasa Melayu zaman Riau terkenal dengan [[Bahasabahasa Melayu Riau]].
 
Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan [[Bahasa Melayu]] menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu:
Baris 269 ⟶ 271:
# Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah tersebar keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini sudah lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara.
# Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh [[Raja Ali Haji]] dan kawan-kawannya{{fact}}, sehingga bahasa ini sudah menjadi standar.
# Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku sastra, buku-buku sejarah, dan agama baik dari zaman Melayu klasik maupun dari yang baru.
 
=== Pendidikan ===
Baris 347 ⟶ 349:
 
=== Kelautan ===
Sebagai provinsi kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di [[Kabupaten Karimun]] terdapat budidaya [[ikan kakap]], budidaya [[rumput laut]], [[kerambah jaring apung]]. [[Kota Batam]], [[Kabupaten Bintan]], [[Kabupaten Lingga]], dan [[Kabupaten Natuna]] juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang [[perikanan]]. Selain [[perikanan]] tangkap di keempat [[kabupaten]] tersebut, juga dikembangkan budidaya [[Perikanan laut|perikanan air laut]], dan [[Perikanan darat|perikanan air tawar]].
 
Di [[Kotakota Batam]] tepatnya di [[Pulau Setokok, Bulang, Batam|Pulau Setokok]]Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya. Di [[Kota Batam]] tepatnya didaerah [[Pelabuhan Telaga Punggur|Telaga Punggur]], ada satu pelabuhan perikanan yang dikelola murni oleh swasta. Pelabuhan Perikanan Swasta Telaga Punggur diresmikan pada tanggal 08 Januari 2010 oleh [[Daftar Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia|Menteri Kelautan]], dan Perikanan R.I Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Letak pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur sangat strategis karena berhadapan dengan jalur lintas kapal penangkapan ikan antara Provinsi Kepri, dan [[Natuna]], [[Natuna Utara]] (ZEEI), [[Laut Cina Selatan]] serta keberadaan pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur di [[Kota Batam]] sangat dekat dengan negara [[Singapura]] yang dapat meningkatkan [[ekspor]] hasil laut, dan menambah pendapatan asli daerah.
 
=== Peternakan ===
Potensi di [[bidang peternakan]] difokuskan pada [[ternak itik]], [[ternak sapi]], [[ternak ayam]], [[ternak babi]], dan [[ternak kambing]] yang umumnya masih dilaksanakan oleh [[peternakan kecil]].
 
=== Pertanian ===
Hampir diseluruh wilayah [[kabupaten]]/[[kota]] di [[provinsi]] Kepulauan Riau berpotensi untuk diolah menjadi lahan pertanian, dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor [[pertanian]] merupakan sektor yang strategis terutama di [[Kabupaten Bintan]], [[Kabupaten Karimun]], dan [[Kota Batam]]. Disamping palawija, dan holtikultura, tanaman lain seperti [[kelapa]], [[kopi]], [[gambir]], [[nenas]] serta [[cengkih]] sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di [[Kabupatenkabupaten Bintan]] dan [[Kabupaten Lingga]] sangat cocok untuk ditanami [[buah-buahan]], dan [[sayuran]]. Di beberapa pulau sangat cocok untuk [[perkebunan kelapa sawit]]. Salah satu perkebunan kelapa sawit terbesar di Kepulauan Riau terdapat di kawasan Tirta Madu.
 
=== Pariwisata ===
[[Berkas:Tanjung Piayu Pulau Batam.jpg|jmpl|kiri|Pemandangan pantai di sudut [[Pulau Batam]].]]
 
Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata dari mancanegara kedua setelah [[Pulau Bali]]. Jumlah wisatawan asing yang datang berkunjung mencapai 1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di provinsi Kepulauan Riau antara lain adalah wisata pantai yang terletak di berbagai kabupaten, dan kota. [[Pantai Melur batam|Pantai Melur]], [[Pulau Abang]] dan [[Pantai Nongsa]] di [[Kotakota Batam]], [[Pantai Pelawan]] di [[Kabupatenkabupaten Karimun]], [[Pantai Lagoi]], [[Pantai Tanjung Berakit]], [[Pantai Trikora]], dan [[Bintan Leisure Park]] di [[Kabupatenkabupaten Bintan]], [https://buliran.com/3064/pantai-batu-kasah-natuna-romansa-keindahan-kepulauan-riau.html Pantai Batu Kasah Natuna]. [[Kabupaten Natuna]] terkenal dengan wisata baharinya seperti [[selam permukaan]].
 
Selain wisata [[pantai]] dan [[bahari]], provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, [[Pemakaman sejarah|makam-makam bersejarah]], [[Tarian tradisional indonesia|tarian-tarian tradisional]] serta event-event khas daerah. Di [[Kotakota Tanjungpinang]] terdapat [[pulau Penyengat]] sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat [[masjid]] bersejarah, dan makam-makam [[Raja Haji Fisabililah]] dan [[Raja Ali Haji]] yang kedua-duanya adalah [[pahlawan nasional]].
 
Kawasan wisata di Kepulauan Riau juga mendapat banyak penghargaan. Treasure Bay di Lagoi, Bintan merupakan kolam renang air asin terbesar di Asia Tenggara, Patung Dewi Kwan Im di KTM Resort yang tertinggi se-Asia Tenggara, Vihara Avalokitesvara Graha yang terbesar se-Asia Tenggara, Patung Dewi Kwan Im di dalam Vihara Avalokitesvara Graha merupakan patung Dewi Kwan Im terbesar yang terdapat dalam sebuah ruangan se-Indonesia, Pulau Bawah di Anambas yang termasuk pulau tropis terbaik Asia versi CNN, Pantai Sisi di Natuna yang termasuk pantai alami terbaik di dunia versi majalah Island, dan Funtasy Island yang merupakan kawasan agrowisata terbesar di dunia.