Raden Machjar Angga Koesoemadinata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 42:
}}
 
'''Raden Machjar Angga Koesoemadinata''' (sering ditulis ''Kusumadinata'', ''Kusumahdinata'', ''kusumah dinata'', ''Anggakusumadinata''; lebih dikenal dengan ''Pak Machjar'' atau ''Pak Mahyar'' adalah seorang seniman dan [[musikolog]] [[Sunda]]. Ia dikenal sebagai pengarang lagu-lagu [[Sunda]], pendidik yang mengkhususkan diri dalam memajukan pendidikan seni-suara [[Sunda]], peneliti serta ahli teori musik [[Sunda]], pecipta sistem notasi nada Sunda [[da mi na ti la]] dan penemu sistem [[17 tangga nada]] [[Sunda]].
 
Ia dikenal sebagai pengarang lagu-lagu [[Sunda]], pendidik yang mengkhususkan diri dalam memajukan pendidikan seni-suara [[Sunda]], peneliti serta ahli teori musik [[Sunda]], pecipta sistem notasi nada Sunda [[da mi na ti la]] dan penemu sistem [[17 tangga nada]] [[Sunda]].
 
== Riwayat Hidup ==
Ia merupakan anak dari pasangan Raden Haji Muhamad Ali yang merupakan ulama asal Sumedang yang berasal dari keturunan Dalem Istri Sumedang dan Nyi Mas Uti, seorang perempuan keturunan [[Kabupaten Kudus|Kudus]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Azis|first=Nur|title=Rumah 'Lumbung Padi' Tempat Lahirnya Musikus Jenius Tanah Sunda|url=https://www.detik.com/jabar/budaya/d-7030298/rumah-lumbung-padi-tempat-lahirnya-musikus-jenius-tanah-sunda|website=detikjabar|language=id-ID|access-date=2023-12-07}}</ref>
 
Pak Machjar yang dimasyarakat [[Jawa Barat]] lebih dikenal sebagai seorang seniman pencipta lagu-lagu [[Sunda]] sebenarnya adalah seorang pendidik dan pakar [[musikologi]], khususnya [[etnomusikologi]] yang berspesialisasi dalam [[pelog]] dan [[salendro]]. Pengetahuannya mengenai seni musik [[pelog]] dan [[salendro]] didapatkan dari sejak kanak-kanak dengan berguru pada beberapa juru tembang dan [[nayaga]], di antaranya belajar [[rebab]] pada nayaga ulung ''Pak Etjen Basara'', ''Pak Sura'' dan ''Pak Natadiredjo'', belajar gamelan pada ''Pak Sai'' dan ''Pak Idi'', serta belajar tembang pada ''Pak Oetje'' juru pantun terkenal di [[Bandung]].
 
Baris 55:
Tahun 1933, ia ditugaskan untuk membentuk pendidikan seni suara pada semua sekola-sekolah pribumi di Jawa barat dengan sistem [[da mi na ti la]]. Pada zaman pendudukan Jepang (1942-1945) ia mengajar di sekolah guru kemudian dari tahun 1945 sampai 1947 ia bekerja sebagai guru ilmu alam, sejarah dan bahasa Inggris di (SMP/SMA) Bandung. Setelah itu, ia diangkat menjadi kepala dari kantor Pendidikan (koordinator Pendidikan Rendah) di [[Sumedang]] (1947-1950) dan selajutnya ditugaskan untuk pendidikan seni-suara pada sekolah-sekolah rendah dan menengah [[Jawa Barat]] di [[Bandung]] (1950-1952). Selanjutnya ia bekerja staf ahli di Jawatan Kebudayaan Jawa Barat di Bandung. Kemudian pada tahun 1958 (sampai 1960), ia diangkat menjadi Direktur utama [[SMK Negeri 10 Bandung|Konservatori Karawitan (KOKAR) Bandung]]. Selebihnya ia adalah dosen luar biasa mengajar ilmu [[akustik]] dan [[gamelan]] di [[SMK Negeri 8 Surakarta|Konservatori Karawitan Surakarta]] (1953-1959).
 
Menikah degan ''Ibu Saminah'' salah seorang lulusan pertama sekolah guru wanita Van Deventer (''Pleiades Kweekschool'') di [[Kota Salatiga|Salatiga]] yang berasal dari [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]].<ref name=":0" /> Ia memiliki 10 orang anak, akan tetapi tidak ada satupun yang menggeluti kesenian karena kebanyakan berkecimpung dalam bidang ilmu alam antara lain:
 
* ''Machjeu Koesoemadinata'' (alm),