Sayyid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 15:
Penguasa Kerajaan-Kerajaan di Nusantara ini yang berdasarkan kajian sejarah adalah keturunan ''Ahlul Bayt (Sharif / Sayyid)'' adalah Kesultanan Brunei, [[kesultanan Palembang]], Kesultanan Sambas, Kesultanan Sulu, Kesultanan Perlis, Kesultanan Siak Sri Indrapura, Kesultanan Cirebon, [[Kesultanan Banten]], Kesultanan Pontianak dan Ketuanan Kubu.
== Etimologi ==
Kata sayyid atau sayyidun ([[Bahasa Arab]]:سَيِّدٌ) merupakan bentuk tunggal dari kata sādah atau asyad.
Sayyidun asalnya adalah saywidun (سَيْوِدٌ) kemudian huruf [[Wau (huruf Arab)|Wau]] diganti dengan huruf [[Ya (huruf Arab)|Ya]] karena sebelum huruf wau tersebut terdapat huruf ya yang di sukun dan menurut kaidah [[I'lal]] apabila terdapat dua [[Huruf illat]] dalam satu kalimat dan huruf illat yang pertama sukun, maka huruf illat kedua akan dirubah menjadi huruf yang sama dengan huruf illat yang sukun tersebut.
Kasus ini terdapat dua huruf illat, dua huruf illat tersebut adalah huruf ya sukun dan wau sehingga dikarenakan sudah memenuhi syarat I'lal, huruf wau diganti dengan huruf ya dan dihasilkan Sayyidun (سَيْيِدٌ) namun ini belum final, dikarenakan bertemunya dua huruf yang sama yang dimana huruf pertama sukun dan yang kedua memiliki [[Harakat]], maka berlakulah kaidah [[Idgham|idgham]] yang dimana kedua huruf itu dilebur jadi satu dan kemudian diberikan tanda syaddah atau [[Tasydid|tasydid]], maka jadilah '''Sayyidun''' (سَيِّدٌ).
== Alih Bahasa ==
|