Muzakir Manaf: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 32:
 
== Latar belakang ==
MualemMuzakir Manaf lahir di Seuneudon, Aceh Utara pada 1964. Ia sudah terlibat dalam perjuangan Aceh bersama GAM sejak usia muda. Sejak 1986 hingga 1989, bersama beberapa pemuda Aceh pilihan lainnya, Mualem dikirim ke Libya untuk mengikuti pendidikan militer di Camp Tajura. Di sana, ia juga pernah dipercayakan menjadi pengawal [[Muammar QadafiGaddafi]].<ref>{{Cite web|url=https://majalah.tempo.co/read/128461/seorang-lelaki-di-bawah-hujan|title=Seorang Lelaki di Bawah Hujan|last=Tempomedia|date=2008-10-13|website=Tempo|language=en|access-date=2019-12-07}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://arsip.gatra.com/2002-12-21/majalah/artikel.php?pil=23&id=36677|title=Majalah Gatra :: Artikel|website=arsip.gatra.com|access-date=2019-12-07}}</ref>
Orang Aceh biasa menyapa Muzakir Manaf dengan sebutan "Mualem". Pada masa perang Aceh, gelar Mualem disematkan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan tinggi tentang ilmu kemiliteran, yang memiliki kemampuan untuk melatih pasukannya.
 
Ketika kembali ke Aceh, sama seperti kombatan GAM lainnya, Mualem bergeriliya dari satu hutan ke hutan lainnya. Keberadannya begitu sulit dideteksi oleh aparat keamanan. Kala itu, aparat keamaan pernah beberapakali mengumumkan bahwa Muzakir Manaf telah tewas, namun nyatanya Mualem kemudian muncul di tempat lain dalam kondisi sehat wal afiat.<ref>{{Cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/24003/panglima-gam-muzakir-manaf-diduga-terkepung|title=Panglima GAM Muzakir Manaf Diduga Terkepung|date=2003-10-22|website=Tempo|language=en|access-date=2019-04-26}}</ref>
Pada masa damai sekarang, orang Aceh masih juga menyebut Muzakir Manaf sebagai Mualem. Tentu saja, nuansanya tak lagi dikaitkan dengan soal militer, tetapi sebagai sapaan kehormatan, tak hanya bagi mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tetapi juga oleh seluruh masyarakat Aceh lainnya.
 
Orang Aceh biasa menyapa Muzakir Manaf dengan sebutan "Mualem". Pada masa perang Aceh, gelar Mualem disematkan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan tinggi tentang ilmu kemiliteran, yang memiliki kemampuan untuk melatih pasukannya. Pada masa damai sekarang, orang Aceh masih juga menyebut Muzakir Manaf sebagai Mualem. Tentu saja, nuansanya tak lagi dikaitkan dengan soal militer, tetapi sebagai sapaan kehormatan, tak hanya bagi mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tetapi juga oleh seluruh masyarakat Aceh lainnya.
 
Kini perjuangan bersenjata GAM telah usai. Tapi perjuangan politik untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat Aceh masih terus dilakukan, lewat Partai Aceh. Mualem mengajak masyarakat untuk ikut bersama-sama dalam barisan perjuangan tersebut. “Mari semua bersama kami, Partai Aceh tak membeda-bedakan suku bangsa,” kata Muzakir Manaf.<ref>{{Cite web|url=https://www.tagar.id/mualem-kombatan-gam-terjun-ke-dunia-politik|title=Mualem, Kombatan GAM Terjun ke Dunia Politik|last=News|first=Tagar|date=2017-12-23|website=TAGAR NEWS|language=id|access-date=2019-04-26}}</ref>
 
Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Aceh 2012, Partai Aceh—sebagai partai terbesar di Aceh—mengusung Muzakir Manaf sebagai calon wakil gubernur Aceh 2012–2017, bersama [[Zaini Abdullah|dr. Zaini Abdullah]], mantan Mentri Luar Negeri GAM yang diusung Partai Aceh sebagai Calon Gubernur Aceh. Muzakir Manaf sendiri juga pernah menjabat sebagai Panglima GAM, menggantikan [[Abdullah Syafi'i (GAM)|Abdullah Syafi'i]] yang wafat pada 22 Januari 2002.
Baris 43 ⟶ 47:
 
Meski saat ini telah terjun langsung dalam dunia politik, namun tidak seperti kebanyakan politisi lainnya, Mualem dikenal sebagai sosok yang tak banyak bicara. “Saya tidak ingin membuat masyarakat Aceh bingung, jadi bicara yang pasti-pasti saja,” katanya pada suatu kesempatan.
 
Mualem lahir di Seuneudon, Aceh Utara pada 1964. Ia sudah terlibat dalam perjuangan Aceh bersama GAM sejak usia muda. Sejak 1986 hingga 1989, bersama beberapa pemuda Aceh pilihan lainnya, Mualem dikirim ke Libya untuk mengikuti pendidikan militer di Camp Tajura. Di sana, ia juga pernah dipercayakan menjadi pengawal Muammar Qadafi.<ref>{{Cite web|url=https://majalah.tempo.co/read/128461/seorang-lelaki-di-bawah-hujan|title=Seorang Lelaki di Bawah Hujan|last=Tempomedia|date=2008-10-13|website=Tempo|language=en|access-date=2019-12-07}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://arsip.gatra.com/2002-12-21/majalah/artikel.php?pil=23&id=36677|title=Majalah Gatra :: Artikel|website=arsip.gatra.com|access-date=2019-12-07}}</ref>
 
Ketika kembali ke Aceh, sama seperti kombatan GAM lainnya, Mualem bergeriliya dari satu hutan ke hutan lainnya. Keberadannya begitu sulit dideteksi oleh aparat keamanan. Kala itu, aparat keamaan pernah beberapakali mengumumkan bahwa Muzakir Manaf telah tewas, namun nyatanya Mualem kemudian muncul di tempat lain dalam kondisi sehat wal afiat.<ref>{{Cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/24003/panglima-gam-muzakir-manaf-diduga-terkepung|title=Panglima GAM Muzakir Manaf Diduga Terkepung|date=2003-10-22|website=Tempo|language=en|access-date=2019-04-26}}</ref>
 
Kini perjuangan bersenjata GAM telah usai. Tapi perjuangan politik untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat Aceh masih terus dilakukan, lewat Partai Aceh. Mualem mengajak masyarakat untuk ikut bersama-sama dalam barisan perjuangan tersebut. “Mari semua bersama kami, Partai Aceh tak membeda-bedakan suku bangsa,” kata Muzakir Manaf.<ref>{{Cite web|url=https://www.tagar.id/mualem-kombatan-gam-terjun-ke-dunia-politik|title=Mualem, Kombatan GAM Terjun ke Dunia Politik|last=News|first=Tagar|date=2017-12-23|website=TAGAR NEWS|language=id|access-date=2019-04-26}}</ref>
 
== Riwayat pendidikan ==