Patung Sura dan Baya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baqotun0023 (bicara | kontrib) |
Baqotun0023 (bicara | kontrib) |
||
Baris 32:
Patung Sura dan Baya melambangkan "mereka yang berani menghadapi bahaya". Secara bahasa, “sura” berarti keberanian, sedangkan “baya” berarti bahaya. Dahulu ketika [[Kerajaan Majapahit]] berdiri, terjadi penyerangan oleh orang Tar-Tar atau [[Mongolia|Mongol]] yang menyerbu tanah [[Jawa]]. Orangnya datang dari utara pulau ini, mereka mendarat di [[Jawa Timur]]. Pemimpin tentara Jawa yang mampu mengusir Tar-Tar atau Mongol pada masa itu bernama [[Radén Wijaya]] atau cikal bakal Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya kemudian memanggilnya dengan sebutan “sanggramacura” atau “seorang pemberani yang takut karena keberaniannya dalam menghadapi bahaya” atau dengan kata lain ''Çirabhaya'' yang berarti “berani menghadapi bahaya”. Raden Wijaya dilambangkan sebagai pejuang pemberani, sedangkan tentara Mongol melambangkan bahaya yang datang ke Pulau Jawa.<ref>{{Cite journal|last=Sungkowati|first=Yulitin|date=2022|title=Alih Wahana Cerita Rakyat “Asal-Usul Surabaya” dalam Industri Kreatif|url=https://www.researchgate.net/publication/366473994_ALIH_WAHANA_CERITA_RAKYAT_ASAL-USUL_SURABAYA_DALAM_INDUSTRI_KREATIF|journal=Jurnal Ketatabahasaan dan Kesusastraan|volume=17|pages=95-109|issn=2714-8653}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://surabaya.go.id/id/page/0/4758/sejarah-kota-%09%09surabaya|title=Sejarah Kota Surabaya|first=|date=|website=Pemerintah Kota Surabaya|access-date=10 Oktober 2023}}</ref>
==
=== Di Surabaya ===
|