Museum Perumusan Naskah Proklamasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
3mdedede (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Baris 4:
== Sejarah ==
[[Berkas:Tadashi-maeda.jpg|jmpl|Laksamana Tadashi Maeda, seorang jenderal berkebangsaan Jepang yang merelakan tempat tinggalnya dijadikan markas perumusan naskah proklamasi.]]
Sebelum diaklamasi sebagai museum, gedung Munasprok pertama kali dikelola oleh perusahaan asuransi bernama PT Asuransi Jiwasraya.<ref name="a" /> Selanjutnya gedung itu diambil alih oleh [[British Consul General]] pada [[Perang Pasifik]] hingga masuk [[Jepang]] mengambil alih.<ref name="a" /> Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini menjadi tempat kediaman Laksamana Muda [[Tadashi Maeda]], Kepala Kantor Penghubung antara [[Angkatan Laut]] dengan [[Angkatan Darat]].<ref name="b" /> Setelah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, gedung ini tetap menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda sampai Sekutu mendarat di Indonesia, September 1945.<ref name="b" /> Setelah kekalahan Jepang gedung ini menjadi Markas [[Tentara Inggris]].<ref name="c" /> Setelah masa peperangan berakhir, gedung ini dikontrak oleh [[Kedutaan Inggris]] sampai dengan tahun 1981.<ref name="c" /> Selanjutnya gedung ini diterima oleh [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] pada 28 Desember 1981. Tahun 1982, gedung ini sempat digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran.<ref name="b" /> Karena makna historis yang dikandung museum tersebut, Menteri Penedidikan dan Kebudayaan Prof. [[Nugroho Notosusanto]] memerintahkan DIrektorat Permuseuman untuk menjadikan gedung tersebut menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamas dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0476/1992 tanggal 24 November 1992.<ref name="b" />
 
== Ruang-ruang dalam museum ==
Baris 17:
 
=== Ruang Keempat ===
Ruang ke-4 adalah ruang pameran benda-benda yang dikenakan para tokoh yang hadir dalam perumusan naskah proklamasi.<ref name="d" /> Benda-benda tersebut meliputi jam tangan, pulpen hingga baju-baju.<ref name="c" /> Di samping itu, ruang keempat adalah ruangan di mana [[Sayuti Melik]] ditemani dengan B.M. Diah mengetikkan naskah proklamasi setelah melakukan proses pengeditan secara bermusyawarah.<ref name="d" />
 
== Fakta lainnya ==
Baris 23:
* Di halaman belakang museum, bisa ditemukan sebuah bunker rahasia selebar 5 meter dengan panjang 3 meter dan tinggi sekitar 1,5 meter.<ref name="e">{{en}} {{cite journal | author = Travel Kompas | title = Menyusuri Sejarah Museum Perumusan Naskah Proklamasi | url = http://travel.kompas.com/read/2011/08/17/18430888/Menyusuri.Museum.Naskah.Proklamasi }}</ref> Bunker tersebut adalah tempat di mana dahulunya Laksamana Maeda menyimpan barang-barang berharganya seperti dokumen penting kenegaraan ketika Ia menjabat sebagai kepala penghubung Angkatan Laut dan Darat Jepang.<ref name="e" />
* Segala furnitur dan mebel yang berada di Museum Perumusan Naskah Proklamasi bukan barang asli seperti pada saat masa kemerdekaan, melainkan replika.<ref name="e" /> Barang tersebut meliputi ruang rapat, piano, rak loker, dan seperangkat meja dan kursi tamu.<ref name="e" /> Hal ini disebabkan pada tahun 1945 isi rumah tersebut banyak yang dijarah termasuk bukti sejarahnya, tetapi tata letaknya tetap dipertahankan.<ref name="e" />
* Selain menyuguhkan koleksi benda bersejarah, Munasprok juga menggelar berbagai acara menyambut hari kemerdekaan Indonesia yaitu dengan mengadakan napak tilas dari Museum Joang ’45 diteruskan ke Munasprok, dan puncaknya di [[Tugu Proklamasi]].<ref name="e" />
== Rujukan ==
<References />