Ceki: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
{{Under construction |placedby= |section= |nosection= |nocat= |notready= |comment= |category= |altimage= |notify= }}
'''Ceki''' (dibaca dengan [[pepet|e pepet]] /tʃəki/) atau Koa adalah sejenis [[kartu remi|kartu]] permainan dari masyarakat Tionghoa dan Peranakan yang dimainkan di [[Malaysia]], [[Singapura]] dan [[Indonesia]]. Ceki merupakan turunan {{Interlanguage link multi|kartu permainan Tionghoa|en|Chinese playing cards}} bergambar uang dengan tokoh [[Batas Air]] yang gambar-gambarnya mengalami penyederhanaan dan abstraksi.
==Nama==
Beberapa sumber menduga bahwa kata ''ceki'' berasal dari istilah [[Bahasa Hokkien]] seperti ''chít ki'' (一枝) “satu kartu” atau ''jī ki'' (二枝) "dua kartu". Istilah ini mungkin merujuk pada jenis permainan sebelum bergeser makna menjadi kartunya sendiri.{{sfn|Jones|2008|pp=48}}{{sfn|Amaro|1993}} Di beberapa tempat, ceki masih dirujuk sebagai jenis permainan sementara kartunya dikenal dengan nama lain seperti ''daun ceki'', ''iyu/ijo'',{{efn|ejaan lama, dibaca i-yo /ijo/, bukan /idʒo/}} ''kartu Cina'', ''kertu cilik'',{{sfn|Robson & Wibisono|2002|pp=365}} ''koa/kowa'',{{sfn|Matthes|1859|}}{{sfn|Matthes|1874|}}{{sfn|Wilkinson|1901|}} dan ''sikiah''.{{sfn|Robson & Wibisono|2002|pp=679}} KBBI menggunakan ejaan ceki untuk Bahasa Indonesia baku,<ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/ceki|title=Ceki|last=|first=|date=|website=Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring}}</ref> namun terdapat banyak variasi ejaan dalam rujukan lama, termasuk ''cuki'',{{sfn|Duff-Cooper|1987|pp=72}} ''cekian'',{{sfn|Dalton|1997|pp=174}} ''chĕki'',{{sfn|Hamilton|1924|pp=53}} dan ''chaqui''.{{sfn|Amaro|1993}}
==Dek==
==
Ceki awalnya dikenal di seantero Nusantara berkat peran dagang masyarakat Tionghoa dan Peranakan yang kemudian memperkenalkan permainan kartu mereka pada masyarakat lokal. Kini, populeritas ceki sebagian besar sudah tergantikan dengan [[kartu remi]] meski terdapat sejumlah daerah yang masih memainkannya.
Di Malaysia dan Singapura zaman dahulu, ceki sempat dimainkan oleh berbagai lapisan masyarakat, dari rakyat jelata hingga bangsawan. Sebagai contoh, catatan keuangan [[Badlishah dari Kedah|Sultan Abdul Hamid Halim]] dari [[Kedah]] (1864-1943) menunjukkan bahwa sang sultan senang berjudi menggunakan ceki.{{sfn|Musa|2015|pp=58}} Berbagai istilah kartu dikenal dengan nama [[Bahasa Hokkien|Hokkien]], dan gambar kartu yang digunakan cenderung lebih mendekati kartu Tionghoa asli dibanding kartu-kartu yang digunakan di Indonesia. Rujukan lebih baru dari Malaysia dan Singapura mengindikasikan bahwa lambat laun hanya wanita yang memainkan ceki, terutama dari kalangan peranakan, dan terus mengalami penurunan populeritas hingga hampir punah di masa modern. Buku ''The Babas'' melaporkan bahwa sekitar 1980an ceki hanya bisa dibeli di [[Malaka]]. Namun begitu terdapat upaya untuk melestarikan dan mempopulerkan kembali ceki pada masyarakat umum.
Sama seperti di Malaysia dan Singapura, ceki merupakan permainan lintas masyarakat di berbagai wilayah Indonesia pada masa penjajahan Belanda, namun populeritasnya hanya bertahan di beberapa daerah. Ceki kini sulit didapat dan hampir tidak dimainkan di [[Jawa]], meski kartu tersebut populer dimainkan oleh berbagai kalangan setidaknya hingga 1940an.{{sfn|Siem|1941}} Sementara itu, ceki hingga kini masih umum dimainkan di [[ranah Minang]] serta [[Bali]] dan cukup mudah ditemukan di berbagai toko daerah tersebut.
== Galeri ==
{| class="wikitable" style="margin:0 auto;" align="center" colspan="2" cellpadding="3" style="font-size: 80%; width: 100%;"
Baris 29 ⟶ 35:
* {{cite book|last=Dalton|first=Bill |title=Bali Handbook|year=1997|publisher=Moon Publications|place=Chico|isbn=1-56691-073-0}}
* {{cite journal|last=Duff-Cooper|first=Andrew |title=Some Imaginative Functions of Consciousness from a Balinese Form of Life on Lombok|journal=Anthropos|year=1987|volume=82|issue=1|page=63–85}}
* {{Cite book|last=Chia|first=Felix |year=1980|title=The Babas|publisher= Times Books International|place=Singapore|isbn=9971-65-058-4}}
* {{cite journal|last=Hamilton|first=A. W. |title=Chinese Loan-Words in Malay|journal= Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society |year=1924|volume=2 |issue=June|page=48–56}}
* {{Cite book|last=Jones|first=Russell |year=2008|title=Loan-words in Indonesian and Malay|publisher= KITLV Press|place=Leiden|isbn=978-90-6718-304-8}}
* {{Cite book|last=Matthes|first=Benjamin Frederik|year=1859|title=Makassaarsch–Hollandsch woordenboek|publisher= Frederik Muller|place=Amsterdam}}
* {{Cite book|last=Matthes|first=Benjamin Frederik|year=1874|title=Boegineesch–Hollandsch woordenboek|publisher= C. A. Spin & Zoon|place=Amsterdam}}
* {{cite journal|last=Musa|first=Mahani |title=The Memory of the World Register: The Sultan Abdul Hamid Correspondence and Kedah history|journal=Kajian Malaysia vol|year=2015|volume=33|page=53–74}}
* {{cite book|last1=Robson|first1=Stuart |last2=Wibisono |first2=Singgih |title=Javanese English Dictionary|year=2002|publisher=Periplus Editions|place=Singapore|isbn=0-7946-0000-X}}
* {{Cite book|last=Siem 沁|first=Tjan Tjoe 曾祖|year=1941|title=Javaanse Kaartspelen: bijdrage tot de beschrijving van land en volk [Javanese Card Games]; Verhandelingen van het Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen volume 75|publisher= A. C. Nix & Co.|place=Bandung}}
* {{Cite book|last=Wilkinson|first=Richard James |year=1901|title=A Malay–English Dictionary volume 1: ‘Alif to Za’|publisher= Kelly & Walsh|place=Singapore}}
|