Peria: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 36:
| year =2002
| pages = 1
| isbn = }}</ref> Anggota suku labu-labuan atau [[Cucurbitaceae]] ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai [[Sayur|sayuran]] maupun bahan pengobatan.<ref name="sinta">{{Citation
| last = Sriutami
| first =Sinta
Baris 82:
{{nutritionalvalue | name = Kandungan Peria | kJ=79 | protein=0,84 g | fat= 0,18 g | satfat=0,014 g | monofat = 0,033 g | polyfat = 0,078 g | carbs =4,32 g | sugars=1,95 g | fiber=2,0 g | thiamin_mg=0.051 | riboflavin_mg=0.053 | niacin_mg=0.280 | folate_ug=51 | vitA_ug = 6 | vitB6_mg=0.041 | vitB12_ug=0 | vitC_mg=33.0 | vitE_mg=0.14 | vitK_ug=4.8 | calcium_mg=9 | iron_mg=0.38 | magnesium_mg=16 | phosphorus_mg=36 | potassium_mg = 319 | sodium_mg=6 | zinc_mg=0.77 | water=93.95 g | copper_mg=0.033 g | source_usda=1 | right=1}}
Di negara-negara [[Asia Timur]], seperti [[Jepang]], [[Korea]], dan [[Cina]], peria dimanfaatkan untuk pengobatan, antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan perangsang muntah, bahkan telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal/jamu.<ref name="suara"/> Buahnya mengandung albuminoid, [[karbohidrat]], dan [[pigmen]]. [[Daun]]nya mengandung momordisina, momordina, [[carantina]], [[resin]], dan [[minyak]]. Sementara itu, [[akar]]nya mengandung [[asam momordial]] dan [[asam oleanolat]], sedangkan [[biji]]nya mengandung [[saponin]], [[alkaloid]], [[triterprenoid]], dan asam momordial.<ref name="davit">[http://davitherbal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=53:manfaat-tanaman-pare-1&catid=3:newsflash&Itemid=53 Situs Davit Herbal: Manfaat Tanaman Pare]{{Pranala mati|date=Oktober 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}<small> diakses 18 Mei 2010</small></ref> Peria juga dapat merangsang nafsu makan, menyembuhkan penyakit kuning, memperlancar [[pencernaan]], dan sebagai obat [[malaria]].<ref name="tati">Tati S.S. Subahar, Shuhaidawati Idayu.2007.’’Khasiat dan Manfaat Peria’’. Synergy Media Books.</ref> Selain itu, peria juga mengandung beta-[[karotena]] dua kali lebih besar daripada [[brokoli]] sehingga berpotensi mampu mencegah timbulnya penyakit [[kanker]] dan mengurangi risiko terkena [[serangan jantung]] ataupun infeksi [[virus]].<ref name="suara"/> Daun peria juga bermanfaat untuk menyembuhkan [[menceret]] pada [[bayi]], membersihkan [[darah]] bagi wanita yang baru melahirkan, menurunkan [[demam]], mengeluarkan [[cacing kremi]], serta dapat menyembuhkan [[batuk]].<ref name="tati"/>
Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada [[gado-gado]], [[pecel]], [[rendang]], atau [[gulai]].<ref name="instalasi"/> Di Cina peria diolah dengan [[tausi]], [[tauco]], daging [[sapi]], dan [[cabai]] sehingga rasanya makin enak atau diisi dengan adonan daging dan [[tofu]], sedangkan di Jepang peria jadi primadona makanan sehat karena diolah menjadi sup, [[tempura]], atau [[asinan]] sayuran.<ref name="suara"/>
Baris 91:
[[Berkas:Karela capsules 2.jpg|jmpl|kiri|150px|Ekstrak peria dikemas dalam bentuk kapsul sebagai obat herba]]
Sejak zaman [[purba]] peria digunakan untuk merawat penderita [[kencing manis]] karena terbukti berkhasiat [[hipoglikemik]] melalui [[insulin]] nabati yang mengurangi kandungan [[gula]] dalam [[darah]] dan air [[urin|kencing]].<ref>{{Cite web |url=http://fazlisyam.com/2008/01/21/khasiat-peria/ |title=Situs Bicara Tentang Tumbuhan: Khasiat Peria |access-date=2010-05-11 |archive-date=2010-08-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100809105828/http://fazlisyam.com/2008/01/21/khasiat-peria/ |dead-url=yes }}</ref> Penelitian mengenai khasiat hipoglikemik ini dilakukan oleh William D.Torres pada tahun 2004 baik secara in vitro maupun in vivo.<ref name="charantia"/>
Efek peria dalam menurunkan [[gula darah]] pada [[hewan]] percobaan bekerja dengan mencegah [[usus]] menyerap [[gula]] yang dimakan.<ref name="davit"/> Selain itu diduga peria memiliki komponen yang menyerupai [[sulfonylurea]], yakni obat antidiabetes paling tua.<ref name="davit"/> Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar [[pankreas]] tubuh memproduksi [[insulin]] lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula [[glikogen]] di [[hati]].<ref name="davit"/> Momordisin, sejenis glukosida yang terkandung dalam peria juga mampu menurunkan kadar gula dalam darah dan membantu pankreas menghasilkan insulin.<ref name="suara">[http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/makanan/21216-pare-putih-ramuan-ampuh-untuk-diabetesi.html Situs Suara Media, 1 Mei 2010:Pare Putih, Ramuan Ampuh Untuk Diabetes] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100503040818/http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/makanan/21216-pare-putih-ramuan-ampuh-untuk-diabetesi.html |date=2010-05-03 }} <small>diakses 15 Juni 2010</small></ref> Efek peria dalam menurunkan gula darah pada [[kelinci]] diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.<ref name="davit"/>
Penemuan peria sebagai antidiabetes ini diperkuat oleh hasil penelitian ahli obat berkebangsaan Inggris, A.Raman dan C.lau pada tahun 1996 yang menyatakan bahwa sari dan serbuk kering buah peria menyebabkan pengurangan kadar glukosa dalam darah dan meningkatkan toleransi glukosa.<ref name="charantia"/> Dalam ramuan tradisional, buah peria ditumbuk hingga menghasilkan cairan pahit atau merebus daun serta buahnya sehingga menghasilkan air yang dapat diminum secara langsung.<ref name="charantia">[http://www.charantia.com/about-ampalaya/ (en) Situs Charantia: About Ampalaya - Bitter Melon (Momordica charantia Linn) ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100818204140/http://www.charantia.com/about-ampalaya/ |date=2010-08-18 }}<small>diakses 15 Juni 2010</small></ref>
|