Ceki: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 12:
| image1 = KITLV 12052 - Kassian Céphas - Card Players, presumably at Yogyakarta - Around 1880.tif
| image2 = Tjeki advertisement in 1922 sinpo newspaper.png
| caption1 = Sebuah sesi permainan (mungkin ''Pèi'') di Yogyakarta, sekitar tahun 1880. Foto oleh [[Kassian Cephas|Kassian Céphas]]
| caption2 = Iklan kartu ceki cap "Doea Matjan" di koran [[Sin Po]], edisi 20 Maret 1922.
}}
Ceki pada awalnya hanya dimainkan oleh masyarakat Tionghoa dan Peranakan. Berkat jalur dagang dan kegiatan komersial masyarakat Tionghoa-Peranakan, permainan ceki kemudian menyebar ke masyarakat lokal di berbagai daerah Nusantara yang kembali menyebarkannya ke berbagai pelosok. Ceki juga pernah dimainkan di [[Suriname]], dibawa oleh [[Orang Jawa Suriname|tenaga kerja Jawa]] yang didatangkan pemerintahan kolonial Belanda pada akhir abad ke-19.{{sfn|Hoefte⁩|1998|pp=170}} Ceki digunakan sebagai sarana rekreasi dan pergaulan; sesi-sesi tertentu dapat berjalan semalam suntuk karena bebarengan dengan obrolan panjang antar pemain. Permainan ceki juga kerap dibarengi dengan taruhan kecil, yang tidak jarang bergeser menjadi perjudian dengan taruhan besar.{{sfn|Raap|2013|pp=142}}{{sfn|Reimena|2021}} Asal-usul gambar abstrak pada ceki tidak selalu dipahami oleh khalayak umum dan ini mengantarkan pada sejumlah interpretasi dan penggunaan mistis ceki sebagai kartu peramal nasib,{{sfn|Reimena|2021}} layaknya [[Tarot]].