Pulau Ujir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Wagino 20100516 memindahkan halaman Ujir, Pulau-Pulau Aru, Kepulauan Aru ke Pulau Ujir dengan menimpa pengalihan lama: Judul salah eja: ini bukan artikel desa melainkan pulau |
update |
||
Baris 64:
| website =
| additional_info =
| footnotes =}}'''Ujir''' adalah nama sebuah
== Sejarah ==
Pulau Ujir dihuni, setidaknya, sejak abad XVI, oleh orang-orang Eropa, yang tidak dapat dikonfirmasi antara orang Belanda ataupun orang Portugis.{{sfn|Handoko|2016|p=166}} Setelah Pulau Ujir [[Situs Ujir|ditinggalkan]] oleh orang-orang Eropa,{{kapan}} sebelum akhirnya ditinggalkan dan dihuni oleh penduduk Maluku beragama Islam yang memiliki relasi dengan orang-orang yang berada di [[Kesultanan Ternate]].{{sfn|Handoko|2016|p=164}} Orang-orang Islam yang memiliki relasi dengan Kesultanan Ternate ini lalu singgah di Pulau Ujir, mendirikan masjid, dan mengembangkan pemukiman yang disebut sebagai Kampung Lama Uifana.{{sfn|Handoko|2016|p=166}} Datangnya orang-orang Islam yang memiliki relasi dekat dengan Kesultanan Ternate, khususnya pedagang, ke Pulau Ujir ini menyebabkan pulau ini menjadi titik persinggahan di samping titik persinggahan yang ada di [[Kepulauan Kei]] dan [[Kepulauan Banda]].{{sfn|Handoko|2016|p=169}} Pulau ini, pada akhirnya, menjadi pulau pertama yang mayoritasnya dihuni oleh penganut agama Islam di Kepulauan Aru.<ref>{{cite news | date = 28 Juni 2015 | title = Jejak Tsunami di Kabupaten Kepulauan Aru Ditemukan | editor = Yusran Yunus | newspaper = [[Bisnis Indonesia]] | url = https://kabar24.bisnis.com/read/20150628/15/447918/jejak-tsunami-di-kabupaten-kepulauan-aru-ditemukan | access-date = 19 Mei 2022}}</ref> Catatan VOC menyebutkan bahwa Islam, melalui [[qadi]], masuk ke Pulau Ujir sejak 1650-51.{{sfn|Hägerdal|p=441}} Warga Pulau Ujir juga sempat meminta bantuan pengiriman guru agama Islam melalui seorang [[naturalis]] berkebangsaan Jerman, yakni [[Georg Rumphius]], pada tahun 1668.{{sfn|Hägerdal|p=441}}
|