Pinang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 70:
Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya. Biji ini dimanfaatkan orang sebagai salah satu campuran ketika mengunyah [[sirih]], selain [[gambir]] dan [[kapur]].
Bagian utama tanaman pinang yang biasa dimanfaatkan yakni biji dan batangnya. Biji pinang mengandung [[alkaloid]] seperti misalnya arekaina (''arecaine'') dan arekolin, yang sedikit banyak bersifat [[racun]] dan [[zat adiktif|adiktif]], dapat merangsang otak. Sediaan [[simplisia]] biji pinang di [[apotek]] biasa digunakan untuk mengobati [[cacing]]an, terutama untuk mengatasi [[cacing pita]].<ref name="sutrisno_155">Sutrisno, R.B. 1974. ''Ihtisar Farmakognosi'', edisi IV. Pharmascience Pacific, Jakarta. Hal. 155.</ref> Sementara itu, beberapa macam pinang bijinya menimbulkan rasa pening apabila dikunyah. Zat lain yang dikandung buah ini antara lain ''arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline'' dan beberapa unsur lainnya. Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk mengobati sakit [[disentri]], diare berdarah, dan [[kudis]]an. Biji ini juga dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna merah dan bahan penyamak.<ref name="heyne_460-465" /> Selain digunakan sebagai ramuan dalam mengobati sakit disentri, biji pinang juga dapat mengobati luka kulit, mengecilkan rahim setelah melahirkan, mengobati mata rabun dan cacingan, menghasilkan zat pewarna merah, penyamak dan masih banyak manfaat lainnya. Masyarakat Biak dan Serui (Papua) memanfaatkan biji pinang muda sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan oleh kaum wanita dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama satu minggu. Biji dan kulit biji bagian dalam juga dapat digunakan untuk menguatkan gigi rapuh bersama-sama dengan sirih (penyamak). Air rendaman biji pinang muda digunakan untuk obat sakit mata oleh suku Dayak Kendayan di Kalimantan Barat.<ref>Kristina, N.N., dan Syahid S.F., 2007, ''Penggunaan Tanaman Kelapa (Cocos nucifera), Pinang (Areca catechu) dan Aren (Arenga pinnata) sebagai Tanaman Obat'' (serial online), <nowiki>http://balittro,litbang.deptan.go.id</nowiki>, diakses pada 28 Maret 2019 pukul 23.00 WIB</ref> Biji pinang mengandung alkaloida seperti arekaina (''arecaine''), arekolina (''arecoline''), guvakolin, guvasine dan isoguvasine yang dapat bersifat racun, adiktif dan merangsang otak bila dalam kandungan berlebih. Senyawa arekolin yang terdapat dalam buah pinang berkhasiat sebagai obat cacing dan penenang. ''Arecoline'' yang merupakan sebuah ester metiltetrahidrometil-nikotinat berwujud minyak basa keras. Senyawa lain yang terkandung dalam biji pinang adalah ''arecaidine'' atau ''arecaine'', ''choline'' atau ''bilineurine'', ''guvacine'', ''guvacoline'' dan tannin dari kelompok ester glukosa yang menggandeng beberapa gugusan pirogalol. Sifat astringent dan hemostatik dari zat tannin inilah yang berkhasiat untuk menguatkan gusi dan menghentikan perdarahan. Selain itu, buah pinang juga mengandung
Selain bagian biji dan batangnya, bagian lain seperti umbut pinang muda dapat digunakan untuk mengobati patah tulang dan sakit pinggang (salah urat) serta dapat dimakan sebagai lalapan atau acar.
|