Ali Alatas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syah7 (bicara | kontrib)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Baris 50:
Namanya mulai dikenal luas setelah ia aktif sebagai fasilitator perundingan perdamaian terhadap pihak-pihak yang bertikai dalam [[Perang Kamboja–Vietnam]], melalui pertemuan-pertemuan informal yang dikenal sebagai Jakarta Informal Meeting (JIM) hingga beberapa kali. Kegiatan diplomatis ini berakhir dengan sukses setelah tercapainya [[Perjanjian Perdamaian Paris 1991|Perjanjian Perdamaian Kamboja Komprehensif]] yang ditandatangani di [[Paris]] pada tahun 1991. [[The Guardian]] menyebut bahwa perjanjian perdamaian ini merupakan keberhasilan terbesar Ali Alatas.<ref name="Guardianobit">{{cite news|last=MacKinnon|first=Ian|date=2008-12-17|title=Ali Alatas: Indonesian diplomat who helped broker peace in Cambodia|url=https://www.theguardian.com/world/2008/dec/17/ali-alatas-obituary-indonesia-cambodia|location=UK|publisher=The Guardian|accessdate=2010-04-23}}</ref>
 
Sumbangsih lain yang tidak terlalu diamati luas oleh pers tetapi signifikan adalah sebagai mediator atau penengah dalam perundingan pemerintah [[Filipina]] dengan [[Front Pembebasan Nasional Moro|Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF)]] yang berakhir dengan [[Perjanjian Perdamaian Akhir 1996|ditandatanganinya Perjanjian Jakarta pada tahun 1996.]]<ref>{{cite book|last=Marsden|first=Lee|year=2016|url=https://books.google.com/books?id=6fvOCwAAQBAJ&q=1996+final+peace+agreement&pg=PA128|title=The Ashgate Research Companion to Religion and Conflict Resolution|publisher=[[Routledge]]|isbn=978-1317041832|pages=128}}</ref>
 
Ali Alatas adalah orang terdepan dalam kepemimpinan Indonesia di [[Gerakan Non-Blok]] (NAM) pada tahun 1992—1995. Lewat usahanya, Indonesia dapat ikut melobi [[G7]] yang merupakan kelompok negara-negara maju dengan perekonomian terbesar, untuk bersedia menghapus hutang beberapa negara berkembang dan bekerja sama dengan mempertimbangkan kesetaraan. Namun, sebagai diplomat ia harus menghadapi ujian berat membela kebijakan yang ditempuh Indonesia terhadap permasalahan [[Timor Timur]].