Edward Said: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
Baris 37:
* [[Chris Hedges]]
}}}}
'''Edward Wadie Said''' ([[bahasa Arab]]: إدوارد وديع سعيد, ''Idwārd Wadīʿ Saʿīd''; <small>pengucapan bahasa Arab:</small> [[Wikipedia:IPA untuk bahasa Arab|[wædiːʕ sæʕiːd]]]; 1 November 1935 – 24 September 2003) adalah seorang akademisi, kritikus sastra, dan aktivis politik [[Amerika Palestina|Palestina-Amerika]].<ref name="Britannica">{{Cite encyclopedia|encyclopedia=[[Encyclopædia Britannica]]|publisher=[[Encyclopædia Britannica, Inc.]]|access-date=31 July 2023}}</ref> Ia merupakan profesor sastra di [[Universitas Columbia]] dan termasuk salah satu pendiri bidang studi [[Pascakolonialisme|pascakolonial]].<ref name="
Meskipun ia dididik dalam sistem pendidikan Barat di sekolah-sekolah berbahasa Inggris dan di Amerika, Said dapat menerapkan pendidikan dan perspektif antar kultural untuk menjelaskan kesenjangan pemahaman budaya dan politik antara dunia Barat dan dunia Timur, khususnya berkenaan dengan [[Konflik Israel–Palestina|konflik Israel-Palestina]] di Timur Tengah. Para pemikir yang mempunyai pengaruh besar terhadap dirinya antara lain [[Antonio Gramsci]], [[Frantz Fanon]], [[Aimé Césaire]], [[Michel Foucault]], dan [[Theodor Adorno]].<ref name="
Said menjadi terkenal karena karyanya, ''[[Orientalism (buku)|Orientalism]]'', yang terbit pada 1978. Dalam buku ini, Said menganalisis dan mengkritik aspek-aspek budaya yang menjadi dasar [[Orientalisme]] — bagaimana dunia Barat memandang [[dunia Timur]].<ref name="Ghazoul2007">{{Cite book|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=Uf9_dbmJyQkC&pg=PA290|title=Edward Saïd and Critical Decolonization|publisher=American University in Cairo Press|isbn=978-977-416-087-5|editor-last=Ferial Jabouri Ghazoul|pages=290–|quote=Edward W. Saïd (1935–2003) was one of the most influential intellectuals in the twentieth century.|access-date=19 November 2011}}</ref><ref>{{Citation|last=Zamir|first=Shamoon|contribution=Saïd, Edward W.|year=2005|title=Encyclopedia of Religion, Second Edition|editor-last=Jones|editor-first=Lindsay|volume=12|pages=8031–32|publisher=Macmillan Reference USA, Thomas Gale|quote=Edward W. Saïd (1935–2003) is best known as the author of the influential and widely-read ''Orientalism'' (1978) ... His forceful defense of secular humanism and of the public role of the intellectual, as much as his trenchant critiques of Orientalism, and his unwavering advocacy of the Palestinian cause, made Saïd one of the most internationally influential cultural commentators writing out of the United States in the last quarter of the twentieth century.}}</ref><ref name="Gentz2009">{{Cite book|last=Joachim Gentz|year=2009|title=Keywords re-oriented|publisher=Universitätsverlag Göttingen|isbn=978-3-940344-86-1|series=interKULTUR, European-Chinese intercultural studies, Volume IV|pages=41–|chapter=Orientalism/Occidentalism|quote=Edward Saïd's influential ''Orientalism'' (1979) effectively created a [[Discourse|discursive field]] in [[cultural studies]], stimulating fresh critical analysis of Western academic work on "The Orient". Although the book, itself, has been criticized from many angles, it is still considered to be the seminal work to the field.|access-date=18 November 2011|chapter-url=https://books.google.com/books?id=Omfg11_rzEAC&pg=PA41}}</ref><ref name="Gray2005">{{Cite book|year=2005|url=https://books.google.com/books?id=4ZLW5gXc0X4C&pg=PA212|title=A Franz Kafka encyclopedia|publisher=Greenwood Publishing Group|isbn=978-0-313-30375-3|editor-last=Richard T. Gray|pages=212–|quote=In its current usage, ''Orient'' is a key term of cultural critique that derives from Edward W. Saïd's influential book ''Orientalism''.|access-date=18 November 2011|editor-last2=Ruth V. Gross|editor-last3=Rolf J. Goebel|editor-last4=Clayton Koelb}}</ref> Model analisis tekstual Said mentransformasi [[diskursus]] akademik dalam teori sastra, kritik sastra, dan [[Studi Timur Tengah|kajian Timur Tengah]] — bagaimana akademisi mengkaji, mendeskripsikan, dan mendefinisikan budaya yang dipelajari.<ref name="
Selain menjadi seorang intelektual publik, Said juga merupakan anggota [[Dewan Nasional Palestina]] yang kontroversial karena kritik publiknya terhadap Israel dan negara-negara Arab, khususnya berkaitan dengan kebijakan politik dan budaya rezim negara-negara Muslim yang bertindak bertentangan dengan kepentingan nasional rakyatnya.<ref name="
Pada tahun 1999, konduktor musik Daniel Barenboim dan Said mendirikan ''West–Eastern Divan Orchestra'' yang berbasis di [[Sevilla]]. Said juga merupakan seorang [[Piano|pianis]] yang ulung. Bersama Barenboim, ia ikut menulis buku ''Parallels and Paradoxes: Explorations in Music and Society'' (2002), sebuah kompilasi percakapan dan diskusi publik mereka tentang musik yang diadakan di [[Carnegie Hall]], New York.<ref name="
== Kehidupan dan karier ==
Baris 51:
=== Masa muda ===
Edward Wadie Said lahir pada tanggal 1 November 1935<ref>{{Cite book|last=Sherry|first=Mark|year=2005|url=https://books.google.com/books?id=Ijpj1tB3Qr0C&pg=PA2106|title=Dictionary of Modern American Philosophers|location=Bristol|publisher=Thoemmes Continuum|isbn=9781843710370|editor-last=Shook|editor-first=John R.|pages=2106}}</ref> dari pasangan Hilda Said dan Wadie Said. Ayahnya, Wadie Said adalah seorang pengusaha di [[Yerusalem]] yang saat itu merupakan bagian dari [[Mandat Britania atas Palestina|mandat Inggris atas Palestina]] (1920–1948).<ref name="Time2">{{Cite magazine|last=Hughes|archive-url=https://web.archive.org/web/20091004224830/http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,978727,00.html|url-status=dead|archivedate=4 October 2009|magazine=Time|access-date=21 October 2008}}</ref> Wadie Said adalah orang Palestina yang bergabung dengan [[Pasukan Ekspedisi Amerika]] dalam Perang Dunia I. Dinas militer pada masa perang ini membuat ayah Said dan keluarganya diberikan kewarganegaraan Amerika Serikat. Ibu Said, Hilda Said, adalah keturunan Palestina dan Lebanon, lahir dan besar di [[Nazaret
Pada tahun 1919, Wadie Said mendirikan sebuah bisnis alat tulis di [[Kairo]] bekerja sama dengan sepupunya. Said memiliki empat orang adik perempuan. Salah satu dari mereka, [[Rosemarie Said Zahlan]], kelak juga menjadi seorang akademisi.<ref>Corwell 128.</ref><ref>Singh and Johnson 19, 129.</ref><ref>{{cite news|url=http://www.counterpunch.org/1999/06/15/defamation-revisionist-style/|title=Defamation, Revisionist Style|last=Said|first=Edward|date=15 June 1999|work=[[CounterPunch]]|accessdate=6 June 2013}}</ref>
Baris 79:
* ''The World, the Text, and the Critic'' (1983),
* ''Nationalism, Colonialism, and Literature: Yeats and Decolonization'' (1988),
* ''[[:en:
* ''Representations of the Intellectual: The 1993 Reith Lectures'' (1994),
* ''Humanism and Democratic Criticism'' (2004), and
Baris 86:
=== Orientalism ===
Said dikenal sebagai seorang kritikus budaya karena bukunya, ''[[Orientalism (buku)|Orientalism]]'' (1978). Di dalam karya monumentalnya itu, ia memberikan sebuah [[kritik]] terhadap [[orientalisme]], yang ia deskripsikan sebagai representasi budaya yang keliru yang digunakan dunia Barat dalam melihat dunia Timur, terutama Timur Tengah. Tesisnya adalah terdapat "prasangka Eurosentris yang halus dan terus-menerus terhadap masyarakat Arab-Islam dan budaya mereka."<ref name="Windschuttle2">Windschuttle, Keith. "Edward Saïd's 'Orientalism revisited'", ''The New Criterion'' 17 January 1999. [https://web.archive.org/web/20080501055657/http://www.newcriterion.com/archive/17/jan99/said.htm Archived] 1 May 2008, at the Internet Archive, accessed 23 November 2011.</ref> Prasangka ini berasal dari tradisi panjang [[budaya Barat]] yang melihat dan meromantisasi Asia secara keliru, khususnya pada Timur Tengah. Representasi budaya itu terus berfungsi sebagai pembenaran bagi kolonialisme dan imperialisme negara-negara Eropa dan AS. Selain itu, Said mengecam malpraktik politik dan budaya yang dilakukan oleh rezim elit Arab yang berkuasa yang telah [[Internalisasi|menginternalisasi]] representasi [[budaya Arab]] yang salah yang diciptakan oleh para orientalis Anglo-Amerika.<ref name="Windschuttle2" />
[[Berkas:Jean-Léon_Gérôme_-_Le_charmeur_de_serpents.jpg|al=This painting shows the back side of a naked man standing with a snake wrapped around his waist and shoulders. The man is lifting up the head of the snake with his left hand. Another man to his right is sitting on the ground playing a pipe. A group of 10 men are sitting on the floor facing the snake handler with their backs against an ornate blue mosaic wall decorated with Arabic calligraphy.|jmpl|300x300px|Sampul buku ''Orientalism'' (1978) yang merupakan detail dari lukisan Orientalis abad ke-19 ''The Snake Charmer'', karya [[Jean-Léon Gérôme]] (1824–1904).]]{{Blockquote|Sejauh menyangkut Amerika Serikat, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa orang-orang Muslim dan Arab pada dasarnya dipandang sebagai pemasok minyak atau berpotensi menjadi teroris. Sangat sedikit detail tentang kepadatan manusia, semangat kehidupan Arab-Muslim yang telah dipahami, bahkan oleh orang-orang yang berprofesi memberitakan tentang dunia Arab. Yang kita lihat hanyalah serangkaian gambaran dunia Islam yang kejam, yang disajikan sedemikian rupa sehingga menjadikan dunia tersebut rentan terhadap agresi militer.|<ref>{{cite news|url=https://web.archive.org/web/20120518083215/https://www.thenation.com/article/islam-through-western-eyes|title=Islam Through Western Eyes|last=Said|first=Edward|date=26 April 1980|work=The Nation|access-date=18 May 2013}}</ref>}}Dalam ''Orientalisme'', Said berpendapat bahwa sebagian besar studi Barat tentang peradaban Islam adalah suatu intelektualisme politik yang dimaksudkan untuk mengafirmasi identitas Eropa, bukan studi akademik yang obyektif. Dengan demikian, bidang akademik studi Oriental berfungsi sebagai metode praktis diskriminasi budaya dan dominasi imperialis — artinya, sarjana orientalis Barat dianggap mengetahui lebih banyak tentang "dunia Timur" dibandingkan dengan "orang Timur" sendiri.<ref name="
Menurut Said, representasi budaya dunia Timur dalam Orientalisme patut dicurigai secara intelektual, dan tidak dapat diterima sebagai representasi yang benar dan akurat mengenai masyarakat di dunia Timur. Said berpendapat bahwa sejarah pemerintahan kolonial dan dominasi politik Eropa atas peradaban Asia telah mendistorsi tulisan para Orientalis yang bahkan dianggap paling berpengetahuan, bermaksud baik, dan simpatik terhadap budaya Timur sekalipun.
{{Blockquote|Saya ragu bahwa adalah hal yang kontroversial, misalnya, untuk mengatakan bahwa orang Inggris di India, atau Mesir, pada akhir abad kesembilan belas, menaruh minat pada negara-negara tersebut, yang dalam pikirannya tidak pernah jauh dari status mereka, sebagai koloni Inggris. Mengatakan hal ini mungkin berbeda dengan mengatakan bahwa semua pengetahuan akademik tentang India dan Mesir entah bagaimana diwarnai dan terkesan dengan, dilanggar oleh, fakta politik yang kasar—namun ''itulah yang saya katakan'' dalam studi Orientalisme ini.|Introduction, ''Orientalism'', p. 11.<ref name="
=== Kritik terhadap Orientalism ===
Di kalangan akademisi, ''Orientalism'' mendapatkan banyak kritik baik secara profesional maupun pribadi terhadap Said.<ref>Kramer, Martin. [http://www.campus-watch.org/article/id/3082 "Enough Said (Book review: ''Dangerous Knowledge'', by Robert Irwin)"], March 2007. Retrieved 5 January 2010.</ref> Para sarjana orientalis terkemuka seperti [[Albert Hourani]], [[Robert Irwin (penulis)|Robert Graham Irwin]], [[Nikki Keddie]], [[Bernard Lewis]], dan [[Kanan Makiya]] mendapat dampak negatif karena ''Orientalism'' mempengaruhi persepsi publik terhadap integritas intelektual mereka dan kualitas [[Kajian Dunia Timur|kajian akademik Orientalis]] mereka.<ref>Lewis, Bernard. "The Question of Orientalism", ''Islam and the West'', London: 1993. pp. 99, 118.</ref><ref>Irwin, Robert. ''For Lust of Knowing: The Orientalists and Their Enemies'' London:Allen Lane: 2006.</ref>{{#tag:ref|Martin Kramer said that "Fifteen years after [the] publication of ''Orientalism'', the UCLA historian Nikki Keddie (whose work Saïd praised in ''Covering Islam: How the Media and the Experts Determine How We See the Rest of the World'') allowed that ''Orientalism'' was 'important, and, in many ways, positive' ".<ref>[https://web.archive.org/web/20040219000944/http://www.geocities.com/martinkramerorg/SaidSplash.htm "Said's Splash"] ''Ivory Towers on Sand: The Failure of Middle Eastern Studies in America'', Policy Papers 58 (Washington, D.C.: Washington Institute for Near East Policy, 2001).</ref>}} Sejarawan Nikki Keddie mengatakan bahwa karya [[Teori kritis|kritis]] Said telah menyebabkan:
{{Blockquote|Beberapa konsekuensi yang disayangkan... Saya pikir ada kecenderungan di bidang [studi] Timur Tengah untuk mengadopsi kata ''Orientalisme'' sebagai kata-kata umpatan umum yang pada dasarnya merujuk pada orang-orang yang mengambil posisi "salah" dalam perselisihan Arab-Israel, atau terhadap orang-orang yang dinilai "terlalu konservatif". Itu tidak ada hubungannya dengan apakah mereka hebat atau tidak dalam disiplin ilmunya. Jadi, ''Orientalisme'', bagi banyak orang, adalah sebuah kata yang menggantikan suatu pemikiran yang memungkinkan orang mengabaikan sarjana tertentu dan karya-karyanya. Menurut saya itu adalah hal yang buruk. Mungkin bukan itu yang dimaksud Edward Saïd, namun istilah tersebut telah menjadi semacam slogan.|''Approaches to the History of the Middle East'' (1994), pp. 144–45.<ref>''Approaches to the History of the Middle East'', Nancy Elizabeth Gallagher, Ed., London:Ithaca Press, 1994: pp. 144–45.</ref>}}Dalam ''Orientalism'', Said mendeskripsikan [[Bernard Lewis]], seorang orientalis Anglo-Amerika, sebagai "perwujudan sempurna [dari] seorang Orientalis mapan [yang karyanya] dimaksudkan sebagai keilmuan yang objektif dan liberal, namun, pada kenyataannya, hampir menjadi propaganda yang bertentangan dengan materi bidang keilmuannya."<ref name="Orientalism4"
Lewis menanggapi Said dengan mengkritik keras ''Orientalism''. Ia menuduh Said telah mempolitisasi kajian-kajian akademik tentang Timur Tengah (dan khususnya kajian Arab); mengabaikan kritik-kritik akademik orang-orang Barat dalam penemuan mereka; dan memberikan "keleluasaan" pada bias yang dimilikinya.<ref>{{Cite web|last=Lewis|first=Bernard|date=24 June 1982|title=The Question of Orientalism|url=https://www.amherst.edu/media/view/307584/original/The+Question+of+Orientalism+by+Bernard+Lewis+%7C+The+New+York+Review+of+Books.pdf|publisher=New York Review of Books|access-date=17 December 2017}}</ref>
Baris 102:
[[Berkas:William-Adolphe_Bouguereau_(1825-1905)_-_The_Motherland_(1883).jpg|al=A seated woman surrounded by 9 children who seem dependent upon her.|ka|jmpl|503x503px|''Tanah Air'' dan koloni-koloni yang bergantung kepadanya adalah subjek [[Pascakolonialisme|studi Pascakolonial]] ([[William Adolphe Bouguereau|William-Adolphe Bouguereau]], 1883).]]Dalam dunia akademia, ''Orientalism'' telah menjadi teks dasar bidang studi [[Pascakolonialisme|pasca-kolonial]]. Sebagaimana yang dikatakan oleh intelektual Inggris [[Terry Eagleton]], kebenaran utama yang ditunjukkan oleh ''Orientalism'' adalah bahwa "secara historis, deskripsi-deskripsi yang merendahkan dunia Timur dan serangan imperialis ke dunia Timur berjalan secara beriringan."<ref>{{Cite web|last=Eagleton|first=Terry|date=2006-02-13|title=New Statesman - Eastern block. Edward Said got many things wrong, but his central argument was basically right. The west's denigration of the east has always gone with imperialist incursions into its terrain.|url=http://www.newstatesman.com/200602130032|website=New Statesman|archive-url=https://web.archive.org/web/20120208040815/http://www.newstatesman.com/200602130032|archive-date=2012-02-08|access-date=2023-10-14}}</ref>
Baik pendukung maupun pengkritik Said mengakui pengaruh transformatif ''Orientalism'' terhadap ilmu pengetahuan di bidang humaniora; Kritikus mengatakan bahwa tesis buku itu memberikan pengaruh yang membatasi secara intelektual bagi para sarjana, sementara para pendukungnya mengatakan bahwa tesis ini membebaskan secara intelektual.<ref>Martin Kramer. ''Ivory Towers on Sand: The Failure of Middle Eastern Studies in America'' (2001)</ref><ref>Andrew N. Rubin, "Techniques of Trouble: Edward Saïd and the Dialectics of Cultural Philology", ''The South Atlantic Quarterly'', 102.4 (2003). pp. 862–76.</ref> Bidang studi pasca-kolonial dan ilmu budaya berupaya menjelaskan "dunia pasca-kolonial, masyarakatnya, dan ketidakpuasan mereka",<ref name="ryoung2"
Dengan demikian, penyelidikan dan analisis yang diterapkan Said dalam ''Orientalism'' terbukti sangat praktis dalam [[kritik sastra]] dan [[Kajian budaya|studi budaya]],<ref name="newhumanist3"
Di [[Eropa Timur]], Milica Bakić–Hayden mengembangkan konsep Nesting Orientalisms (1992), yang terinspirasi dari gagasan sejarawan Larry Wolff (''Inventing Eastern Europe: The Map of Civilization on the Mind of the Enlightenment'', 1994) dan gagasan Said dalam ''Orientalisme'' (1978).<ref>{{Cite book|last=John E Ashbrook|year=2008|url=https://books.google.com/books?id=uk9VVZ1esGwC&q=%22Nesting+Orientalisms%22&pg=PA22|title=Buying and Selling the Istrian Goat: Istrian Regionalism, Croatian Nationalism, and EU Enlargement|location=New York|publisher=Peter Lang|isbn=978-90-5201-391-6|page=22|oclc=213599021|quote=Milica Baki–Hayden built on Wolff's work, incorporating the ideas of Edward Saïd's "Orientalism"}}</ref> Sejarawan Bulgaria Maria Todorova (''Imagining the Balkans'', 1997) menyajikan konsep [[
Dalam ''The Impact of "Biblical Orientalism" in Late Nineteenth-and Early Twentieth-Century Palestine'' (2014), sejarawan Lorenzo Kamel menyajikan konsep "Biblical Orientalism" dengan analisis historis mengenai penyederhanaan realitas lokal Palestina yang kompleks yang terjadi pada tahun 1830-an hingga awal abad ke-20.<ref>{{Cite journal|last=Kamel|first=Lorenzo|date=2014|title=The Impact of "Biblical Orientalism" in Late Nineteenth- and Early Twentieth-Century Palestine|url=http://www.brismes.ac.uk/nmes/archives/1263|journal=New Middle Eastern Studies|issue=4|archive-url=https://web.archive.org/web/20160305075912/http://www.brismes.ac.uk/nmes/archives/1263|archive-date=5 March 2016|access-date=29 February 2016|url-status=dead}}</ref> Kamel mengatakan penggunaan selektif dan penyederhanaan agama dalam memahami tempat yang dikenal sebagai "Tanah Suci", menciptakan pandangan bahwa sebagai sebuah tempat, Tanah Suci tidak memiliki sejarah manusia selain sebagai tempat terjadinya cerita-cerita yang terdapat dalam Alkitab.
Baris 128:
=== Di Palestina ===
Pada tanggal 3 Juli 2000, saat berkunjung ke Timur Tengah bersama putranya, Wadie, Said difoto sedang melemparkan batu melintasi [[Garis Biru (Lebanon)|Garis Biru perbatasan Lebanon-Israel]]. Foto tersebut menimbulkan banyak kritik politik karena tindakannya yang dianggap menunjukkan simpati terhadap terorisme. Di majalah ''Commentary'', jurnalis Edward Alexander menjuluki Said sebagai "Profesor Teror", karena agresi yang dilakukan terhadap Israel.<ref name="Julian Vigo 2004 pp. 43">Julian Vigo, "Edward Saïd and the Politics of Peace: From Orientalisms to Terrorology", ''A Journal of Contemporary Thought'' (2004): pp. 43–65.</ref> Said menjelaskan pelemparan batu itu sebagai tindakan dalam dua dimensi, pribadi dan politik; kontes keterampilan antara seorang ayah dan putranya, dan sikap gembira seorang pria Arab pada akhir [[Pendudukan Lebanon Selatan oleh Israel|pendudukan Israel di Lebanon selatan]] (1985–2000): "Itu hanyalah sebuah batu kerikil; tidak ada siapa-siapa [yang terkena batu] di sana. Pos jaga itu jauhnya kira-kira setengah mil."<ref name="nytimes.
Surat kabar Beirut ''As-Safir'' melaporkan bahwa menurut seorang penduduk lokal Lebanon, Said berada pada jarak kurang dari sepuluh meter dari tentara [[Pasukan Pertahanan Israel]] (''Israeli Defence Forces'', IDF) yang berjaga di pos jaga dua lantai; Said melemparkan batu melewati pagar perbatasan dan menghantam kawat berduri di atas pagar perbatasan.<ref>Sunnie Kim, [http://www.columbiaspectator.com/2000/07/19/edward-said-accused-stoning-south-lebanon ''Edward Said Accused of Stoning in South Lebanon''], Columbia Spectator, 19 July 2000.</ref> Meskipun terjadi perselisihan antara mahasiswa Universitas Columbia dan [[Liga Anti-Fitnah|Liga Anti-Pencemaran Nama Baik]] [[B'nai B'rith|B'nai B'rith International]] (''Sons of the Covenant''), pembantu rektor universitas tersebut mengeluarkan keterangan resmi yang membela tindakan Said sebagai [[Kebebasan berbicara|kebebasan berekspresi]] akademisi: "Sepengetahuan saya, batu itu tidak ditujukan kepada siapa pun; tidak ada hukum yang dilanggar; tidak ada dakwaan yang dibuat; tidak ada tindakan pidana atau perdata yang diajukan terhadap Profesor Saïd."<ref>{{Cite news|last=Karen W. Arenson|author-link=Karen W. Arenson|date=19 October 2000|title=Columbia Debates a Professor's 'Gesture'|url=https://www.nytimes.com/2000/10/19/nyregion/19COLU.html?ex=1176523200&en=ea585e33b37df5f2&ei=5070|work=The New York Times}}</ref>[[Berkas:BlueLine.jpg|al=A map showing a light blue and a dark blue line between Lebanon and Israel.|ka|jmpl|375x375px|Peta yang menunjukkan garis demarkasi warna biru antara Lebanon dan Israel yang ditetapkan oleh PBB setelah penarikan Israel dari Lebanon selatan setelah invasi singkat pada tahun 1978 yang disebut Operasi Litani.]]Insiden tersebut juga berdampak pada beberapa aktivitas akademik Said seperti pembatalan undangan untuk memberikan kuliah umum di Freud Society, di Austria, pada Februari 2001.<ref>Edward Saïd and David Barsamian, ''Culture and Resistance – Conversations with Edward Said'', South End Press, 2003: pp. 85–86</ref> Presiden Freud Society membenarkan penarikan undangan tersebut dengan menjelaskan bahwa "situasi politik di Timur Tengah telah menjadikan tuduhan [[Antisemitisme|anti-Semitisme]] sebagai masalah yang sangat serius, dan bahwa tuduhan semacam itu "telah menjadi lebih serius dan berbahaya" dalam politik Austria; dengan demikian, Freud Society membatalkan undangannya kepada Said untuk "menghindari benturan internal" tentang dia, yang secara ideologis dapat memecah Freud Society.<ref name="nytimes.com2"
<blockquote>"Situasi ini sangat mirip dengan yang dialami Chomsky. Dia merupakan seorang ahli bahasa yang hebat dan terkenal. Dia telah dipuji dan dihormati, tapi dia juga difitnah sebagai seorang anti-Semit dan sebagai pemuja Hitler. ... Menyangkal peristiwa yang mengerikan tersebut anti-Semitisme dan Holocaust adalah sesuatu yang tidak dapat diterima. Kami tidak ingin sejarah penderitaan siapa pun tidak tercatat dan tidak diketahui. Di sisi lain, terdapat perbedaan besar, antara mengakui penindasan Yahudi dan menggunakan hal tersebut sebagai kedok untuk melakukan penindasan terhadap orang lain."<ref>Edward Saïd and David Barsamian, ''Culture and Resistance: Conversations with Edward Saïd'', South End Press, 2003: pp. 85, 178</ref></blockquote>
=== Kritik terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat ===
Dalam edisi revisi ''Covering Islam: How the Media and the Experts Determine How We See the Rest of the World (''1997), Said mengkritik bias orientalis dalam pemberitaan media Barat tentang Timur Tengah dan Islam, terutama tendensi untuk melakukan editorialisasi "spekulasi mengenai konspirasi terbaru untuk meledakkan gedung, menyabotase pesawat komersial, dan meracuni pasokan air."<ref>Martin Kramer, [http://www.campus-watch.org/article/id/3082 Enough Said review of ''Dangerous Knowledge'', by Robert Irwin], March 2007.</ref> Ia juga mengecam keterlibatan militer Amerika dalam [[Perang Kosovo]] (1998–99) sebagai tindakan imperialis; dan mendeskripsikan Undang-Undang Pembebasan Irak (1998), yang diundangkan pada masa Pemerintahan Clinton, sebagai otorisasi yang mendorong AS untuk menginvasi Irak pada tahun 2003, yang disahkan melalui Resolusi Irak (2 Oktober 2002). Said juga mengkritik dukungan terus-menerus pemerintah AS terhadap Israel sebagai tindakan yang dimaksudkan untuk melanggengkan ketidakstabilan politik regional di Timur Tengah.<ref name="democracy2"
Meski menderita leukemia, Said terus mengkritik [[Invasi Irak 2003|Invasi AS ke Irak]] pada pertengahan tahun 2003.<ref>Democracy Now!, [http://www.democracynow.org/2003/4/15/syrian_expert_patrick_seale_and_columbia "Syrian Expert Patrick Seale and Columbia University Professor Edward Said Discuss the State of the Middle East After the Invasion of Iraq"], DemocracyNow.org, 15 April 2003. Accessed 4 January 2010.</ref> Di surat kabar mingguan ''Al-Ahram'' Mesir, Said menulis dalam artikel "Resources of Hope" (2 April 2003) bahwa perang AS melawan Irak adalah upaya militer yang secara politik telah salah dipahami:
Baris 169:
== Kematian dan peninggalan ==
[[Berkas:Poster_of_Edward_Said.jpg|al=Tattered poster on wall, partially covered by graffiti.|ka|jmpl|300x300px|''In Memoriam Edward Wadie Saïd'': poster [[Inisiatif Nasional Palestina]] di [[Tembok Pemisah Israel|tembok Tepi Barat Israel]]]]Pada tanggal 24 September 2003, Said meninggal di usia 67 tahun di New York City setelah menderita penyakit [[leukemia limfositik kronis]] selama 12 tahun.<ref name="nyt2"
Pada bulan November 2004, [[Universitas Birzeit]] di Palestina mengganti nama sekolah musik mereka menjadi [[Konservatorium Musik Nasional Edward Said]].<ref>Birzeit University, [http://ncm.birzeit.edu/ ''Edward Said National Conservatory of Music''].</ref>
Baris 196:
* {{Cite book|last = Zamir|first = Shamoon|contribution = Said, Edward W.|year = 2005|title = Encyclopedia of Religion, Second Edition|editor-last = Jones|editor-first = Lindsay|volume = 12|pages = 8031–32|publisher = Macmillan}}
{{EndDiv}}
{{lifetime|1935|2003|Said, Edward}}
|