Gusti Abdul Muis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
Baris 2:
{{Infobox tokoh}}
 
'''Haji Gusti Abdul Muis''' ({{lahirmati||12|4|1919||27|9|1992}}) adalah seorang [[kiai]] dan [[politikus]] Indonesia. Dia dikenal sebagai tokoh [[Muhammadiyah]] di [[Kalimantan Selatan|Kalimantan Selatan]]. <ref name=":2">{{Cite web|last=Muhyiddin|title=KH Gusti Abdul Muis, Dai Inspiratif dari Borneo {{!}} Republika ID|url=https://republika.id/posts/23222/kh-gusti-abdul-muis-dai-inspiratif-dari-borneo|website=republika.id|language=id|access-date=2023-11-24}}</ref>
 
'''Haji Gusti Abdul Muis''' ({{lahirmati||12|4|1919||27|9|1992}}) adalah seorang [[kiai]] dan [[politikus]] Indonesia. Dia dikenal sebagai tokoh [[Muhammadiyah]] di [[Kalimantan Selatan|Kalimantan Selatan]]. <ref name=":2">{{Cite web|last=Muhyiddin|title=KH Gusti Abdul Muis, Dai Inspiratif dari Borneo {{!}} Republika ID|url=https://republika.id/posts/23222/kh-gusti-abdul-muis-dai-inspiratif-dari-borneo|website=republika.id|language=id|access-date=2023-11-24}}</ref>
 
== Kehidupan awal ==
Baris 41 ⟶ 40:
Pada 1958, [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) terjadi di [[Sumatra]]. Oleh pemerintah pusat, gerakan itu disamakan sebagai tindakan makar. Turut serta dalam jajaran tinggi PRRI ialah sejumlah tokoh Masyumi. Setiap kali perdana menteri RI (1950-1951) itu mengadakan perjalanan, baik resmi maupun nonresmi ke Kalimantan, ia selalu menjamunya di rumah.<ref name=":0" />
Keadaan itu segera dimanfaatkan musuh politik partai yang berlambang bulan-sabit bintang tersebut, [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI). Partai berlogo palu-arit itu membujuk Soekarno untuk mengambil tindakan tegas dan keras terhadap Masyumi. Akhirnya, pada 1960, Bung Karno mengeluarkan keputusan yang mengharuskan parpol Islam tersebut membubarkan diri. Ketika Masyumi bubar, Gusti Abdul Muis cenderung lebih mencurahkan waktunya pada dunia persyarikatan Muhammadiyah dan pendidikan. <ref name=":0" />
 
=== Jabatan lain ===
Baris 57 ⟶ 56:
Gusti Abdul Muis dikenal dapat membawa materi tentang [[Sufisme|tasawuf]], yang mana sering dibahas oleh kaum [[Nahdliyin]] di Kalimantan Selatan. Meski begitu, dia menganut konsep tawasuf akhlaki. Hal ini diperkuat dengan rekaman ceramahnya yang sering diputar di berbagai media dan disandingkan dengan pemahaman [[Hamka|Buya Hamka]] terkait tasawuf.<ref name=":1">{{Cite book|last=Barije|first=Ahmad|date=2018|title=Mengenal Ulama dan Tokoh Banjar|location=Banjarmasin|publisher=CV Rahmat Hafiz Al Mubaraq|url-status=live}}</ref>
 
Menurutnya, kebenaran itu ditemukannya pada cara hidup ulama tasawuf yang diterapkan sesuai dengan ajaran Islam yang benar, seperti contihnya [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]] yang telah berhasil menyelaraskan antara ajaran tasawuf dengan syariat. Dia juga berpendapat bahwa pendapat mengenai kewajiban-kewajiban yang telah disampaikan dalam [[Al-Qur'an]] dan [[Hadis]] tidak lagi berlaku bagi orang yang memiliki kedududkan yang tinggi (contohnya wali) itu adalah hal yang tidak dibenarkan karena itu merupakan hal sesat lagi menyesatkan.<ref name=":2" />
 
=== Sejarah masuknya Islam di Kalsel ===
Suatu hari, ketika menjadi narasumber suatu forum dengan Hamka, dia berpendapat bahwa tentara [[Kesultanan Demak]] yang dikirimkan untuk membantu [[Suriansyah dari Banjar|Pangeran Samudera]] yang berperang dengan Pangeran Tumenggung (paman dari Pangeran Samudera) berasal dari [[Kabupaten Tuban|Tuban]], [[Jawa Timur]]. Hal ini dikarenakan pada saat itu, Tuban merupakan pelabuhan milik Demak yang sangat ramai. Hal ini diperkuat dengan cerita di masa Revolusi Kemerdekaan, dimana Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan yang dipimpin oleh [[Hasan Basry]] mendapat simpati dari masyarakat Islam di Tuban.<ref name=":1" />
 
Selain itu, dia pernah bertemu dengan pemuda Banjar yang bernama Haji Siraj yang menikah dengan orang Tuban, dimana keluarga sang mempelai mengatakan bahwa mereka termasuk keluarga serumpun. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu banyak orang Tuban yang berdakwah ke daerah Banjar, dimana di antara mereka ada yang menetap di Banjar atau mereka pulang ke Banjar dengan membawa istri dari Banjar. Menurutnya, orang-orang Tuban ini merupakan prajurit Kesultanan Demak dan murid dari [[Sunan Bonang]] dan [[Sunan Giri]]. <ref name=":1" />
 
== Kehidupan pribadi ==
Dia menikah dengan seorang perempuan yang bernama [[Gusti Norsehat]] saat masih menempuh masa kuliah Dari pernikahannya itu, dia dikaruniai sembilan anak (ima putra dan empat putri) dan 13 cucu.<ref name=":2" />
 
== Kematian ==