Crayon Shinchan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 88:
Cerita ''Crayon Shin-chan'' banyak memasukkan aspek kultur dan kehidupan masyarakat Jepang, kekeluargaan, komedi, [[sarkasme]], hingga seksualitas. Hal ini membuat serial ini menjadi seakan memiliki dua sisi. Di satu sisi, tiga aspek pertama membuat ceritanya mudah diterima masyarakat [[Asia]] karena kesamaan aspek budaya. Sedangkan dua aspek terakhir inilah yang sering membawa ''Crayon Shin-chan'' ke dalam kontroversi, yang nampak dari perilaku maupun ucapan karakter Shinnosuke yang dapat dianggap di luar kepantasan.
 
Kata "[[krayon]]" (''crayon'') "Crayon Shin-chan" merefleksikan ceritanya yang dibuat dengan karakter utama anak-anak yang duduk di taman kanak-kanak. "Shin" merupakan nama panggilan, disingkat dari nama "Shinnosuke", dan "-chan" merupakan salah satu [[gelar kehormatan Jepang]] untuk anak. Namun, dalam terjemahan Indonesia, kata "Shin-chan" sering digabung, sehingga menjadi "Shinchan". Bahkan dalam ''dubbing'' Shinnosuke pun dipanggil (baik oleh orang yang lebih tua atau teman sebayanya) dengan nama gabungan tersebut, meskipun dalam versi aslinya dapat berbeda-beda menurut penutur. Hal yang sama tidak terjadi pada karakter lainnya, misalnya karakter Kazama-kun, tetap diterjemahkan sebagai "Kazao".
 
== Tokoh-tokoh ==