Penangkapan Pangeran Diponegoro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) Tag: Pembatalan |
||
Baris 170:
== Dampak budaya ==
Pada tahun 1995, penyair [[Taufik Ismail]] mendedikasikan puisi berjudul "Pangeran Diponegoro" yang mendeskripsikan lukisan ini serta sebagai penghormatan kepada sang pelukis, Raden Saleh.<ref>{{cite web|author=M. Irwan Ariefyanto|url=https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/08/02/senggang/seni-budaya/12/06/05/m55ef2-pangeran-diponegoro|title=Pangeran Diponegoro|publisher=[[Republika.co.id]]|date=5 Juni 2012|accessdate=2 Desember 2019}}</ref><ref>{{cite web|author=Devi Anggraini Oktavika, Heri Ruslan|url=https://nasional.republika.co.id/berita/m5fhwp/taufiq-ismail-lukisan-raden-saleh-adalah-pusaka|title=Taufiq Ismail: Lukisan Raden Saleh adalah Pusaka|publisher=[[Republika.co.id]]|date=11 Juni 2012|accessdate=2 Desember 2019}}</ref> Pada tahun 2001, seniman [[Yogyakarta]] Rudy Vinarso membuat versi parodi lukisan itu, yang menggambarkan Saleh bersama Diponegoro sebagai tawanan oleh Pineman, de Kock, dan [[Raja Willem III]].<ref>{{Cite news|author=
Pada tahun 2010, koreografer Indonesia [[Sardono Waluyo Kusumo|Sardono Kusumo]] menggunakan reproduksi lukisan skala besar sebagai latar belakang Opera Diponegoro berdasarkan buku [[Peter Carey (sejarawan)|Peter Carey]].<ref>{{Cite news|author=Ismi Wahid|url=https://seleb.tempo.co/read/227214/sardono-sosok-diponegoro-sangat-komplek/full&view=ok|title=Sardono: Sosok Diponegoro Sangat Komplek|publisher=[[Tempo (majalah Indonesia)|Тempo]]|date=20 Februari 2010|accessdate=2 Desember 2019|work=[[Tempo.co]]}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite web|author=Ajeng Ritzki Pitakasari|url=https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/03/lu36i9-peringati-ulang-tahun-diponegoro-sardono-w-kusumo-gelar-opera-sang-pahlawan|title=Peringati Ulang Tahun Diponegoro, Sardono W Kusumo Gelar Opera Sang Pahlawan|publisher=[[Republika.co.id]]|date=3 November 2011|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2020-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200604093149/https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/03/lu36i9-peringati-ulang-tahun-diponegoro-sardono-w-kusumo-gelar-opera-sang-pahlawan|deadlink=no}}</ref> Pada tahun 2012, plot lukisan itu direproduksi dalam pertunjukan wayang kulit pada pameran karya Saleh di [[Galeri Nasional Indonesia]].<ref>{{cite web|author=Nazar Nurdin|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13282348/pertama-kalinya-karya-besar-pionir-itu-untuk-indonesia|title=Pertama Kalinya, Karya Besar Pionir itu Untuk Indonesia|publisher=[[National Geographic]]|date=3 Juni 2012|accessdate=2 Desember 2019}}</ref>.
|