Sultan Bachtiar Najamudin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Baris 46:
 
=== Kiprah Pengabdian Aktivis-Pebisnis Di Jalan Politik Nasional ===
Meraih posisi politik prestisius di usia yang terbilang muda merupakan mimpi dan asa yang hanya mampu dicapai oleh sedikit Pemuda beruntung. Jabatan politik bagi banyak pemuda adalah simbol kesuksesan, dan pelengkap kiprah pengabdian seorang pemuda bagi bangsanya. Meskipun jalan yang mengarah pada tujuan dan nilai politik yang luhur tak selalu indah, namun jika dibangun dengan strategi dan taktik yang tepat dan cekat maka tentu tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dicapai. Apalagi jika pilihan jalan politik tersebut didukung oleh keberkahan-keberkahan yang tak pernah disangka (Blessing in disguise). Kiprah politik yang nyaris sempurna itulah yang dibangun oleh Pimpinan Lembaga Tinggi termuda Indonesia saat ini, Sultan Baktiar Najamudin.
 
Tak banyak yang tau bahwa, capaian karier politik Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) yang pernah tercatat sebagai Wakil Gubernur termuda Indonesia pada 2013 itu memiliki segudang prestasi dan pengalaman. Di level nasional Sultan merupakan satu dari sedikit figure muda yang pernah menduduki semua posisi politik, baik di eksekutif dan legislative. Di usianya yang masih belia, selain pernah menjadi wakil Gubernur, Sultan juga pernah sukses memimpin Kwartir Daerah Pramuka Bengkulu. Selain itu, mantan ketua HIPMI Bengkulu ini juga pernah dipercayakan menjadi Ketua HIPMI Bengkulu. Sultan juga merupakan pendiri organisasi pengembangan kepemimpinan dan demokrasi, Indonesian Democracy and Education (IDE) yang saat ini memiliki jaringan anak muda di berbagai negara.
Baris 69:
Di luar negeri, Sultan diketahui sangat aktif terlibat dalam beberapa organisasi internasional. Baik bersifat profit maupun non-profit atau sebagai volunteer dari banyak program-program Lembaga internasional di Indonesia. Pria yang biasa disapa dengan Bungsu (Bung Sultan) ini bahkan pernah ditunjuk sebagai ketua Forum Jepang-Indonesia Bengkulu yang anggotanya merupakan perusahaan-perusahaan ternama jepang Menjadi bagian dari rantai pasok industry global tentu bukan hal yang sederhana bagi seorang putra daerah. Semuanya dibangun atas dasar reputasi, integritas dan jaringan bisnis yang luas.
 
Meski telah menjadi pelaku bisnis yang sukses di usia yang terbilang muda, Sultan memiliki sensitifitas social dan perhatian yang tinggi terhadap isu-isu lingkungan hidup. Sebagai eksekutif muda yang lahir lingkungan desa, Sultan memahami dan menyadari betul bahwa, keberadaan lingkungan yang berkualitas dan terlestari merupakan unsur kehidupan paling menentukan bagi manusia di segala tempat dan waktu. Sultan mendirikan sebuah Yayasan social dan Pendidikan yang hingga saat ini masih aktif membantu masyarakat kecil, dengan berbagai kegiatan social seperti program “Sultan Berbagi”. Maka tak heran jika Sultan selalu terlibat secara aktif dalam beberapa konferensi tingkat tinggi perubahan iklim. Pada tahun 2019, Saat pertama kali ditetapkan sebagai salah satu Pimpinan DPD RI, Sultan secara khsusus diberikan kesempatan sebagai Speaker, United Nations Climate Change di Spanyol. Dan pada tahun ini (2021), saat KTT COP26 di Kota Glasgow Skotlandia, Sultan pun Kembali mengkampanyekan gagasannya berliannya di hadapan banyak delegasi negara sahabat terkait pengelolaan Kawasan hutan yang produktif bagi kelompok petani kecil dan komunitas local yang berperan penting dalam melindungi ekosistem hutan.
 
Sebagai anak bungsu, Sultan adalah putra kesayangan keluarga yang sangat dekat dengan Sang Ibunda. Sultan kecil menjadi anak yang ramah dan lembut. Dia tumbuh dengan kondisi orang tua yang tidak lagi sesehat dan sekuat dulu. Dengan Kondisi keluarga yang demikian, menjadikan Sultan sangat sensitive terhadap banyak hal, terutama isu kemiskinan dan kesejahteraan social. Sosok Ibu bagi Sultan adalah sumber inspirasi dan kebahagiaan. Di usia produktifnya, Sultan bahkan rela menunda kebutuhan menikahnya, demi merawat sang Ibu yang sudah sakit-sakitan. Meskipun dengan segala capaiannya yang memungkinkan dia untuk mendapatkan banyak pilihan tentang wanita, tapi bagi Sultan, kasih sayang dan perhatian kepada Ibunda adalah segalanya. Bisa dikatakan bahwa, segala kemudahan dan capaian yang sudah diraihnya merupakan wujud keberkahan yang dia peroleh dari Pembaktiannya kepada Ibunda selama hidupnya.