Bahasa Haji: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib) Riset asli, dirombak ulang dengan sumber terpercaya |
Swarabakti (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 25:
== Sosiolinguistik ==
Bahasa Haji lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan domestik, terutama di [[keluarga inti]], dalam percakapan antarteman, serta sewaktu melakukan kegiatan di sawah dan kebun. Penutur bahasa Haji cenderung bertukar menggunakan bahasa Indonesia dalam domain [[formalitas|formal]] seperti urusan kepemerintahan dan keagamaan, serta bahasa Daya ([[bahasa Komering|Komering]]) dan [[bahasa Palembang]] saat berbelanja di kalangan (pasar mingguan).<ref name="Anderbeck" />
Penutur bahasa Haji cenderung menggunakan lebih banyak serapan Lampungik ketika berbicara dengan penutur ragam dari rumpun tersebut. Tingginya penggunaan serapan Lampungik kemungkinan juga dipengaruhi oleh [[pantangan]] untuk menggunakan kosakata Melayik tertentu di masa lalu. Linguis Karl Anderbeck yang merupakan ahli [[dialektologi]] Melayik dan Lampungik mencatat bahwa sebagian penutur bahasa Haji, misalnya, mengganti kata asli Melayik ''hujan'' 'hujan' dengan serapan Lampungik ''terai'' akibat pantangan leluhur. Perubahan leksikon akibat pantangan seperti ini lazim ditemui dalam bahasa-bahasa Austronesia secara umum, walaupun tampaknya proses ini sudah tidak produktif lagi.<ref name="Anderbeck" />
|