Wangsa Sailendra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Paragraf ini tidak ensiklopedis, malah membuat pertanyaan sendiri. Kata-katanya seperti menyalin langsung dari sumber, meski tidak dirujuk dari mana
Surijeal (bicara | kontrib)
Image
Baris 1:
{{More citations needed|date=November 2020}}
[[Berkas:Sailendra King and Queen, Borobudur.jpg|jmpl|360px|Bas-reliefRelief di [[Borobudur]] menampilkan raja dan ratu dengan segenap abdi pengiringnya. Adegan keluarga kerajaan seperti ini kemungkinan besar dibuat berdasarkan istana wangsa Sailendra sendiri.]]
{{Sejarah Indonesia}}
 
{{Maharaja Sriwijaya}}
[[Berkas:Borobudur-complete.jpg|jmpl|ka|300px|[[Candi Borobudur]], salah satu peninggalan Wangsa Śailendra.]]
'''Wangsa Sailendra''' atau '''Syailendra''' (''Śailendravamśa'') adalah nama [[wangsa]] atau dinasti raja-raja yang berkuasa di [[Kerajaan Medang]] era Jawa Tengah sejak tahun [[752]]; dan [[Sriwijaya|menguasai Sriwijaya]] di Pulau Sumatra sejak kepemimpinan [[Balaputradewa]] dari Jawa Tengah.
 
Baris 10 ⟶ 9:
 
== Asal-usul ==
[[Berkas:Borobudur-complete.jpg|jmpl|ka|300px|[[Candi Borobudur]], salah satu peninggalan Wangsa Śailendra.]]
Istilah Sailendra dalam [[bahasa Sanskerta]] artinya "Raja Gunung", merujuk ke gunung-gunung berapi tinggi seperti [[Gunung Merapi]] yang menghadap ke [[Borobudur]], candi besar [[agama Buddha]] yang dibangun oleh wangsa ini.{{Sfn|Bowring|2022|p=74}}
 
Di Indonesia, nama Śailendravamsa dijumpai pertama kali di dalam [[prasasti Kalasan]].{{Butuh rujukan}} Tulisan pada Prasasti Kalasan menggunakan [[aksara Nāgarī]] dalam [[bahasa Sanskerta]] dan mencantumkan rangka tahun 700 saka (778 Masehi). Dalam Prasasti Kalasan terdapat keterangan bahwa para penasehat keagamaan Wangsa Sailendra telah menyarankan pembuatan bangunan suci kepada Maharaja Tejahpurnapana Panamkarana. Bangunan ini dibuat sebagai tempat pemujaan bagi pendeta beragama Buddha untuk memuja Dewi Tara. Bangunan ini merujuk ke [[Candi Kalasan]].<ref>{{Cite book|last=Indriyani, A., dkk.|date=Juli 2022|url=https://budaya.jogjaprov.go.id/attachment/view?id=4434&&filename=KATALOG%20MATARAM%20KUNO.pdf|title=Medang: Sejarah dan Budaya Mataram Kuno|location=Yogyakarta|publisher=Museum Pleret|editor-last=Sektiadi dan Wiyamto, K. S.|pages=7|url-status=live}}</ref> Dalam Prasasti Kalasan, Wangsa Sailendra disebut dengan nama ''Śailendragurubhis, Śailendrawańśatilakasya, dan Śailendrarajagurubhis''.{{Butuh rujukan}}
 
[[Berkas:Kalasan Temple.jpg|jmpl|150px|[[Candi Kalasan]] sebagai tempat pemujaan [[Tara (Bodhisattva)|Dewi Tara]].]]
Nama raja dari Wangsa Sailendra juga ditemukan di dalam [[prasasti Kelurak]] yang berangka tahun 782 Masehi. Pada prasasti ini, sang raja dikenali untuk pertama kalinya sebagai "pembunuh musuh".<ref>{{Cite book|last=Coedès, G., dan Damais, L. C.|date=1989|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/14729/1/Kedatuan%20sriwijaya%20penelitian%20tentang%20sriwijaya.pdf|title=Kedatuan Sriwijaya: Penelitian tentang Sriwijaya|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=979-8041-12-7|pages=135|translator-last=Pusat Penelitian EFEO di Jakarta|url-status=live}}</ref> Namanya dituliskan dalam prasasti ini sebagai Śailendrawańśatilakena. Lalu Wangsa Sailendra juga disebutkan dalam [[prasasti Abhayagiriwihara]] dari tahun 792 Masehi (''dharmmatuńgadewasyaśailendra'') dan [[prasasti Kayumwuńan]] dari tahun 824 Masehi (śailendrawańśatilaka). Di luar Indonesia, nama ini ditemukan dalam [[prasasti Ligor]] dari tahun 775 Masehi dan [[prasasti Nalanda]].{{Butuh rujukan}}
 
Baris 44 ⟶ 45:
 
Karena teori Poerbatjaraka berdasarkan Carita Parahiyangan, maka keluarga Śailendra diduga berasal dari pulau Jawa yang berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Tokoh Sanna dan Sanjaya berkaitan erat dengan sejarah [[Kerajaan Sunda]] dan [[Kerajaan Galuh]]. Mereka pada awalnya beragama Siwa seperti kebanyakan keluarga kerajaan permulaan di pulau Jawa seperti [[Tarumanagara]] dan Kalingga. Penggunaan bahasa [[Bahasa Melayu Kuno]] pada prasasti Sojomerto di Jawa Tengah serta penggunaan gelaran ''Dapunta'' menunjukkan bahwa keluarga Sailendra telah dipengaruhi bahasa, budaya, dan sistem politik Sriwijaya, hal ini menimbulkan dugaan bahwa mereka adalah ''vasal'' atau Perdikan anggota kedatuan Sriwijaya. Hal ini seiring dengan kabar penaklukan Bhumi Jawa oleh Sriwijaya sebagaimana disebutkan dalam [[Prasasti Kota Kapur]].
 
== Era Kerajaan Medang ==
[[Berkas:Royal elephant escorted by soldiers, Mataram (Medang) era Java, from the Borobudur temple.jpg|jmpl|300px|Relief Borobudur yang menggambarkan seekor gajah kerajaan yang dikawal oleh tentara, pada zaman kerajaan Mataram (Medang) di Jawa.]]
[[Berkas:Kalasan Temple.jpg|jmpl|150px|[[Candi Kalasan]] sebagai tempat pemujaan [[Tara (Bodhisattva)|Dewi Tara]].]]
Selama ini kerajaan Medang dianggap diperintah oleh dua wangsa yaitu Wangsa Sailendra yang beragama Buddha dan [[Wangsa Sanjaya]] yang beragama Hindu Siwa, pendapat ini pertama kali diperkenalkan oleh [[Frederik David Kan Bosch|Bosch]].<ref>{{cite journal | last = Bosch | first =F.D.K. | authorlink = | year = 1952 | title = Çriwijaya, de Çailendrawamsa- en de Sańjayawamça| journal = B.K.I. | volume = 108 | issue = | pages = 113-123}}</ref> Pada awal era Medang atau Mataram Kuno, wangsa Sailendra cukup dominan di Jawa Tengah. Menurut para ahli sejarah, wangsa Sanjaya awalnya berada di bawah pengaruh kekuasaan wangsa Sailendra. Mengenai persaingan kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, akan tetapi kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa Tengah. Sementara Poerbatjaraka menolak anggapan Bosch mengenai adanya dua wangsa kembar berbeda agama yang saling bersaing ini. Menurutnya hanya ada satu wangsa dan satu kerajaan, yaitu wangsa Sailendra dan Kerajaan Medang. Sanjaya dan keturunannya adalah anggota Sailendra juga.<ref>(Poerbatjaraka, 1958: 254-264)</ref> Ditambah menurut Boechari, melalui penafsirannya atas [[Prasasti Sojomerto]] bahwa wangsa Sailendra pada mulanya memuja Siwa, sebelum Panangkaran beralih keyakinan menjadi penganut Buddha Mahayana.