Jamrud (grup musik): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 62:
=== Puncak kesuksesan (1999–2007) ===
 
Kesuksesan yang mereka raih tak lepas dari sebuah kejadian yang tak terduga. Tak lama setelah album ''Terima Kasih'' (1998) dirilis, pada 13 Agustus 1999, Fitrah Alamsyah meninggal karena [[overdosis]] [[narkotika|obat-obatan terlarang]]. Disusul, Sandy Handoko yang meninggal pada 2 Oktober 2000. Berita kematian mereka menggemparkan industri musik Indonesia pada masa tersebut. Posisi Sandy Handoko kemudian digantikan oleh [[Suherman Husin]]. Sementara Fitrah Alamsyah pada formasi itu tidak digantikan oleh siapapun dan posisi Fitrah sementara waktu diisi oleh "additional guitarist". Sebelum meninggal, Fitrah berpesan, "Jika aku mati, kalian tidak boleh menggantikan aku (dalam satu formasi)". Jadi, selama posisi drummer dipegang oleh Herman, sementara posisi gitaris yang sebelumnya melibatkan 2 personel kini hanya ditangani oleh Azis saja serta Krisyanto masih menjadi vokalis dan dan sesekali memegang gitar akustik. Tidak ada gitaris yang menggantikan Fitrah Alamsyah dan Jamrud pun untuk pertama kalinya berjalan hanya dengan 4 anggota saja semenjak itu.
 
Puncak kesuksesan [[komersial]] ''Jamrud'' berikutnya adalah album ''[[Ningrat (album)|Ningrat]]'' (2000) yang mencatat angka penjualan sebanyak 2 juta keping di Indonesia dengan populernya single ''Surti Tejo'', ''Ningrat'', ''Kabari Aku'', ''Asal British'' dan ''Pelangi di Matamu'' (dibawakan ulang oleh [[Andmesh Kamaleng]]) di Indonesia. Album "Ningrat" mencatat sejarah dengan meraih anugerah 5 penghargaan AMI Award 2000 sungguh luar biasa untuk sebuah grup musik rock.