Tahlilullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 95:
Adat istana yang ideal untuk mendapatkan pewaris mahkota diperoleh dari perkawinan anak laki-laki dari sultan dan anak perempuan dari mangkubumi, sebaliknya kalau Sultan hanya memiliki anak perempuan maka akan dinikahkan dengan anak laki-laki mangkubumi.
 
Dalam naskah Cerita Turunan Raja-raja Banjar dan Kutaringin ([[Hikayat Banjar]]) resensi I menyebutkan bahwa raja Banjar Sultan Saidullah (Sultan Ratu Anum) memiliki dua orang putra masing-masing bernama '''Raden Bagus''' dan '''Raden Basus''' dan seorang putri bernama '''Gusti Gade''', masing-masing lahir dari gundik-gundik, masing-masing berlainan ibunya. Sedangkan permaisuri sudah diceraikan dan tidak memiliki keturunan. Dalam naskah lain yang ditemukan, Raden Bagus diberi gelar Sultan Amarullah Bagus Kasuma.
 
Sumber Portugis menyebut nama Sultan yang memerintah pada saat kedatangannya ke Banjar adalah Sultan Saidillah. Pada masa kekuasaan Sultan Saidillah sekitar tahun [[1685]], Portugis mengirim seorang pastur bernama [[Ventigmilia]].<ref name="Lontaan">{{cite book|lang=id|pages=91|url=https://www.google.co.id/books/edition/Menjelajah_Kalimantan/UgVxAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&bsq=Sultan-Saidillah-Banjarmasin&dq=Sultan-Saidillah-Banjarmasin&printsec=frontcover|author= J. U. Lontaan|title=Menjelajah Kalimantan|publisher=Penerbit Baru|year=1985}}</ref> Jenderal Macau seperti Andrea Coelo Viera, Aloysius Francesco Cottigno, maupun Kapten Kapal Emmanuelle Araugio Graces, sama-sama ingin menjadi sponsor perjalanan pastor Antonio Ventimiglia ke tanah Borneo. Penjelajahannya dimulai per tanggal 16 Januari 1688 dari Macau. Pada tanggal 2 Februari 1688, Antonio Ventimiglia tiba di Banjarmasin dengan kapal Potugis (sebagai sekutu Sultan Suria Angsa untuk menggulingkan pamannya Sultan Dipati Anom), untuk menyebarkan agama [[Katolik]] di udik negeri Banjar di sepanjang sungai Barito dan akhirnya ia meninggal di udik pada tahun [[1691]].<ref name="suluh">{{cite book|first=[[Amir Hasan Kiai Bondan|Amir Hasan]]|last=Kiai Bondan|title= Suluh Sedjarah Kalimantan|publisher= Bandjarmasin: Fadjar|year=1953}}</ref><ref>http://jejakrekam.com/2018/10/14/perjuangan-penuh-keringat-pastor-ventimiglia/</ref><ref>{{cite book