Prasasti Wurare: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 2 suntingan by 117.102.96.2 (bicara): Tidak membangun (TW)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Ghersyd (bicara | kontrib)
menambahkan pranala dalam
 
Baris 2:
[[Berkas:WurareInscription2.jpg|jmpl|175px|ka|Prasasti Wurare, tampak belakang.]]
[[Berkas:WurareInscription3.jpg|jmpl|175px|ka|Prasasti Wurare, tampak samping kanan.]]
'''Prasasti Wurare''' adalah sebuah [[prasasti]] yang isinya memperingati penobatan arca [[Akshobhya|Mahaksobhya]] di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti Wurare). Prasasti Wurare memperingati pentasbihan [[arca]] Mahaksobhya di pekuburan Wurara, melambangkan raja [[Kertanagara]] yang telah mencapai Jina, pada tanggal 21 Nopember 1289 M. Pada bagian permulaan prasasti ini disebutkan pendeta utama bernama Aryya Bharad. Prasasti ditulis dalam [[bahasa Sansekerta]] menggunakan [[Aksara Kawi|aksara Jawa Kuno]] dan bertarikh 1211 Saka atau 21 November 1289.<ref>[[H. Kern]], ''De Sanskrit-inscriptie van het Mahaksobhya-beeld te Simpang (stad Surabaya, 1211 Saka)'' VG, VII, 1917, hlm. 187-189.</ref> Arca Buddhis yang oleh masyarakat juga disebut Joko Dholog tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja [[Kertanegara]] dari kerajaan [[Singhasari]], yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai derajat ''Jina'' (Buddha Agung). Tulisan prasasti terletak di lapik arca tersebut, yang ditulis melingkari bagian sampingnya.
 
Prasasti berbentuk sajak 19 bait, yang di antaranya menceritakan tentang seorang pendeta sakti bernama [[Mpu Bharada|Arrya Bharad]], yang membelah tanah Jawa menjadi dua kerajaan dengan air ajaib dari kendinya, sehingga masing-masing belahan menjadi [[Kerajaan Janggala|Janggala]] dan [[Kerajaan Kadiri|Pangjalu]]. Pembelahan dilakukan untuk menghindari perang saudara antara dua pangeran yang ingin berperang memperebutkan kekuasaan.<ref>Prasasti Wurare, bait ke-3 s.d. ke-6.</ref><ref>Poesponegoro, Marwati Djoened, Nugroho Notosusanto. ''[http://books.google.co.id/books?id=LReVFTELXcwC&pg=PA279&lpg=PA279&dq=mahaksobhya&source=bl&ots=VXpZlBQxkI&sig=3KkS7HS-w2v3RK9tQu6MUPA2Obc&hl=id&sa=X&ei=ZfNGT5ibEIfprAf4ifWFCw&ved=0CCoQ6AEwAg#v=onepage&q=mahaksobhya&f=false Sejarah nasional Indonesia II: Zaman kuno]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}'', cet. 2 (Edisi Pemutakhiran), Jakarta, Balai Pustaka, 2008. Diakses 24 Februari 2012.</ref>