Pengabdi Setan 2: Communion: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel, removed stub tag
Baris 58:
Di tahun 1984, Rini sekeluarga kini menetap di rumah susun milik pemerintah setelah [[Pengabdi Setan (film 2017)|kejadian di rumah mereka yang lama]]. [[Rumah susun]] ini terletak di dataran rendah Jakarta Utara dan dekat laut.
 
Malam sebelum kejadian itu, Rini membuang sampah di lantai 8 dan dilihat oleh penghuni kamar tersebut, usai membuang sampah disitu, ia dilihat penghuni lain dengan tatapan misterius. Usai membuang sampah, penghuni tersebut kembali ke unit masing-masing.
 
Di tempat yang sama, Wisnu juga membuang sampah disitu sama seperti Rini. Dan sampah tersebut pun mampet membuat Wisnu menggunakan tongkat pemungut sampah agar tidak mampet. Ia mendengar suara rintihan seseorang didalamnya dan Wisnu ditarik oleh suara misterius di lorong sampah,ia nyaris terjun ke bawah tetapi Wisnu berhasil keluar & menutup pintu lorong tersebut dengan keras. Suara tersebut mengatakan Wisnu harus membuka pintunya karena ia merasa kepanasan. Wisnu sangat ketakutan dengan suara tersebut, lalu sosok tersebut berpindah ke belakang Wisnu dengan suara lantang dan wajah yang menakutkan yang membuat Wisnu berlari karena ketakutan. Suara tersebut ternyata adalah suara almarhum ayahnya yang kerap memperlakukan Wisnu dan ibunya dengan kejam. Ayahnya tewas karena sebuah kebakaran yang terjadi di rumah mereka sementara Wisnu & ibunya selamat dari insiden tersebut.
 
Pada tanggal 16 April, sebuah kecelakaan [[lift]] terjadi dan menewaskan seluruh orang di dalamnya berikut anak-anak yang memunguti uang logam dari salah seseorang yang menaiki lift kecuali Bapak. Wina terengah-engah karena lift akan jatuh ke tiga temannya ketika hendak memungut uang logam, dan ketiganya pun tewas mengenaskan dan darah muncrat ke Wina lalu ia berteriak histeris dan menangis karena ketiga temannya tertimpa lift yang terjatuh bersama para korban lain didalamnya. Para korban kemudian dikafani di unit masing-masing sebelum akan dikubur keesokan harinya. Pemberitahuan badai besar membuat sebagian besar penghuni rumah susun mengungsi, menyisakan Rini sekeluarga dan beberapa orang lain. Listrik rumah susun kemudian mati dan lantai bawah rumah susun tenggelam oleh banjir. Sementara itu, Budiman mendapatkan kiriman paket dari Heru yang tewas karena bunuh diri. Kiriman tersebut berisi beberapa benda, salah satunya foto Bapak saat masih muda, foto rumah susun yang baru dibangun, dan [[Pear Of Anguish|Pear of Anguish]]. Ia menyadari ada bahaya di rumah susun itu dan bergegas ke sana. Namun, tiada seorang pun yang mau mengantarnya ke sana karena rumah susun itu dilanda banjir.
 
Bondi memasuki unit Wina sambil membawa makanan dan melihat ibu Wina yang sedih melihat jasad suami dan ayah Wina dan Ari yang menjadi korban kecelakaan lift. Tak lama kemudian listrik tiba-tiba mati, dan mereka mendengar suara misterius yang berbicara dengan [[bahasa Bali]], Ari awalnya mengira bahwa itu suara ibunya tetapi ibunya mengatakan suara tersebut bukan darinya dan Wina mengatakan bahwa suara tersebut berasal dari diluar pintu. Bondi bersama Ari dan Darto memeriksa diluar pintu tetapi tidak ada seorang pun di sana.
 
Wina mendengar ibunya berada diluar & di kamarnya. Ia sambil membawa sebuah korek api untuk menerangi [[Rumah susun|rusun]] yang mati total. Wina ketakutan mendengar suara ibunya serta ia melihat sosok arwah tiga temannya bermain. Korek api Wina pun mati berkali-kali, dan ia kaget teriak histeris karena ia didekati tiga arwah temannya yang tertimpa lift tadi, lalu kabur dan bersembunyi dalam lift, dimana ketika ia berada di dalamnya, pintu lift pun macet dan tiba-tiba arwah ibunya mengagetkannya. Wina yang menyadari bahwa ia melayang di lorong lift yang sudah tidak lagi beroperasi, terjatuh hingga ke lantai dasar dan tewas.
Baris 72:
Ucapan Wisnu tentang koper membuat Rini penasaran dengan koper yang selalu Bapak bawa saat bekerja dan dikunci di lemari saat pulang. Rini dan Wisnu bertemu dengan Toni, Dino, dan Tari dan berkumpul di unit Dino untuk menceritakan hasil temuan mereka. Toni memperlihatkan sebuah gambar yang mirip ibu mereka, tetapi dengan tulisan Raminom dan Rini bercerita bahwa ibu mereka berganti penampilan secara drastis setelah merilis lagu [[Kelam Malam]]. Saat membuka koper Bapak, mereka terkejut dan lari karena mereka melihat ada banyak potongan jari manusia di dalamnya. Di saat yang sama, di lantai 14 Bondi dan kawan-kawan menemukan unit yang tidak terkunci dan menemukan Ian, adik bungsunya, sedang duduk di sana dan mengaku tidak tahu mengapa bisa di sana.
 
Tari dan Dino yang berlari terpencar dan masing-masing tewas setelah diganggu oleh sosok pocong dan Ibu, begitupun dengan Ustadz Mahmud. Ketiganya tewas dengan cara yang berbeda, Dino tewas tertusuk garpu rumput usai terkejut melihat Raminom/Ibu karena ketika ia menggunakan selendang miliknya untuk digunakan untuk menyebrangi rusun yang kini dibanjiri oleh air dan di aliri listrik dan membuatnya jatuh dari tangga lalu ia tertusuk garpu rumput dibawahnya. Ustad Mahmud juga ikut menjadi sasaran ketika ia bertemu Tari yang ketakutan usai melihat pocong, ustad Mahmud awalnya tidak percaya ketika Tari mengatakan bahwa ia baru saja melihat pocong dan mengatakan bahwa pocong itu tidak ada. Ia kemudian memeriksa untuk mengetahui kebenarannya tetapi ia malah tewas dengan kondisi leher yang dipatahkan. Dan Tari pun terengah-engah karena ia ketakutan dikejar pocong & ibu, dan ia bersembunyi di lorong sampah tempat dimana Rini membuang sampah disitu yang dilihat oleh penghuni kamar tersebut dengan tatapan misterius, Toni membuang radio disitu & Wisnu membuang sampah lalu diteror oleh almarhum ayahnya yang wafat pasca tewas dalam kebakaran di rumahnya. Didalam lorong sampah tersebut, Tari merasa ketakutan. Ia kaget mendengar suara radio yang usai Toni membuangnya karena berisi suara mengerikan & ejekan yaitu mendengar percakapan antara penyiar radio & suara Tari bahwa ia bergabung di neraka karena suara radio Tari sebelum dibuang tidak begitu karena seolah olah berubah dengan sendirinya. Usai mendengar radio misterius yang dibuang oleh Toni, Tari merasa ketakutan & menengok keatas lalu kaget ada pocong yang berasal dari pintu lorong yang tempat bersembunyi mengeluarkan bayi disitu lewat mulutnya, Tari berteriak histeris usai kaget, dan Tari jatuh terjun langsung ke lorong, dan kedua kakinya terlipat & patah ke punggungnya dan Tari tewas didalam lorong tersebut, seperti yang diramalkan suara misterius di radio bahwa ia tersiksa dalam kuburan sempit (lorong pembuangan sampah) dan tubuhnya digerogoti belatung.
 
Rini, Toni, dan Wisnu bertemu dengan Bondi dan Ian. Wisnu dan Ian ternyata dapat berbicara melalui bahasa isyarat rahasia. Rini memutuskan untuk membawa Ian serta ke bawah, namun dihadang oleh Bapak. Bapak mencoba menjelaskan yang ia lakukan adalah untuk melindungi mereka. Saat Bapak melihat Ian, Bapak menyerang dan lampu semprong yang Rini bawa mati. Di tengah kegelapan, mereka lari berhamburan dan dikejar mayat-mayat kecelakaan lift yang bangkit. Sosok-sosok berjubah hitam menampakkan diri. Rini lalu dipukul dan jatuh pingsan oleh sosok hitam tersebut.
Baris 286:
{{Joko Anwar}}
{{Screenplay Films}}
{{film-indo-stub}}
 
[[Kategori:Film horor]]