Cabai rawit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Fraresti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 20:
Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, dia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000–100.000 pada [[skala Scoville]].<ref>{{Cite web|url=https://chasingchilli.com.au/scoville-scale/|title=2020 Scoville Scale: Ultimate List of Pepper's & Their SHUs|website=Chasing Chilli|language=en-AU|access-date=2020-05-23}}</ref> Cabai rawit biasa dijual di pasar-pasar bersama dengan varietas cabai lainnya.
 
Kadar airnya rendah sehingga dapat disimpan hingga 12 hari setelah dipetik serta tahan pengangkutan jarak jauh. Petani akan mulai memanen 60 hari setelah tanam dan berlangsung hingga 14 bulan kalau perawatan intensif masa panen lebih lama lagi. Masa panen yang panjang sangat menguntungkan petani karena dapat menikmati hasil penjualan. Di tingkat konsumen harganya pernah mencapai Rp60.000–Rp 70.000/[[kilogram]] saat pasokan cabai rawit kosong. Kathur dapat ditanam setiap saat tetapi sebaiknya penanaman pada akhir musim penghujan dan awal musim kemarau agar tingkat keseragaman pertumbuhan tinggi. Penanaman pada musim kemarau tidak masalah sepanjang air tersedia. Kathur pun tahan perubahan [[cuaca]] yang tidak menentu. Kelebihan lainnya adalah tahan hama penyakit. Salah satunya ''Aphis Gossypii'' yang mengisap cairan tanaman hingga layu dan mati, serangan hama tersebut menyebabkan kematian hingga 99% pada varietas hibrida, bila tanpa penyemprotan [[pestisida]] tetapi kematian kathur hanya 9–11%.
 
Terdapat [[peribahasa]] Indonesia "kecil-kecil cabai rawit" yang artinya kecil-kecil tetapi pemberani. Hama yang menyerang antara lain Bactrocera papayae dan Bactrocera carambolae.