Lada: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 61:
== Penyebaran ==
[[Berkas:White Pepper Plantation in Bangka.jpg|jmpl|kiri|Kebun lada di Pulau Bangka]]
Indonesia merupakan negara pemasok terbesar dalam pasar lada internasional. Menurut Wahid dan Sitepu, 1987 sebelum perang dunia ke II, Indonesia hampir menguasai hampir seluruh kebutuhan lada dunia (80%). Selanjutnya Indrawanto dan Wahyudi (1996)<ref>Indrawanto, C dan A. Wahyudi. 1996. ''Penawaran dan Permintaan Lada Hitan dan Lada Putih. Monograf Tanaman Lada''. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.</ref> melaporkan bahwa ekspor lada putih Indonesia pernah meningkat dari 54% pada tahun 1981 menjadi 94% pada tahun 1990 dari total ekspor lada putih dunia. Sebaliknya pada periode yang sama pangsa ekspor lada hitam Indonesia pernah menurun dari 52% pada tahun 1981 menjadi 27% pada tahun 1990. Enam tahun kemudian mulai dari tahun 1996–2000, lada hitam negara kita meningkat lagi menjadi 45% dari total ekspor lada hitam dunia.<ref name=":1">Susilowati, S.H. Supriyati dan Sumedi. 2002. ''Review dan Outlook Komoditas Perkebunan. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian''. Badan Litbang Pertanian. Bogor.</ref> Ada sembilan negara yang menjadi pemasok dominan lada di dunia ini, yaitu Indonesia, India, Malaysia, [[Brasil|Brazil]], Thailand, Sri Langka, Vietnam, Mexico dan Madagascar. Dalam masa sepuluh tahun terakhir (1990–2000) rata-rata per tahunnya negara Indonesia merupakan negara yang paling besar dalam mengekspor lada kemudian diikuti oleh negara [[Malaysia]] dan Brazil, dengan masing-masing rata-rata pertahunnya sebesar 43.193 ton, 31.904 ton, dan 24,511 ton.
Luas area tanaman lada di Indonesia hampir 90% dimiliki oleh perkebunan rakyat estimasi tahun 2000 seluas 130.178 ha dari total areal 130.557 ha, dengan total potensi produksi lada Indonesia sekitar 65.227 ton. Daerah penghasil lada terbesar di Provinsi Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, [[Kalimantan Timur]], dan [[Kalimantan Barat]]. Hasil pengolahan lada ada 3 jenis yaitu lada hitam, putih, dan hijau, dari 3 jenis olahan yang dikenal hanya lada hitam dan putih. Untuk hasil olahan lada dari Provinsi [[Lampung]] dikenal dengan sebutan ''Lampung black pepper'' dan hasil olahan lada dari Provinsi Kepulauan [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka Belitung]] dikenal dengan sebutan ''Muntok white pepper''. Sebutan tersebut dikenal karena Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar di dunia. Kondisi perkebunan lada Indonesia saat ini sekitar 11,50% dari seluruh luas komoditas perkebunan dengan kemampuan modal yang lemah. Dampak dari kondisi tersebut diatas mengakibatkan perkembangan teknologi ditingkat petani untuk perbaikan mutu, budi daya/pengembangan tanaman sangat lambat dan tidak mengalami perubahan <ref name=":1" />
|