Cengkih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 25:
== Penggunaan ==
Cengkih digunakan sebagai bumbu dalam hidangan [[Asia]], [[Afrika]], [[Mediterania]], serta negara-negara Timur Dekat dan Timur Tengah, untuk memberikan rasa pada daging, kari, dan bumbu-bumbu, serta buah-buahan (seperti apel, pir, dan [[rhubarb]]). Cengkih dapat digunakan untuk memberikan kualitas aromatik dan rasa pada minuman panas, sering dikombinasikan dengan bahan lain seperti lemon dan gula. Cengkih juga biasanya digunakan dalam campuran rempah-rempah dan bumbu, seperti bumbu [[pai labu]] dan roti rempah [[speculaas]].
Baris 31 ⟶ 30:
== Sejarah cengkih ==
Awalnya, cengkih hanya tumbuh di 5 pulau kecil di [[Kepulauan Maluku]], yaitu [[Pulau Bacan|Bacan]], [[Pulau Makian, Halmahera Selatan|Makian]], [[Pulau Moti|Moti]], [[Pulau Ternate, Ternate|Ternate]] dan [[Pulau Tidore|Tidore]]. Kemudian, tanaman ini menyebar ke wilayah lainnya di Indonesia.<ref name=":3" /> Pohon cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan [[Ternate Tengah, Ternate|Ternate Tengah]], sekitar 6 km dari pusat kota [[Kota Ternate|Ternate]]. Pohon yang disebut sebagai Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkih.<ref>[http://sains.kompas.com/read/xml/2009/12/04/22353456/duh.pohon.cengkih.tertua.di.dunia.kondisinya.merana Duh, Pohon Cengkih Tertua di Dunia Kondisinya Merana]. Kompas daring. Edisi 4-12-2009.</ref>[[Berkas:Syzygium aromaticum on tree.jpg|jmpl|Cengkih]]Cengkih mulai diperdagangkan ke [[Tiongkok]] dari sekitar 500 SM dan ke [[India]] dari sekitar 200 SM.<ref name=":5">{{Cite book|last=Cribb|first=R. B.|date=2004|url=https://www.worldcat.org/oclc/53793487|title=Historical dictionary of Indonesia|location=Lanham, Md.|publisher=Scarecrow Press|isbn=0-8108-4935-6|edition=2nd ed|others=Audrey Kahin|oclc=53793487}}</ref> Pada abad yang keempat, pemimpin [[Dinasti Han]] dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkih, agar harumlah napasnya. Cengkih, [[pala]] dan [[merica]] sangatlah mahal pada zaman [[Romawi]]. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa [[Bangsa Arab|Arab]] pada [[abad pertengahan]]. Pada akhir abad ke-15, orang [[Portugis]] mengambil alih jalan tukar menukar di [[Samudra Hindia]]. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan [[Perjanjian Tordesillas]] dengan [[Spanyol]], selain itu juga dengan perjanjian dengan [[Kesultanan Ternate]]. Orang [[Portugal|Portugis]] membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari Kepulauan Maluku ke [[Eropa]]. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 [[gram]] emas.
Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang [[Belanda]] pada abad ke-17. Belanda membabat pohon-pohon cengkih untuk membatasi produksi cengkih di luar [[Pulau Ambon|Ambon]] melalui [[Pelayaran Hongi|pelayaran hongi]].<ref name=":5" /> Akan tetapi, akhirnya Prancis berhasil menyelundupkan cengkih ke [[Mauritius]] dan akhirnya tersebar pula ke [[Pulau Pinang|Penang]] dan [[Zanzibar]].<ref name=":5" /> Hal itu menghancurkan monopoli cengkih oleh Belanda.
|