Etimologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Birdfeedservant (bicara | kontrib)
Birdfeedservant (bicara | kontrib)
Baris 24:
Sebagai sebuah bahasa, bahasa Indonesia berasal dari rumpun Melayu, salah satu bagian Austronesia, walaupun kosakatanya di masa kini mencakup kata-kata dari berbagai bahasa. Akar bahasa Melayu dan Austronesia dapat dilihat dalam kemiripan sebutan untuk angka dalam bahasa Indonesia dan misalnya Indonesia: ''dua'' = Tagalog ''dalawa'', ''tiga'' = ''telu'' (Jawa dan Bali) ''tilu'' (Sunda) ''tello' '' (Madura), ''tatlo'' (Filipina). Dan ''telingga'' sama dengan ''talinga'' (Pilipina), sedangkan ''hidung'' dalam Bahasa Filipina berarti ''ilong''. Walaupun begitu, perubahan bahasa telah menguras banyak unsur gramatikal, seperti sistem morfologi: dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Filipina (Tagalog) nasih ada [[infiks]] sedangkan Bahasa Indonesia sudah disederhanakan. Beberapa unsur khusus dalam kosakata, banyak dipinjam dari bahasa-bahasa Sansekerta, Belanda, Arab dan Spanyol. Misalnya, ''saya'' berasal dari Sansekerta sedang ''awak'' masih punya akar Austronesia.
 
Ketika Belanda menjajah Indonesia dari [[abad ke-17]], penjajah itu membawa [[Bahasa Belanda]] bersama mereka. Kelas penguasa berbicara dalam bahasa Belanda, sementara para petani menggunakan bahasa Melayu, bahasa Jawa atau bahasa daerah lain masa itu. Hal ini menyebabkan banyak kata yang berpasangan dalam bahasa Indonesia dan Belanda. Contohnya, ''polisi'' mirip dengan Bahasa PerancisBelanda ''politie''; ''handuk'' dengan ''handdoek'', yang memiliki arti "lap ( doek) tangan (hand)". ''Sepeda'' berasal dari Belanda ''vélicopédevélicopède'' (yang dipinjam Belanda dari Bahasa Perancis). Sesudah Belanda keluar dari Indonesia, banyak perkataan pinjaman Belanda sudah dilatinisasikan: misalnya, ''kwalitet'' (Bld. “kwaliteit”) sering diganti menjadi ''kualitas'' (Latin “qualitas”).
 
Dalam bidang agama, ratusan kata berasal dari Bahasa Arab.