KKN di Desa Penari (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jungan1104 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Rudyindarto (bicara | kontrib)
Tag: menambah plot atau sinopsis dalam jumlah besar
Baris 49:
 
== Alur ==
Nur, Widya, Ayu, Bima, Anton, dan Wahyu adalah 6enam orang mahasiswa yang melaksanakan [[Kuliah Kerja Nyata|kuliah kerja nyata]] (KKN) di sebuah desa terpencil di [[Jawa Timur]]. Namun, mereka sama sekali tidak menyangka bahwa desa yang mereka pilih bukanlah desa biasa. Pak Prabu, sang kepala desa, telah memperingatkan mereka untuk tidak melewati batas gapura terlarang. Beberapayang hari dimembatasi desa tersebut,dengan merekahutan mulaibernama merasakanTapak keanehanTilas. Bima mengalami perubahan sikap dan program KKN mereka akhirnya berantakan.
 
Beberapa hari di desa tersebut, mereka berenam mulai mengalami keanehan. Widya mengalami kerasukan dan lantas melakukan [[tari Jawa]], namun, setelah siuman, dia tidak sadar telah memperagakannya. Mbah Buyut, dukun desa, menyuguhkan Nur, Widya, Ayu, dan Wahyu kopi yang disajikan oleh penduduk desa sebagai persembahan untuk makhluk halus yang mendiami desa. Ketika Widya mengatakan bahwa kopi tersebut manis, Mbah Buyut memberitahukan bahwa kopi tersebut sebenarnya pahit, dan alasan Widya merasakannya sebagai kopi manis adalah karena dia sedang diincar oleh makhluk halus. Suatu hari, Widya dan Wahyu tersesat di hutan karena motor mereka mogok. Mereka bertemu dengan seorang kakek yang mengarahkan mereka ke pementasan tarian Jawa. Mereka dibekali makanan sebelum pulang, namun saat kembali, makanan tersebut ternyata adalah bangkai monyet.
Mereka pun mendapatkan teror sosok penari misterius menyeramkan. Mereka meminta bantuan Mbah Buyut, dukun setempat. Sayangnya, mereka terancam tidak bisa pulang dengan selamat dari desa yang dikenal dengan sebutan desa penari tersebut.
 
Sementara itu, Bima menjadi orang yang pendiam dan sering kali hilang di tengah malam. Anton kerap kali mendengar suara perempuan dari kamar Bima, dan menemukan [[sesajen]] di bawah ranjangnya. Suatu hari, Nur memergoki Bima dan Ayu bertengkar mengenai gelang yang seharusnya Ayu berikan untuk Widya. Mencurigai mereka, Nur pergi ke Tapak Tilas, dimana mereka sedang berduaan. Terungkaplah bahwa selama ini, Bima dan Ayu menjadikan Tapak Tilas sebagai tempat rahasia mereka untuk bersetubuh.
 
Bima mengungkapkan bahwa pada malam pertama dia ada di desa, dia memimpikan seorang penari Jawa bernama Dawu yang melilitkan Widya menggunakan seekor ular. Demi keselamatan Widya, Bima harus melayani Dawu dengan menyajikan sesajen di Tapak Tilas, serta memberikan peralatan rias Jawa sebagai jimat untuk keselamatan Widya. Namun, Nur menyalahkan Bima karena ajaran Dawu adalah sesat, dan dia hanya memperalat Bima untuk mencelakakan Widya. Saat mengemasi barang-barang mereka, Nur menemukan peralatan rias Dawu di tas Ayu dan menduga bahwa Ayu juga diperalat oleh Dawu.
 
Keesokan harinya, Nur mengumumkan bahwa mereka berenam harus menghentikan KKN mereka dan pulang. Malamnya, Bima tiba-tiba bergerak menuju Tapak Tilas. Widya menyusulnya dan mendapati pentas tarian Dawu di [[pendopo]] terbengkalai. Di saat yang sama, Nur menemukan Ayu sekarat di ranjang. Warga desa akhirnya menemukan tubuh Bima di Tapak Tilas dalam kondisi telanjang dan sekarat. Setelah Nur menceritakan apa yang telah mereka perbuat, Pak Prabu mengungkapkan bahwa "Dawu" adalah julukan warga desa untuk penari Jawa, dan identitas wanita yang telah menghantui mereka adalah Badarawuhi, arwah Dawu yang menjadi "pemilik" desa.
 
Mbah Buyut memasuki dunia arwah bernama Angkoromurko, dimana Widya dihalang-halangi pergi oleh penonton tarian Dawu. Meskipun Widya berhasil diselamatkan, Mbah Buyut tidak dapat menyelamatkan Bima dan Ayu. Dia mengatakan bahwa Bima telah berulang kali bersetubuh dengan Badarawuhi, dan anak-anak hasil hubungan mereka adalah penonton tarian Dawu. Sebagai hukuman atas perzinaan Bima dan Ayu di Tapak Tilas, sukma mereka akan selamanya terperangkap di Angkoromurko, dimana Ayu dipaksa menjadi pengganti Widya sebagai penerus tarian Dawu.
 
Di akhir film, diungkapkan bahwa Bima meninggal empat hari setelah Nur, Widya, Anton, dan Wahyu meninggalkan desa, sementara Ayu meninggal tiga bulan kemudian.
 
== Pemeran ==